Peluang Unggul Di Industri Jasa…

Senin, 24 Desember 2012
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sembilan abad sebelum VOC menguasai Nusantara dan delapan abad sebelum Columbus berlayar ke barat dalam upaya menemukan pulau-pulau di timur (East Indies), dunia Islam sudah menguasai perdagangan dunia yang mencakup bagian dari  tiga benua. Sembilan abad sebelum negeri Belanda dan Inggris belajar membuat bank, dunia Islam sudah memiliki institusi dan instrumen keuangan yang canggih. Tetapi di mana kita seabad terakhir  ini ?


Bukti kekuatan perdagangan Islam di masa lampau itu bahkan masih bisa kita lihat di museum nasional kita. Hampir satu setengah abad setelah VOC menguasai Nusantara, ketika mereka mau mencetak uang untuk negeri jajahannya ini mereka terpaksa mencetaknya dengan uang Islam dan berbahasa Arab yaitu Derham Min Kompeni Welandawi (Dirham dari Kompeni Belanda).

Ini menunjukkkan bahwa dunia perdagangan di Nusantara saat itu dikuasai oleh pedagang Muslim yang sudah berkembang di wilayah ini sejak berabad-abad sebelumnya. Sekitar sembilan abad sebelum VOC menginjakkan kakinya di Nusantara ini, dunia perdagangan Islam yang melingkupi sebagian wilayah Eropa, sebagian Afrika dan sebagian Asia telah jauh lebih dahulu hadir di sini.

Saat itu perdagangan global Islam sudah didukung oleh institusi dan instrumen keuangan Islam nan canggih untuk jamannya seperti Sharf (sekarang bank, money changer), Safatij (Jamak dari Suftajah – sekarang Bill of Payment atau Bill of Lading), Sukuk ( jamak dari Sakk – awal muawal cek yang kita kenal sekarang) dlsb.

Keunggulan perdagangan Islam di dunia yang berlangsung sekitar 13 abad, runtuh seabad terakhir dan titik nadhirnya pada generasi kita di jaman ini. Umat yang jumlahnya mencapai sekitar ¼ penduduk dunia itu, kini terperdaya oleh segelintir kekuatan ekonomi kapitalisme ribawi yang menguasai dunia.

Kok bisa ini terjadi ? di mana kita ? di mana umat yang disebut oleh Sang Pencipta sebagai “…padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” ? (QS 3:139).

Kita terlena dengan pekerjaan kita, kita puas dengan apa yang sudah kita miliki sehingga kita kehilangan daya juang kita. Kita tidak membaca perubahan jaman dan perkembangan teknologi yang begitu pesat.

Ekonomi dunia sekarang didominasi industri jasa seperti pada grafik disamping, porsi terbesar dari industri jasa intinya adalah perdangan dalam berbagai bentuknya. Porsi pertanian menurun, demikian pula  porsi industri. Porsi Jasalah yang terus meningkat.

Industri jasa jangan diartikan seperti jasa potong rambut, jasa antar surat dlsb – yang ini tentu masuk industri jasa tetapi industri jasa jauh lebih luas dari sekedar contoh-contoh klasik ini. Penguasa pasar di jaman ini adalah penguasa industri jasanya.

Tahun 2004 Motorola V RAZR menjadi primadona handphone canggih dengan design sangat ramping yang mempesona dunia – orang antri untuk membelinya, dua tahun kemudian orang antri untuk membeli salah satu seri Nokia Communicator, tahun lalu orang rela antri berjubel dan bahkan sebagian pingsan gara-gara antri untuk membeli Blackberry – dan pekan lalu orang kembali antri tetapi produknya lain lagi yaitu versi terbaru dari iPhone.

Berbagai merek handphone yang mendominsai pasar silih berganti dengan sangat cepat tersebut bukan hanya sekedar produk industri manufaktur, terbesarnya adalah justru industri jasa. Mulai dari riset dan pengembangan produk, design, jaringan pengembang software pendukung, strategi promosi, distribusi produksi, jaringan pemasaran dlsb-dlsb.

Perebutan di pasar handphone ini menjadi contoh dari pergerakan penguasaan pasar di dunia modern saat ini, sekali lagi di mana kita dalam perebutan tersebut ? kita tidak ikut berebut pasar tetapi kitalah yang mereka perebutkan sebagai pasarnya !.

Walhasil di jaman ini tentu produk-produk pertanian perlu terus ditingkatkan karena kalau tidak siapa yang menyediakan pangan dan bahan baku lainnya. Industri perlu dikuasai karena kalau tidak kita akan tergantung pada kemampuan produksi orang lain. Tetapi lebih dari itu semua, perdagangan modern dengan mengintegrasikan industri jasa yang komplek dan canggih juga harus kita kuasai – agar umat ini kembali unggul sebagaimana fitrahnya yang disebutkan di ayat Al-Qur’an tersebut di atas.

Pentingnya menguasai perdagangan ini juga tersirat dari salah satu surat di Al-Qur’an yaitu surat Quraisy, diambil dari nama suku Quraisy yang punya kebiasaan berdagang ke berbagai negeri. Agama ini diturunkan pertama kalinya di suku tersebut juga antara lain karena karakter dan kebiasaannya ini, sehingga kelak Islam mudah dengan cepat menyebar ke seluruh dunia – oleh orang-orang yang ringan kaki untuk bepergian – yaitu para pedagang.

Tanggung jawab besar untuk mengembalikan dan meneruskan misi memimpin dunia melalui perdagangan itu kini ada di pundak umat yang hidup di jaman ini !. Mengapa ?

Pertama karena di jaman kita ini kapitalisme ribawi akan segera runtuh sehingga dibutuhkan kekuatan lain yang bisa memakmurkan dunia. Kedua umat ini sudah dibekali dengan petunjuk yang sangat komprehensif untuk mengelola sumber daya alam, menjelajahi dunia dan segala peraturan perdagangan yang adil dan sangat detil – tanpa perlu repot-repot merumuskannya lagi.

Ketiga umat ini juga diletakkan Allah di lokasi-lokasi paling strategis dari bumi ini. Sedangkan lokasi, lokasi dan lokasi adalah tiga hal utama untuk menguasai perdagangan. Makkah tempat berdiamnya suku Quraisy adalah pusat dari bumi ini, Anda bisa saksikan melalui video dokumenternya dengan klik disini.

Kita yang hidup di negeri ini adalah jumlah muslim terbesar yang berada dalam satu negeri. Negeri kita berada di pusat lalu lintas kapal yang paling strategis, yang dilalui oleh perdagangan paling ramai di dunia – yaitu antara Jepang, China, Korea dengan pasar terbesar mereka di Arab, Afrika dan Eropa.

Dengan begitu banyak petunjuk dan dengan begitu panjang sejarah yang membuktikan keunggulan umat ini – masak kita tidak yakin akan bisa bangkit kembali menjadi umat yang unggul yang sangat dibutuhkan dunia saat ini ?. Insyaallah kita bisa, syaratnya yang terpenting hanya satu seperti terungkap di ayat tersebut di atas yaitu – “…Jika kamu orang-orang beriman !”. Setelah itu kita tinggal membuktikan keimanan kita dengan kerja keras dan beramal dengan sebaik-baik amal. InsyaAllah !.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar