Oleh: Muhaimin Iqbal
Pada tahun 1952 Florence May Chadwick berusaha untuk menjadi wanita pertama yang berenang sejauh 26 miles dari pantai California ke pulau Catalina - hampir sama dengan jarak Jakarta-Bogor ! Setelah berenang 15 jam di laut yang sangat dingin dan sesekali berpapasan dengan ikan hiu, dia mulai ragu apa bisa sampai ke pantai karena jarak pandangnya yang terhalang oleh kabut tebal. Dia terus berenang sampai satu jam kemudian dan akhirnya menyerah. Duduk termenung di kapal yang menyelamatkannya, dia menyesal setelah mengetahui pantai yang dituju sebenarnya hanya kurang dari 1 mile lagi - jarak pandang menghalanginya untuk sampai tujuan.
Dalam
bercita-cita, berkarir, berusaha dlsb. kita akan sulit mencapai tujuan
manakala tujuan itu berada diluar jarak pandang kita. Sesuatu yang
berada diluar jarak pandang tidak bisa dilihat jauh dekatnya, tidak bisa
diukur daya tahan resources yang dibutuhkannya.
Lantas
apakah dengan demikian kita tidak bisa memiliki cita-cita yang jauh
kedepan ? cita-cita yang berada dibalik cakrawala ? Tentu bisa, tetapi
cita-cita yang jauh berada diluar jarak pandang itu harus bisa di-breakdown
melalaui beberapa tahap batu loncatan (milestones) yang masing-masing
‘batu’ nampak jelas terlihat dari ‘batu’ sebelumnya. Atau dengan kata
lain ‘batu’ yang berikutnya harus berada pada jarak pandang dari ‘batu’
tempat kita berdiri saat ini, begitu seterusnya. Lihat ilustrasinya di
atas.
Di antara satu ‘batu’ dengan ‘batu’ berikutnya juga tidak harus memiliki jarak yang fix, bisa diperdekat bila jarak pandang memburuk – bisa diperjauh bila jarak pandang membaik.
Dalam
dunia usaha jarak pandag yang memburuk itu misalnya karena krisis yang
menimbulkan ketidak pastian usaha, orang tidak yakin akan apa yang
terjadi tahun depan – maka ‘batu’ berikutnya itu kita taruh pada posisi
tahun ini juga – yang masih berada pada jarak pandang kita. Nanti di
akhir tahun ini atau awal tahun depan kita coba lihat lagi ‘batu’
berikutnya.
Sebaliknya jarak pandang yang membaik itu bisa ditimbulkan oleh pemerintah dan system hukum yang reliable dan stabil, para pelaku usaha akan berani berinvestasi dan membuat perencanaan-perencanaan bisnis jangka panjang.
Jarak pandang juga ditentukan oleh jenis industry atau bidang usaha. Bidang-bidang usaha seperti teknologi-informasi, software dan bidang-bidang usaha yang bersifat trend – mudah sekali berubah environment usahanya sehingga ‘batu-batu’ tersebut harus diletakkan berdekatan satu sama lain.
Bidang usaha yang entry barrier-nya
berat seperti industry dasar, pertanian/perkebunan besar, industry yang
membutuhkan investasi besar dlsb. lebih sulit di-’ganggu’ oleh
pemain baru sehingga mereka bisa membuat rencana-rencana jangka panjang
dengan relatif aman untuk men-justifikasi investasi usaha-nya.
Walhasil
ketika cita-cita Anda tinggi dan masih jauh dibalik cakrawala, coba
uraikan dengan meletakkan ‘batu-batu’ di antaranya – yang masing-masing
batu dengan batu berikutnya berjarak maksimal hanya sejauh mata bisa
memandang, insyaallah cita-cita tersebut akan lebih mudah dicapai.
Jarak
pandang tidak harus dengan mata, bisa dengan hati, dengan akal dan
dengan berbagai cara lain yang bisa kita gunakan untuk mendeteksi
‘jarak’.
Seperti apa yang
dialami oleh Florence May Chadwick di awal tulisan ini, dua bulan
setelah kegagalannya – dia mencoba kembali berenang dari pantai
California ke Catalina. Kabut tebal tetap menghalangi pandangannya,
tetapi di hatinya tertanam tekad yang sangat kuat bahwa pantai yang
ditujunya dekat. Kali ini bukan hanya dia berhasil, bahkan
keberhasilannya memecahkan rekor dua jam lebih cepat dari yang
sebelumnya ditempuh perenang pria.
Maka
lihatlah cita-cita Anda yang tinggi dan jauh dibalik cakrawala itu,
bila dia masih begitu jauh sehingga berada diluar jarak pandang
mata/hati/pikiran Anda – barangkali memang perlu ‘batu-batu’ loncatan
sebelum sampai pada cita-cita yang sesungguhnya. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar