Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika kekufuran, kerusakan dan kedhaliman sudah begitu meluas di dunia, Sang Pemimpin berusaha membangun pertahanan bagi rakyatnya – agar mereka bisa mempertahankan keimanannya dan tetap bisa hidup di jalan yang lurus. Cara yang efektif adalah membangun komunitas-komunitas masyarakat yang bisa saling menjaga dan mencukupi. Komunitas ini tinggal dalam suatu lingkungan yang disebut The Cave , Al-Kahfi atau Gua, tempat yang kebal dari pengaruh luar !
Dengan
jumlah penduduk bermilyar yang melingkupi kurang lebih separuh penduduk
bumi, tidak ada gua yang cukup besar untuk menampung rakyat Dinarian
saat itu, tidak juga ada cukup desa yang bisa mejadi tempat tinggalnya.
Maka The Cave terwujud
dalam berbagai bentuknya, bisa berupa lingkungan fisik, bisa berupa
lingkungan virtual. Bisa terdiri dari desa-desa pertanian yang mandiri,
bisa pula berupa apartemen-apartemen bertingkat tinggi di daerah
perkotaan.
Masyarakat-masyarakat petani mandiri hidup di The Cave yang berupa klaster pertanian di daerahnya, masyarakat professional perkotaan tinggal di The Cave
yang berupa apartemen-apartemen yang dirancang khusus untuk ini.
Masyarakat yang tidak bisa tinggal berkelompok secara fisik satu sama
lain, tetap bisa tinggal dalam The Cave yang bersifat virtual.
Meskipun perwujudan The Cave
bisa berbeda, tetapi ada persamaan yang mendasar di antara mereka yaitu
penjagaan keimanan mereka, perjuangan untuk membentengi diri bebas dari
pengaruh negatif dari luar, perjuangan untuk bersama-sama membentuk ecosystem mandiri yang anggotanya bisa saling memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Bagaimana
mereka memenuhi segala kebutuhan hidupnya ?, berikut adalah
sektor-sektor penting yang menjadi fondasi tumpuan kemandirian itu.
Pangan
Untuk kebutuhan pokok pangan, masyarakat The Cave
yang tinggal di klaster-klaster pertanian dan perkebunan mengoptimalkan
lahan-lahan yang ada untuk memberikan hasil yang maksimal. Pangan tidak
harus dihasilkan di tanah terbuka, bisa juga di tanam di lahan
tertutup.
Ketika
lahan pertanian menjadi semakin terbatas, maka teknologi pertanian yang
intensif bisa menghasilkan pertanian yang bahkan tanpa membutuhkan
tanah melalui teknologi hydroponic, aeroponic, vertical farming dlsb.
Bahkan masyarakat yang tinggal di apartemen The Cave
-pun bisa mencukupi sebagian kebutuhan pangannya dari tanaman-tanaman
yang berada di teras dan atap apartemennya. Kebutuhan yang tidak
tercukupi baru didatangkan dari klaster-klaster pertanian yang ada.
Air
Untuk menjamin kecukupan air dipakai dua pendekatan yaitu yang disebut hard path dan soft path. Hard path adalah mengelola air dengan cara yang konvensional berupa waduk-waduk tadah hujan, dam, bendungan, penampungan air skala rumah tangga, penampungan air skala komunitas dlsb.
Yang kedua adalah mengelaola air dengan pendekatan soft path berupa soil storage
– lahan-lahan pertanian, perkebunan, kehutanan yang digemburkan dengan
bakteri khusus sehingga bisa menangkap dan menyimpan air dalam jumlah
besar.
Pendekatan soft path ini jauh lebih murah dibandingkan dengan pendekatan hard path,
sekaligus juga tanah soil strorage menjadi tanah-tanah yang subur yang
dapat melonjakkan produktifitas tanaman di atasnya . Dengan demikian
pendekatan soft path yang dioptimalkan juga dapat menjadi penunjang pemenuhan kebutuhan pangan, sekaligus energi.
Energi
Energi
yang utama dihasilkan dari tanaman. Hampir secara keseluruhan tanaman
atau limbah tanaman dapat dikonversi menjadi energi. Bioethanol dapat
dihasilkan dari tanaman yang mengandung pati, bisa dihasilkan dari
tanaman yang mengandung gula, dan bisa dihasilkan dari limbah-limbah
tanaman yang mengandung serat.
Ketika
lahan-lahan pertanian dikelola dengan ecosystem yang sempurna, maka
total biomassa yang dihasilkan akan maksimal. Total biomassa limbah
pertanian inilah yang menjadi sumber energi kedepan.
Diluar
limbah pertanian konvensional, energi bioethanol juga dihasilkan dari
hasil budidaya organisme sederhana yang disebut algae. Algae mudah
tumbuh secara luas dengan tingkat produksi yang luar biasa besar karena
dia bisa dibudidayakan di tempat yang selama ini nyaris tidak terpakai
secara optimal yaitu laut. Sekitar 70 % permukaan bumi adalah lautan,
dan di lautan inilah tersimpan kekayaan energi yang luar biasa itu.
Sumber
energi lain yang melimpah adalah matahari, ongkos produksi energy
matahari ini terus menurun seiring dengan perkembangan teknologi solar cell. Keuntungan lain dari energi sinar matahari adalah sumbernya ( matahari ) menjangkau seluruh lokasi dimana The Cave berada.
Maka dengan kombinasi energi dari limbah tanaman, algae dan matahari, masyarakat The Cave dapat memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri dengan energi yang bersih yang tidak merusak lingkungan.
Pasar
Intra dan inter komunitas The Cave
terjalin komunikasi yang efektif dengan teknologi telekomunikasi yang
pari purna. Pasar secara mudah terbentuk secara fisik maupun virtual.
Kebutuhan komunitas The Cave
terpenuhi sebagiannya antar sesama anggota komunitas The Cave itu
sendiri, dan kebutuhan yang tidak terpenuhi akan dipenuhi komunitas lain
yang fokus pada produk-produk khusus yang menjadi kebutuhan komunitas The Cave secara keseluruhan.
Klaster
produsen pangan akan memproduksi pangan dalam jumlah besar, klaster
energi akan memproduksi energi dalam jumlah besar, klaster industri
kecil akan memproduksi kebutuhan sandang dlsb.
Di
pasar hanya ada pedagang, tidak ada calo. Produsen dijamin bisa
langsung kepedagang, dan dari pedagang langsung mendistribusikannya ke end user. Jalur pendek ke pasar dari produsen – pedagang- end user inilah yang akan menjamin kecukupan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.
Uang
Sebagaimana
nama negeri Dinarian – negeri yang rakyatnya menggunakan Dinar sebagi
uang, tentu uang yang berlaku di negeri tersebut adalah Dinar. Tetapi
bagaimana menggunakan Dinar ini dalam kebutuhan sehari hari seperti
membeli sayur, baju dlsb ?.
Maka uang Dinar tersebut dipecah dalam satuan terkecil yang disebut sensen (¢¢) yaitu
seperseratus dari seperseratus – atau seper sepuluh ribu Dinar. Dengan
sensen ini maka jual beli kebutuhan sehari-hari menjadi make a sense. Seikat bayem harganya 10 ¢¢, sebutir telur berharga 4 ¢¢, gaji pegawai baru 20,000 ¢¢ (2 Dinar), harga apartemen 1,500,000 ¢¢ (150 Dinar), naik O-JEX ongkosnya 50 ¢¢ dst.
Karena 1 ¢¢ setara dengan emas seberat 0.000425 gram, maka dia tidak harus dicetak – dia tersimpan di Trusted Third Party (TTP) yang disebut Sharf (tempat penukaran uang). Pembayaran dengan ¢¢ dapat
dilakukan dengan teknologi yang ada pada jamannya, bisa berupa alat apa
saja yang dilengkapi dengan instrumen pembayaran khusus.
Nilai ¢¢ dijaga
berimbang dengan harga emas yang bergerak di seluruh dunia baik di
negeri Dinarian mapun diluar Dinarian. Ini untuk menjaga agar ¢¢ Dinarian
tidak lebih rendah sehingga mengundang niat jahat dari luar Dinarian
untuk mengambil emas Dinarian, juga tidak lebih tinggi sehingga membuat
harga barang-barang kebutuhan di Dinarian menjadi tidak terjangkau.
Pendidikan
Misi utama The Cave
adalah menyediakan lingkungan yang mandiri dan kebal pengaruh luar,
tidak berarti bahwa masyarakat yang hidup di dalamnya menjadi
terbelakang jauh dari kemajuan jaman.
Justru sebaliknya, segala macam fasilitas pendidikan yang berkwalitas tinggi ada di setiap The Cave.
Mulai dari sekolah dengan standar baku yang unggul yang disebut Kuttab,
masjid, perpustakaan, laboratorium science, laboratorium luar ruang,
sampai laboratorium bahasa yang unggul – semua tersedia.
Dari
masyarakat yang berkumpul dan berinteraksi dalam suatu komunitas yang
bernuansa ilmu dan peradaban yang tinggi inilah dilahirkan generasi very high average. Generasi unggulan, yaitu generasi rata-rata tetapi dengan rata-rata yang sangat tinggi.
Dari
generasi unggulan inilah Dinarian melahirkan para pemimpin, para
ilmuwan, para ulama, para prajurit, petani, ahli pengobatan dlsb. yang
keseluruhnya berkwalitas unggul.
Saat komunitas The Cave mencapai tingkatan generasi unggulan itulah
mereka siap berinteraksi dengan dunia luar yang rusak dan yang dholim
sekalipun tanpa harus terpengaruhi ikut rusak atau ikut dhalim.
Sebaliknya mereka bisa menjadi guru bagi dunia saat itu, meluruskan
iman, memperbaiki kerusakan dan mencegah kedzaliman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar