Jawa…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Jum'at, 3 Agustus 2012

Awalnya dia adalah nama sebuah pulau, konon berasal dari bahasa sansekerta Yawadvipa  - pulau penghasil jawawut, jenis tanaman yang banyak terdapat di pulau ini di jaman kuno. Sejak masa colonial abad 17-20, Jawa dikenal dunia sebagai penghasil kopi, sehingga ‘nama lain’ dari kopi adalah java. Di jaman modern – abad terkahir, dimana orang menghabiskan waktu berjam-jam bekerja di depan computer sambil minum kopi, maka java pun kini menjadi nama sebuah bahasa pemrograman terkenal. Tetapi Jawa atau java bukan hanya pulau, bukan hanya kopi, bukan hanya bahasa pemrograman. Jawa adalah sebuah potensi, sebuah pasar, sebuah tanggung  jawab besar yang kini menunggu…


Pulau yang luasan areanya hanya sepertiga Jepang atau separuh dari Inggris ini, dihuni oleh penduduk yang jumlahnya lebih besar dari seluruh penduduk Jepang dan kurang lebih dua kali penduduk Inggris. Dari 242 negara yang ada di dunia, hanya ada 9 negara yang penduduknya melebihi pulau Jawa !. Hanya China, India, Amerika, Indonesia, Brazil, Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Russia yang penduduknya melebihi jumlah penduduk Jawa. Sebanyak 233 negara di dunia masing-masing penduduknya kurang dari penduduk pulau Jawa.

Di Indonesia sendiri, Jawa hanyalah daratan yang luasnya tidak lebih dari 6.5 % luas daratan Indonesia. Tetapi daratan yang kecil ini dihuni oleh sekitar 57 % dari penduduk Indonesia.

Di Jawa orang berjubel sampai 1,026 penduduk per km2, sementara pulau-pulau besar terpadat lain di dunia hanya dihuni kurang dari separuh kepadatan Jawa. Pulau besar terpadat kedua di dunia adalah Honshu di Jepang di huni 447 penduduk per km2, dan ketiga Luzon di Phillipina dihuni hanya 441 penduduk per km2.

Lantas apa artinya Jawa ini bagi Anda ?. Tergantung pada siapa Anda dan bagaimana Anda melihat sesuatu, Anda bisa melihatnya sebagai suatu masalah atau suatu potensi.

Bila Anda ingin mencalonkan diri untuk menjadi presiden pada tahun 2014 mendatang, memenangkan Jawa bisa berarti memenangkan Indonesia karena 57 % pemilih akan berasal dari pulau ini. Tetapi bila Anda bener-bener terpilih, bila Anda tetap tidak bisa memakmurkan pulau ini – akan berarti lebih dari separuh penduduk Anda tetap miskin – dan ini akan menjadi pertanggung jawaban Anda di dunia maupun akhirat.

Data terakhir per tahun lalu, penduduk pulau Jawa – bila dikeluarkan penduduk Jakarta (berarti ada sekitar 127 juta orang), memiliki PDB per kapita yang hanya Rp 23.8 juta atau hanya sekitar 55% dari nishab zakat yang 20 Dinar. Padahal dua abad lalu, ketika Jawa baru dihuni sekitar 5 juta orang – pada saat Sir Thomas Stamford Raffles menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda di Jawa, dia ‘memotret’ Jawa sebagai ‘pulau yang tidak ada duanya di dunia…’.

Bila Anda seorang pemasar global untuk produk-produk konsumer, menguasai pasar Jawa berarti sama dengan atau lebih besar dari menguasai pasar masing-masing negara di luar 9 negara tersebut di atas. Konsentrasi penduduk yang begitu tinggi di dalam wilayah yang sempit membuat distribution cost yang rendah dan marketing campaign yang efektif, walhasil Jawa bisa menjadi single profit center yang luar biasa dari pasar Anda.

Bila Anda seorang ahli kependudukan atau ahli lingkungan, Jawa bisa menjadi mimpi buruk Anda. Bagaimana begitu banyak orang tinggal di suatu wilayah yang sempit akan bisa sustainable dalam jangka panjang ?. Dari mana air bersih untuk mereka ?, dimana mereka akan tinggal ?, bagaimana mengamankan udara agar tidak tercemar secara berlebihan untuk kelangsungan hidup mereka ?.

Bila Anda seorang ekonom atau pengamat sosial, Jawa bisa menjadi case study yang sempurna bagi Anda. Bagaimana penduduk yang berjubel ini memenuhi kebutuhannya ?, Bagaimana lapangan kerja tercipta secara cukup untuk mereka semua ? Bagaimana mencegah urbanisasi lebih lanjut – agar tidak menambah ketidak seimbangan di pulau ini ?.

Bagi kita semua yang ingin masuk golonggan orang-orang beriman, ada surga dan ada pula neraka di Jawa. Begitu banyak peluang untuk berdakwah dan beramal nyata memenuhi kebutuhan 136 juta orang dalam satu pulau, bila itu bisa kita lakukan insyaallah bisa menjadi pemberat yang nyata bagi amal kebajikan kita di yaumul hisab.

Tetapi sebaliknya juga bisa terjadi, bila kita mengabaikan begitu banyak kemiskinan di sekitar kita atau bahkan melanggengkan system pemiskinan jabariyah – yang memaksa sebagian besar dari 136 juta orang tetap miskin meskipun mereka sudah bekerja keras, akan kah Allah mengampuni dosa kita ?.

Jawa bukan hanya pulau, bukan hanya kopi dan bahasa pemrograman. Jawa adalah sebuah peluang besar, dan sebuah peringatan yang nyata.  Wa Allahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar