Oleh: Muhaimin Iqbal
Pada usianya yang ke 15, Abdullah bin Abas menjadi staff ahli paling penting di era khalifah Umar bin Khattab. Pada usia 17 tahun Usamah bin Zaid menjadi panglima perang dan Abdul Malik putra Umar bin Abdul Aziz menjadi menteri. Pada usia 18 tahun Al Bukhari mulai menulis kitab dan Ibnu Khaldun mulai menjadi ilmuwan penting. Harun Ar Rasyid khalifah paling hebat dari dinasti Bani Abbasiyyah dilantik pada usia 20 tahun. Muhammad Al-Fatih - penakluk Konstantinopel – menjadi Sultan ke 7 Turki Utsmani pada usianya 22 tahun. Lantas dimana generasi anak muda kini di rentang usia 15 – 22 tahun tersebut ?
Mayoritasnya
mereka masih sekolah dengan dukungan penuh dari orang tuanya bahkan
sampai beberapa tahun sesudahnya. Ini bagi kelompok yang masih
beruntung, sekitar 25 %-nya menjadi kelompok yang kurang beruntung dan
terjangkiti penyakit generasi yang disebut NEET – Not in Employment, Education or Training – alias menganggur total.
Yang
berhasil dibidang pendidikannya, kemudian masuk lapangan kerja-pun
hasilnya tidak banyak membawa perubahan. Lulusan-lulusan sekolah ekonomi
terbaiknya belum bisa mengeluarkan ekonomi negeri ini dari belenggu
kapitalisme ribawi dan belum bisa mengeluarkan hampir separuh penduduk
negeri ini dari tingkat kemiskinan dengan standar daya beli US$ 2/hari.
Lulusan
teknologi terbaiknya belum bisa melepaskan negeri ini dari
produk-produk teknologi impor, dari yang sederhana telepon genggam
sampai mobil yang semuanya masih didominasi produk impor.
Lulusan pertaniannya yang berjibun jumlahnya belum berhasil mengolah negeri ijo royo-royo
ini untuk setidaknya swasembada pangan dalam arti yang sesungguhnya,
yaitu kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Lulusan
farmasi dan kedokteran -nya ternyata belum berdaya menghasilkan
obat-obat dan system pengobatan yang terjamin kehalalannya. Dari
30,000-an obat ternyata 99.3 %nya belum terjamin kehalalannya.
Generasi
mudanya yang terjun di dunia politik dan pemerintahan-pun ternyata juga
belum bisa mewarnai system politik dan pemerintahan yang bersih dari
korupsi, kolusi dan nepotisme. Beberapa diantaranya bahkan terbukti
bersalah dan dipenjara di usia mudanya.
Dengan
gambaran muram tentang hasil pendidikan yang ada tersebut di atas,
tidakkah kita ingin mencoba metode pendidikan lain yang bisa memberikan
harapan kearah yang lebih baik ? Bagaimana caranya ?
Sebenarnya kita tidak perlu reinvent the wheel,
mulai lagi segala sesuatunya dari awal. Cukup mencontoh system
pendidikan yang memberikan hasil gemilang yang menghasilkan tokoh-tokoh
hebat pada jamannya – seperti pada awal tulisan ini.
Mereka
dididik dengan system pendidikan yang efektif dan efisien yang hanya
terdiri dari dua jenjang saja. Pertama jenjang Kuttab untuk anak usia 5
sampai 12 tahun, dan kedua adalah jenjang Madrasah yang menyiapkan anak
didik sampai puncak pendidikannya.
Madrasah
meliputi pendidikan setingkat MTS, MA atau Universitas. Tidak ada
jenjang pendidikan sebelum Kuttab dan tidak ada jenjang setelah
Madrasah. Selebihnya adalah karya mereka di bidang masing-masing yang
bila dipandang perlu bisa saja diuji dan disetarakan dengan
jenjang-jenjang pendidikan yang ada di jamannya.
Untuk
jenjang Kuttab, meskipun usianya baru dua tahun Alhamdulillah kini
Kuttab Al-Fatih sudah beroperasi di lima kota yaitu Depok, Purwakarta,
Semarang, Jakarta Timur dan Bekasi. Untuk jenjang Madrasah insyaAllah
angkatan pertamanya tahun ini dan kini kami mulai menerima pendaftaran
siswa didik baru.
Di
jenjang Madrasah inilah insyaAllah generasi muda dari jenis yang baru
akan terlahir, generasi muda yang sejak usia dini sudah dibekali dengan
keimanan yang sangat kuat. Generasi muda yang standarnya adalah
penghafal Al-Qur’an, tetapi bukan hanya berhenti menghafalkannya –
mereka juga akan terus belajar mengamalkannya dibidang-bidang yang
menjadi keminatannya dan bahkan juga mengajarkannya.
Generasi
seperti inilah yang kita harapkan nantinya bisa membebaskan anak
keturunan kita di kemudian hari dari cengkerangan kapitalisme ribawi,
dari penjajahan ekonomi, dari penjajahan pemikiran dan budaya, dari
keterpaksaan penggunaan produk dan jasa yang haram dan dari perbagai
bentuk penjajahan-penjajahan lainnya.
Saat
ini ada sekitar 200-an anak yang sudah berada di system pendidikan ini
di jenjang Kuttab, beberapa diantaranya akan masuk jenjang Madrasah
tahun ini. Barangkali diantaranya ada anak-anak Anda atau saudara Anda
yang ingin dikader untuk menjadi penakluk-penakluk masa depan tersebut ?
Silahkan pelajari brosurnya untuk tingkat Madarasah dengan klik disini. Untuk jenjang Kuttab, bila perlu referensinya juga bisa diklik disini.
InsyaAllah kita bisa memiliki harapan masa depan yang lebih baik, bila dari dini kita siapkan generasinya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar