Launching TAWAF Untuk Kebangkitan Umat…

Senin, 6 Januari 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Keterpurukan yang sangat mengenaskan pernah terjadi dalam sejarah umat ini ketika Bagdad jatuh ke tangan tentara Tatar pada tahun 656 H atau 1258 M. Namun perjalanan kesana sudah dimulai hampir 40 tahun sebelumnya ketika Genghis Khan mulai menyerang negeri kaum muslimin di daerah yang kini kita kenal sebagai Afganistan dan Uzbekistan (617 H), kemudian dilanjutkan lagi dengan serangan kedua oleh pengganti Genghis Khan yaitu Okitai pada tahun 628 H. Belajar dari sejarah ini penting karena bisa jadi dari sanalah kita bisa bangkit dari kondisi saat ini.


Setelah serangan pertama dan kedua tentara Tatar nan bengis tersebut, kondisi  kaum muslimin begitu lemahnya - nyaris tidak ada daya juang sama sekali. Dikisahkan pernah ada tentara Tatar seorang diri menyerbu sebuah kampung kaum muslimin, satu demi satu penghuni kampung terebut dibunuh – yang lain tidak berani melakukan pembelaan apalagi perlawanan – maka habislah seisi kampung ini.

Ketiadaan daya juang untuk melawan juga tergambar dari kisah seorang pemuda muslim yang ditangkap tentara Tatar – padahal tentara ini tidak sedang membawa senjata sama sekali. Maka tentara tersebut memerintahkan si muslim untuk tengkurep di tanah dan tidak bergerak sama sekali – kemudian tentara ini pulang dulu ke markasnya untuk mengambil senjata – dan balik ketempat muslim yang masih tengkurep tersebut untuk kemudian membunuhnya.

Bukan hanya di tingkat desa ataupun tingkat individu seperti kisah muslim yang disuruh tengkurep tersebut, kondisi negeri-negeri Islam saat itu tidak jauh berbeda. Mereka berjatuhan ketangan Tatar – nyaris tanpa perlawanan.

Apa relevansinya kisah ini dengan kondisi kita sekarang ?, saat ini kita adalah mayoritas di negeri ini – tetapi siapa yang mengatur urusan kita dalam bidang ekonomi, politik, keuangan, budaya, pedidikan dlsb.dlsb ?

Ketika pemerintah menunjuk lembaga ribawi – menurut standar Fatwa MUI no 1 tahun 2004 – untuk mewajibkan dan mengurusi  seluruh penduduk negeri ini dibidang kesehatan dengan apa yang disebut JKN – dimana umat mayoritas ini ? dimana suaranya ? Tidak tahukah mereka bahwa ini riba ?

Ketika 99.3 % obat tidak terjamin kehalalannya, dimanakah suara kita ? dharuratkah ini ? sampai kapan bisa dianggap dharurat ?

Dalam bidang politik-pun tidak kalah menyedihkannya. Umat yang mayoritas ini hanya dianggap sebagai angka yang diperebutkan setiap kali Pemilu. Politikus yang tidak biasa sholat-pun tiba-tiba bisa berpeci dan berbaju koko – yang dianggapnya Islami – demi meraih dukungan umat Islam. Setelah pemilu selesai, selesai pulalah urusan umat ini – umat dilupakan kembali dan tidak ada lagi yang mengurusi kepentingannya untuk sekedar bisa hidup bebas riba, bebas dari makanan dan obat-obatan yang meragukan kehalalannya dlsb.

Maka bisa jadi inilah salah satu kebenaran berita Nubuwah dari hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam : ““Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang yang menyerbu makanan di atas piring”. Ada yang bertanya : “ Apakah karena sedikitnya kita waktu itu ?” Beliau bersabda : “ Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kalian seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuh terhadap kalian karena terjangkitnya hati kalian dengan penyakit wahn”. Ada yang bertanya : “ Apakah wahn itu ?” Beliau Menjawab : “ Cinta dunia dan takut mati””. (HR. Ahmad, Al-Baihaqi dan Abu Dawud).

Kita tidak tahu apakah kondisi umat kita sekarang ini – dimana Yang Harampun Telah Diwajibkan – sudah menjadi titik nadir umat ini di jaman ini, atau masih bisa lebih buruk lagi dari yang ini – yang jelas kita mesti punya tekat untuk bangkit. Tetapi dari mana mulainya ?

Pengobatan penyakit yang efektif harus mengobati dari sumbernya. Karena diagnosanya adalah seperti hadits di atas yaitu penyakit paling parah dari umat ini adalah penyakit wahn atau cinta dunia dan takut mati – maka dari sinilah kita bisa bareng-bareng mengobati penyakit kita bersama itu.

Mulai dari yang ringan saja dahulu, yaitu memberikan sebagian harta kita untuk yang membutuhkannya – mudah-mudahan dengan ini kita sudah bisa mulai mengikis penyakit cinta dunia kita.

Tetapi diberikan ke siapa dan untuk apa harta kita tersebut ? Untuk inilah antara lain Sabtu 04/01/14 kemarin kami meluncurkan program TAWAF ( Ta’awaun wa Waqf). Awalnya yang sudah siap program TAWAF ini kami arahkan untuk dua pilar kebutuhan utama umat saat ini yaitu pendidikan dan kesehatan.

Untuk pendidikan, dana yang masuk kami pergunakan untuk pengembangan Kuttab dan Madrasah Al-Fatih – yang arahnya adalah untuk mempersiapkan generasi unggulan nan gemilang di usia belia. Agar tidak menjadi muslim yang lemah seperti kisah di atas.

Untuk kesehatan kami pandang urgent sekali umat ini punya solusi pengelolaan biaya kesehatan yang bebas riba, dan obat-obatan yang bebas babi dan hal-hal yang haram lainnya. Maka saat inipun sudah terkumpul sedikit dana awal untuk mulai memproduksi obat-obatan yang dijamin kehalalannya – awalnya adalah obat-obatan herbal, tetapi juga dimungkinkan nantinya untuk memproduksi obat-obat lainnya yang dibutuhkan oleh umat.


Wakaf Untuk Produksi Obat Berkelanjutan

Systemnya seperti pada ilustrasi di atas. Wakaf spesifik untuk produksi obat tersebut awalnya untuk modal produksi obat-obat penting yang dibutuhkan umat untuk substitusi obat-obat yang jelas keharamannya atau meragukan kehalalannya. Sebagian obat ini nanti dibagikan ke masyarakat yang tidak mampu, sebagian dijual dengan harga subsidi bagi yang kurang mampu dan sebagian lagi dijual dengan harga normal bagi yang mampu. Hasil dari penjualan ke kelompok masyarakat yang mampu inilah nantinya balik kembali untuk modal memproduksi obat-obatan berikutnya. Dengan cara ini diharapkan program wakaf ini menjadi berkelanjutan dalam jangka panjang dan terus membesar dengan ijinNya.

Kelak insyaAllah system TAWAF ini berkembang dengan adanya Rumah Sakit/Bymaristan dlsb. pola pelayanan kami insyaAllah tetap mengikuti skema di atas. Yang tidak mampu digratiskan, yang kurang mampu disubsidi dan yang mampu bertaawun saling menolong sesama.

Diluar tiga kelompok ini-pun insyaAllah akan ada sedikit orang yang dia bersyukur tidak membutuhkan obat dan perawatan – karena dia tidak sakit , kemudian rasa syukur ini diwujudkan dalam bentuk memberikan sebagian hartanya untuk digunakan oleh yang membutuhkan, utamanya untuk kelompok satu dan dua tersebut di atas. Mudah-mudahan Anda termasuk sedikit orang di golongan yang bersyukur tersebut :)

Agar tidak reinvent the wheel dalam memproduksi obat-obat yang efektif tersebut sekaligus mengakselerasi ketersediaan obat wakaf ini, kami membuka kesempatan bagi para ahli, produsen, lembaga riset dlsb. yang ingin bekerjasama dengan kami dalam memproduksi obat-obatan dengan dana wakaf ini.

Kami menyadari bahwa wakaf produktif spesifik untuk memproduksi obat ini hanyalah titik awal, dan tentu jumlahnya jauh dari mencukupi. Tetapi kami berharap hanya kepadaNya, semoga langkah kecil ini bisa mengundang pertolonganNya – agar digerakkan olehNya hati- hati umat ini untuk mulai bahu membahu, tolong menolong (taawun) dalam barisan yang rapi berjuang dijalanNya.

Sebagaimana penguasaan Tatar atas kaum muslimin di Bagdad berakhir ketika ada pemimpin umat yang berani melawannya – yaitu Sultan Mudhaffar Saifuddin Qutus, dengan titik baliknya ketika panglima perang Tatar terbunuh di pertempuran Ain Jalut ( kurang lebih pertengahan antara  Gaza dan Damaskus), maka gerakan Taawun dan Wakaf  (TAWAF) ini mudah-mudahan menjadi salah satu ‘Saifuddin Qutus’ untuk jaman ini,  Pedang Din ini untuk membuktikan kebenaran ayatNya : “ Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah…” (QS 2 : 276). Amin


NB :
Bila Anda tertarik untuk bergabung dalam gerakan wakaf pendidikan dan obat ini silahkan menghubungi kami di kontak  situs ini. Atau bila Anda mau transfer bisa langsung ke  Rekening Yayasan kami di Bank Syariah Mandiri, no a/c : 7062270114 a.n. Al-Fatih Pilar Peradaban. Yayasan. Mohon di keterangan disebutkan “Pilar Pendidikan” (Untuk wakaf pendidikan) atau “Pilar Kesehatan” (untuk wakaf kesehatan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar