Oleh: Muhaimin Iqbal
Sembilan abad sebelum VOC menguasai Nusantara dan delapan abad sebelum Columbus berlayar ke barat dalam upaya menemukan pulau-pulau di timur (East Indies), dunia Islam sudah menguasai perdagangan dunia yang mencakup bagian dari tiga benua. Sembilan abad sebelum negeri Belanda dan Inggris belajar membuat bank, dunia Islam sudah memiliki institusi dan instrumen keuangan yang canggih. Tetapi di mana kita seabad terakhir ini ?
Bukti
kekuatan perdagangan Islam di masa lampau itu bahkan masih bisa kita
lihat di museum nasional kita. Hampir satu setengah abad setelah VOC
menguasai Nusantara, ketika mereka mau mencetak uang untuk negeri
jajahannya ini mereka terpaksa mencetaknya dengan uang Islam dan
berbahasa Arab yaitu Derham Min Kompeni Welandawi (Dirham dari Kompeni Belanda).
Ini
menunjukkkan bahwa dunia perdagangan di Nusantara saat itu dikuasai
oleh pedagang Muslim yang sudah berkembang di wilayah ini sejak
berabad-abad sebelumnya. Sekitar sembilan abad sebelum VOC menginjakkan
kakinya di Nusantara ini, dunia perdagangan Islam yang melingkupi
sebagian wilayah Eropa, sebagian Afrika dan sebagian Asia telah jauh
lebih dahulu hadir di sini.
Saat itu perdagangan global Islam sudah didukung oleh institusi dan instrumen keuangan Islam nan canggih untuk jamannya seperti Sharf (sekarang bank, money changer), Safatij (Jamak dari Suftajah – sekarang Bill of Payment atau Bill of Lading), Sukuk ( jamak dari Sakk – awal muawal cek yang kita kenal sekarang) dlsb.
Keunggulan
perdagangan Islam di dunia yang berlangsung sekitar 13 abad, runtuh
seabad terakhir dan titik nadhirnya pada generasi kita di jaman ini.
Umat yang jumlahnya mencapai sekitar ¼ penduduk dunia itu, kini
terperdaya oleh segelintir kekuatan ekonomi kapitalisme ribawi yang
menguasai dunia.
Kok bisa ini terjadi ? di mana kita ? di mana umat yang disebut oleh Sang Pencipta sebagai “…padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” ? (QS 3:139).
Kita
terlena dengan pekerjaan kita, kita puas dengan apa yang sudah kita
miliki sehingga kita kehilangan daya juang kita. Kita tidak membaca
perubahan jaman dan perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Ekonomi
dunia sekarang didominasi industri jasa seperti pada grafik disamping,
porsi terbesar dari industri jasa intinya adalah perdangan dalam
berbagai bentuknya. Porsi pertanian menurun, demikian pula porsi industri. Porsi Jasalah yang terus meningkat.
Industri
jasa jangan diartikan seperti jasa potong rambut, jasa antar surat dlsb
– yang ini tentu masuk industri jasa tetapi industri jasa jauh lebih
luas dari sekedar contoh-contoh klasik ini. Penguasa pasar di jaman ini
adalah penguasa industri jasanya.
Tahun
2004 Motorola V RAZR menjadi primadona handphone canggih dengan design
sangat ramping yang mempesona dunia – orang antri untuk membelinya, dua
tahun kemudian orang antri untuk membeli salah satu seri Nokia
Communicator, tahun lalu orang rela antri berjubel dan bahkan sebagian
pingsan gara-gara antri untuk membeli Blackberry – dan pekan lalu orang
kembali antri tetapi produknya lain lagi yaitu versi terbaru dari
iPhone.
Berbagai
merek handphone yang mendominsai pasar silih berganti dengan sangat
cepat tersebut bukan hanya sekedar produk industri manufaktur,
terbesarnya adalah justru industri jasa. Mulai dari riset dan
pengembangan produk, design, jaringan pengembang software pendukung,
strategi promosi, distribusi produksi, jaringan pemasaran dlsb-dlsb.
Perebutan
di pasar handphone ini menjadi contoh dari pergerakan penguasaan pasar
di dunia modern saat ini, sekali lagi di mana kita dalam perebutan
tersebut ? kita tidak ikut berebut pasar tetapi kitalah yang mereka
perebutkan sebagai pasarnya !.
Walhasil
di jaman ini tentu produk-produk pertanian perlu terus ditingkatkan
karena kalau tidak siapa yang menyediakan pangan dan bahan baku lainnya.
Industri perlu dikuasai karena kalau tidak kita akan tergantung pada
kemampuan produksi orang lain. Tetapi lebih dari itu semua, perdagangan
modern dengan mengintegrasikan industri jasa yang komplek dan canggih
juga harus kita kuasai – agar umat ini kembali unggul sebagaimana
fitrahnya yang disebutkan di ayat Al-Qur’an tersebut di atas.
Pentingnya
menguasai perdagangan ini juga tersirat dari salah satu surat di
Al-Qur’an yaitu surat Quraisy, diambil dari nama suku Quraisy yang punya
kebiasaan berdagang ke berbagai negeri. Agama ini diturunkan pertama
kalinya di suku tersebut juga antara lain karena karakter dan
kebiasaannya ini, sehingga kelak Islam mudah dengan cepat menyebar ke
seluruh dunia – oleh orang-orang yang ringan kaki untuk bepergian –
yaitu para pedagang.
Tanggung
jawab besar untuk mengembalikan dan meneruskan misi memimpin dunia
melalui perdagangan itu kini ada di pundak umat yang hidup di jaman ini
!. Mengapa ?
Pertama karena di jaman kita ini kapitalisme ribawi akan segera runtuh sehingga
dibutuhkan kekuatan lain yang bisa memakmurkan dunia. Kedua umat ini
sudah dibekali dengan petunjuk yang sangat komprehensif untuk mengelola
sumber daya alam, menjelajahi dunia dan segala peraturan perdagangan
yang adil dan sangat detil – tanpa perlu repot-repot merumuskannya lagi.
Ketiga
umat ini juga diletakkan Allah di lokasi-lokasi paling strategis dari
bumi ini. Sedangkan lokasi, lokasi dan lokasi adalah tiga hal utama
untuk menguasai perdagangan. Makkah tempat berdiamnya suku Quraisy
adalah pusat dari bumi ini, Anda bisa saksikan melalui video dokumenternya dengan klik disini.
Kita
yang hidup di negeri ini adalah jumlah muslim terbesar yang berada
dalam satu negeri. Negeri kita berada di pusat lalu lintas kapal yang
paling strategis, yang dilalui oleh perdagangan paling ramai di dunia –
yaitu antara Jepang, China, Korea dengan pasar terbesar mereka di Arab,
Afrika dan Eropa.
Dengan
begitu banyak petunjuk dan dengan begitu panjang sejarah yang
membuktikan keunggulan umat ini – masak kita tidak yakin akan bisa
bangkit kembali menjadi umat yang unggul yang sangat dibutuhkan dunia
saat ini ?. Insyaallah kita bisa, syaratnya yang terpenting hanya satu
seperti terungkap di ayat tersebut di atas yaitu – “…Jika kamu orang-orang beriman !”. Setelah itu kita tinggal membuktikan keimanan kita dengan kerja keras dan beramal dengan sebaik-baik amal. InsyaAllah !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar