Generasi Gemilang Yang Semakin Dekat…

Jum'at, 3 Januari 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Pada usianya yang ke 15, Abdullah bin Abas menjadi staff ahli paling penting di era khalifah Umar bin Khattab.  Pada usia 17 tahun Usamah bin Zaid menjadi panglima perang dan Abdul Malik putra Umar bin Abdul Aziz menjadi menteri. Pada usia 18 tahun Al Bukhari mulai menulis kitab dan Ibnu Khaldun mulai menjadi ilmuwan penting. Harun Ar Rasyid khalifah paling hebat dari dinasti Bani Abbasiyyah dilantik pada usia 20 tahun. Muhammad Al-Fatih - penakluk Konstantinopel – menjadi Sultan ke 7 Turki Utsmani pada usianya 22 tahun. Lantas dimana generasi anak muda kini di rentang usia 15 – 22 tahun tersebut ?


Mayoritasnya mereka masih sekolah dengan dukungan penuh dari orang tuanya bahkan sampai beberapa tahun sesudahnya. Ini bagi kelompok yang masih beruntung, sekitar 25 %-nya menjadi kelompok yang kurang beruntung dan terjangkiti penyakit generasi yang disebut NEET – Not in Employment, Education or Training – alias menganggur total.

Yang berhasil dibidang pendidikannya, kemudian masuk lapangan kerja-pun hasilnya tidak banyak membawa perubahan. Lulusan-lulusan sekolah ekonomi terbaiknya belum bisa mengeluarkan ekonomi negeri ini dari belenggu kapitalisme ribawi dan belum bisa mengeluarkan hampir separuh penduduk negeri ini dari tingkat kemiskinan dengan standar daya beli US$ 2/hari.

Lulusan teknologi terbaiknya belum bisa melepaskan negeri ini dari produk-produk teknologi impor, dari yang sederhana telepon genggam sampai mobil yang semuanya masih didominasi produk impor.

Lulusan pertaniannya yang berjibun jumlahnya belum berhasil mengolah negeri ijo royo-royo ini untuk setidaknya swasembada pangan dalam arti yang sesungguhnya, yaitu kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Lulusan farmasi dan kedokteran -nya ternyata belum berdaya menghasilkan obat-obat dan system pengobatan yang terjamin kehalalannya. Dari 30,000-an obat ternyata 99.3 %nya belum terjamin kehalalannya.

Generasi mudanya yang terjun di dunia politik dan pemerintahan-pun ternyata juga belum bisa mewarnai system politik dan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Beberapa diantaranya bahkan terbukti bersalah dan dipenjara di usia mudanya.

Dengan gambaran muram tentang hasil pendidikan yang ada tersebut di atas, tidakkah kita ingin mencoba metode pendidikan lain yang bisa memberikan harapan kearah yang lebih baik ? Bagaimana caranya ?

Sebenarnya kita tidak perlu reinvent the wheel, mulai lagi segala sesuatunya dari awal. Cukup mencontoh system pendidikan yang memberikan hasil gemilang yang menghasilkan tokoh-tokoh hebat pada jamannya – seperti pada awal tulisan ini.

Mereka dididik dengan system pendidikan yang efektif dan efisien yang hanya terdiri dari dua jenjang saja. Pertama jenjang Kuttab untuk anak usia 5 sampai 12 tahun, dan kedua adalah jenjang Madrasah yang menyiapkan anak didik sampai puncak pendidikannya.

Madrasah meliputi pendidikan setingkat MTS, MA atau Universitas. Tidak ada jenjang pendidikan sebelum Kuttab dan tidak ada jenjang setelah Madrasah. Selebihnya adalah karya mereka di bidang masing-masing yang bila dipandang perlu bisa saja diuji dan disetarakan dengan jenjang-jenjang pendidikan yang ada di jamannya.

Untuk jenjang Kuttab, meskipun usianya baru dua tahun Alhamdulillah kini Kuttab Al-Fatih sudah beroperasi di lima kota yaitu Depok, Purwakarta, Semarang, Jakarta Timur dan Bekasi. Untuk jenjang Madrasah insyaAllah angkatan pertamanya tahun ini dan kini kami mulai menerima pendaftaran siswa didik baru.

Di jenjang Madrasah inilah insyaAllah generasi muda dari jenis yang baru akan terlahir, generasi muda yang sejak usia dini sudah dibekali dengan keimanan yang sangat kuat. Generasi muda yang standarnya adalah penghafal Al-Qur’an, tetapi bukan hanya berhenti menghafalkannya – mereka juga akan terus belajar mengamalkannya dibidang-bidang yang menjadi keminatannya dan bahkan juga mengajarkannya.

Generasi seperti inilah yang kita harapkan nantinya bisa membebaskan anak keturunan kita di kemudian hari dari cengkerangan kapitalisme ribawi, dari penjajahan ekonomi, dari penjajahan pemikiran dan budaya, dari keterpaksaan penggunaan produk dan jasa yang haram dan dari perbagai bentuk penjajahan-penjajahan lainnya.

Saat ini ada sekitar 200-an anak yang sudah berada di system pendidikan ini di jenjang Kuttab, beberapa diantaranya akan masuk jenjang Madrasah tahun ini. Barangkali diantaranya ada anak-anak Anda atau saudara Anda yang ingin dikader untuk menjadi penakluk-penakluk masa depan tersebut ?


InsyaAllah kita bisa memiliki harapan masa depan yang lebih baik, bila dari dini kita siapkan generasinya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar