Oleh: Muhaimin Iqbal
India adalah negeri yang unique, profesi yang pada umumnya dianggap paling aman di dunia – yaitu petani – ternyata menjadi profesi yang mengerikan di negeri itu. Pasalnya adalah setiap 30 menit rata-rata, satu orang petani bunuh diri di negeri itu. Ribuan kilometer dari India, sebuah gudang super aman sedang dibangun di laut Barents dekat Arctic – 1,100 km dari kutub utara. Apa hubungan kedua cerita ini ?
Dua cerita tersebut terhubung oleh suatu benang merah yang disebut Terminator Technology
atau juga disebut GURT (Genetic Use Restriction Technology), suatu
technology yang membuat benih hanya bisa ditanam sekali – setelah itu
meskipun tanaman bisa menghasilkan biji tetapi tidak bisa menjadi benih
lagi.
Gara-gara technology
ini petani di India harus membeli benih yang mahal setiap kali hendak
menanam. Benih yang mahal ditambah dengan sarana produksi pertanian
lainnya (pupuk, pestisida, dlsb) yang juga mahal membuat petani dari
waktu ke waktu terjebak dalam hutang yang semakin membesar dan akhirnya
bunuh diri.
Satu
perusahaan benih raksasa dunia saja bisa menguasai sampai 95 % dari
benih tanaman tertentu yang dibutuhkan oleh negeri itu, jadi bisa
dibayangkan dampaknya pada ketergantungan benih yang mahal untuk
industri pertanian.
Barangkali ini scenario a la
Henry Kissinger yang ketika menjadi menteri luar negeri Amerika Serikat
pada pertengahan tahun 1970-an, saat itu dia membuat membuat
pernyataan “If you control the oil, you control the country; if you control food, you control the population”.
Setelah
minyak kini terbukti dikendalikan oleh segelintir pihak – yang juga
terbukti mengendalikan negara, sejumlah pihak rupanya sedang
ancang-ancang untuk mengendalikan pangan dunia. Petani-petani yang bunuh
diri di India tersebut hanyalah contoh-contoh korban yang sudah
terjadi, karena beberapa pihak sedang meng-exercise keahliannya untuk menguasai sumber-sumber pangan dunia.
Siapa-siapa
mereka ini ? Orang selama ini terkagum-kagum dengan yayasannya Bill and
Melinda Gates yang anggaran belanjanya saja mendekati anggaran belanja
badan dunia sekelas WHO ! tetapi untuk apa ini ? Menurut salah satu
laporannya Centre for Research and Globalization
(CRG) Canada, Sebagian kecil memang dana tersebut untuk program-program
kemanusiaan – agar foundation tersebut mendapatkan keistimewaan pajak.
Tetapi
yang sangat besar dari anggaran yayasan orang paling kaya di dunia ini
adalah untuk program-program yang memiliki agenda khusus. Salah satunya
yang sangat besar adalah untuk membiayai gudang benih hari kiamat atau
mereka sebut Doomsday Seed Fault di laut Barents tersebut di atas.
Di
suatu tempat yang nyaris tidak berpenghuni – di Swalbard – sebuah
gudang super aman dibangun. Gudang ini dirancang untuk tahan terhadap
guncangan nuklir sekalipun, dan bisa dioperasikan secara otomatis tanpa
perlu operator manusia di sana.
Apa
isinya ? ya itu tadi jutaan benih dari seluruh dunia yang menurut
mereka sudah di’mulia’kan dengan genetic technology – padahal siapa yang
lebih mulia ciptaannya selain dari Allah Sang Pencipta sendiri ?
Mungkin
kalau hanya Bill Gates dan istrinya yang membangun gudang tersebut,
orang masih bisa berprasangka baik bahwa karena dia orang super kaya –
maka dia ingin dan bisa berbuat banyak untuk kemanusiaan.
Baru
menjadi mencurigakan karena ternyata Gates tidak sendirian,
disampingnya ada Rockefeller Foundation dan berbaris dibelakangnya
hampir seluruh nama-nama besar dunia di bidang GMO – Genetically-Modified Organism, yaitu para penguasa benih dunia yang antara lain membuat para petani India bunuh diri di atas.
Jadi
di dekat kutub utara yang sangat dingin, ditempat yang nyaris tidak
dijamah oleh manusia – sedang dibangun upaya untuk menguasai pangan
dunia. Suatu upaya untuk mengimplementasikan ucapan Henry Kissingers “If you control food, you control population”.
Menjadi
lebih menarik lagi, bila kita gali siapa-siapa di belakang foundations
dan corporations yang sedang membangun ‘bukit roti’ ini dengan hadits
shahih berikut : “ Tidak
ada orang yang lebih banyak bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘
Alaihi Wasallam tentang Dajjal daripadaku, dan beliau bersabda kepadaku :
“Hai anakku ! engkau tidak usah terlalu risau memikirkannya. Dia tidak
akan mencelakakanmu ! “ Kataku : “Orang-orang menganggap bahwa Dajjal
itu mempunyai sungai mengalir dan bukit roti”. Beliau bersabda : “ Itu
sangat mudah bagi Allah Ta’ala untuk menciptakannya”. (Shahih Muslim no 4005 dan Shahih Bukhari no 6589 dengan teks yang sedikit berbeda).
Maka
agar populasi kita tidak dikendalikan oleh ‘pasukan Dajjal’ yang sedang
membangun ‘bukit rotinya’ sambil mulai berupaya mengendalikan pangan
dunia – seperti yang sudah terjadi di India, maka sungguh umat ini perlu
benar-benar beriman dan beramal shaleh (QS 18:2) agar bisa benar-benar
keluar dari ‘fitnah Dajjal’ baik Dajjal kecil maupun yang besar
nantinya.
Dalam
kaitan dengan ‘bukit roti’ yang sedang dibangun ‘Dajjal’, amal shaleh
yang kita butuhkan antara lain ya menguasai seluk-beluk pangan kita dari
hulu sampai hilirnya.
Dari
hulunya adalah usaha untuk menghasilkan benih atau bibit-bibit makanan
kita sendiri, mengelola lahan-lahan pertanian/perkebunan kita sendiri –
sampai di hilirnya adalah menguasai menu-menu makanan di meja makan kita
yang tidak boleh dikendalikan oleh scenario ‘roti Dajjal’.
Mengapa
demikian ?, karena kalau hanya di hulu kita kuasa - tetapi menu di meja
makan masih menu mereka – maka mau tidak mau kita akan tergantung pada
sumber bahan baku dari mereka.
Demikian
pula sebaliknya, bila hanya di menu saja kita dandani sesuai tuntunan
Al-Qur’an dan Sunnah sementara di hulu produksi bahan bakunya tidak kita
kuasai – maka kita juga akan tergantung pada bahan baku dari ‘bukit
roti’ mereka.
Barangkali
inipula salah satu hikmahnya kita disunahkan untuk menghafal 10 ayat
pertama dari surat Al-Kahfi untuk bisa menghidari fitnah Dajjal. Karena
didalamnya antara lain ada ayat yang memerintahkan kita untuk beriman
dan beramal shaleh tersebut di atas.
Maka
inilah salah satu amal shaleh yang kini menjadi fardhu kifayah – bagi
umat ini, yaitu membangun kemandirian pangan kita sendiri. Bukan hanya
untuk bangsa, tetapi lebih luas dari itu yaitu untuk umat. Sebagian dari
petani-petani yang tercekik kehidupannya di India sana juga bagian dari
umat ini, dan mereka menjadi cermin bagi kita – akan seperti itulah
kita bila kita tidak beramal shaleh mulai dari kita di sini di jaman
ini. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar