Oleh: Muhaimin Iqbal
Saya tengah memikirkan konsep Business Model Pak Kyai ketika terbetik ide untuk melibatkan pembaca dalam penulisannya. Dua manfaat sekaligus diperoleh dengan melibatkan pembaca ini, pertama ada yang melengkapi pengetahuan saya yang terbatas ini dan yang kedua karena melibatkan sejumlah besar participant yang ikut menjawab Quiz VI yang saya lontarkan tersebut – maka penghayatan tentang kebenaran janji Allah itu insyaAllah lebih mudah diyakini bersama – karena pembaca sendiri yang menemukan jawabannya.
Pertama
saya gunakan personifikasi Pak Kyai, karena pengajaran-pengajaran pak
kyai ini di masa kecil saya sangat membekas. Kedua hal-hal sederhana
yang biasa dilakukan oleh Kyai-kyai yang shaleh, terkadang mengandung
makna yang sangat dalam ketika diaplikasikan dalam kehidupan kita.
Contoh yang sederhananya ya Matematika Pak Kyai yang saya jadikan tema Quiz tersebut. Sejak pertama kali kita belajar berhitung di SD “10-1 = 9” , maka siswa SD yang menjawab diluar ini pasti salah – bisa nggak naik kelas dia !
Masalahnya
adalah ketika ilmu matematika ini begitu mendominasi pemikiran kita
bahwa 10 dikurangi 1 pasti 9 , dan kemudian konsep matematika ini
kemudian mempengaruhi pengelolaan harta kita – yang terjadi adalah kita
menjadi pelit untuk berinfaq atau bersedekah. Dalam benak kita infaq
atau sedekah adalah factor pengurang dari harta kita.
Sementara
perhitungan matematika 10-1=9 adalah benar untuk aplikasi kehidupan
pada umumnya, tetapi juga ada factor lain ketika kita berinfaq atau
bersedekah – yaitu adanya balasan dari Allah Sang Maha Pencipta. Di satu
sisi harta kita berkurang memang, tetapi di sisi lain ada penambahan
yang jauh lebih besar dari factor pengurang tersebut.
Dari
mana kita tahu akan adanya penambahan di sisi lain tersebut ?, dari
mana lagi kalau bukan dari janji-janji Allah yang pasti benarnya.
Janji-janji ini bisa ditemukan dalam sejumlah ayat maupun hadits yang
sahih. Di antaranya adalah ayat-ayat sebagai berikut :
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 2 : 261)
“Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya;
dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak
diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka
sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS 6 : 160)
Kemudian juga dari hadits qudsi berikut :
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : Allah Azza wa Jalla berfirman : “Barang siapa berbuat kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan yang semisal dan terkadang Aku tambahkan lagi.
Dan barang siapa yang berbuat keburukan, maka balasannya adalah
keburukan yang serupa atau Aku mengampuninya. Barangsiapa mendekat
kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta, jika
ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu
depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan
mendatanginya dengan berlari. Dan barang siapa yang bertemu dengan-Ku
dengan membawa kesalahan sebesar isi bumi tanpa menyekutukan-Ku dengan
yang lainnya, maka Aku akan menemuinya dengan ampunan sebesar itu pula””.(Shahih Muslim, hadits no 4852).
Jadi
dalilnya sangat kuat bahwa balasan Allah itu jauh lebih besar dari
harta yang kita infaqkan. Sehingga dalam hal pengelaan harta ini, satu
yang kita infaqkan dari harta kita, akan diganti oleh Allah dengan
sepuluh atau lebih dan bahkan bisa 700 . Bila dibahasakan matematikanya
menjadi “10 – 1 >= 19” karena pengurang yang 1 diganti 10 atau lebih
(“>=” dibaca “lebih besar atau sama dengan”).
Banyak
sekali yang menjawab benar, sehingga saya harus memilihnya dengan
berdasarkan kelengkapan argumentnya. Pemenangnya adalah :
2) Utomo Andrian ( 1 Khamsah)
3) Cut Asyifanur ( 1 Dirham)
Pemenang bisa menghubungi kami untuk meng-klaim hadiahnya.
Namun
lebih penting dari Quiz ini sendiri adalah bagaimana sekarang kita
mengaplikasikannya dalam kehidupan kita untuk hal yang sudah dijanjikan
oleh Allah pasti benarnya ini ? Aplikasinya di kehidupan pribadi
insyaAllah sudah sangat banyak yang menerapkan dan merasakannya. Namun
bagaimana kalau kita terapkan pada dunia usaha ? seperti apa modelnya ?
Inilah yang saya sebut Business Model Pak Kyai, pemikiran-pemikiran khas a la
Kyai yang sepintas nampak sederhana – kini bisa menjadi Business Model
nan canggih di era teknologi ini. Saya beri contoh misalnya buku-buku
yang selama ini dicetak rekanan-rekanan kami dari tulisan-tulisan di
situs ini.
Ketika
buku pertama sampai 12 dicetak dan dijual ke masyarakat dengan harga x
misalnya. Maka secara teoritis kami memiliki pendapatan yang merupakan
penjumlahan dari exemplar tercetak/buku x harga masing-masing buku x
royalty (%). Ketika buku yang ke 13 kami putuskan digratiskan – otomatis
penghasilan dari buku ini tidak ada lagi. Berapapun buku tersebut
dibaca orang – semuanya gratis, sehingga tidak ada lagi penghasilan dari
buku ini. Lantas dari mana penggantinya ?
Grafik
di atas memberi ilustrasi tentang konsep ini, dalam berinteraksi
melayani masyarakat – kami putuskan semaksimal mungkin masyarakat
mendapatkan layanan itu gratis. Baik itu berupa buku, tulisan sampai
juga training-training yang kami adakan di Startup Center. Inilah
masyarakat luas di ujung kanan dari grafik.
Penghasilan
kami sendiri cukup dari sedikit masyarakat diujung kiri dari grafik
tersebut – yaitu sedikit masyarakat yang membeli Dinar, membeli
bibit-bibit kebun Al-Qur’an dan bahkan juga ada beberapa orang yang
menawarkan lahannya yang luas untuk kami olah menjadi Kebun Al-Qur’an.
Bayangkan
sekarang, beberapa kebun yang akan digarap itu luasannya bisa berkisar
puluhan dan ratusan hektar. InsyaAllah akan sangat lebih dari cukup
untuk menggantikan pendapatan yang hilang dari penjualan buku !
Lebih
lanjut bayangkan pula bila perusahaan-perusahaan di Indonesia berlomba
mengembangkan model bisnis serupa. Maka mayoritas masyarakat akan
memperoleh layanan itu gratis, hanya segelintir orang atau pihak saja
yang perlu membayar – yaitu orang-orang atau pihak-pihak yang memang
memperoleh manfaat maksimal, sehingga layak mereka membayar penuh untuk
ini.
Lebih
detil aplikasinya insyaAllah kita akan bahas dalam pertemuan Majlis
BTWG berikutnya 25/01/2014 di Startup Center dengan judul “Social Business Model – A Great Conquest” – yang berminat sudah boleh mendaftar karena dibatasi hanya maksimal 100 orang setiap acara. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar