Oleh: Muhaimin Iqbal
Semalam saya diundang teman saya seorang profesor science dan mantan dekan perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Ada hal yang menarik sekali dari pernyataan beliau ini bahwa science saja ternyata tidak bisa menyelamatkan kehidupan manusia di muka bumi ini. Maka pak professor ini melalui organisasi sosial keagaamaan yang dipimpinnya, minta kami membantu menyiapkan sekolah untuk anak-anak sejak usia dini di lingkungan masjidnya. Lantas seperti apa kira-kira pengembangan science ke depan kalau begitu ?
Science
dan technology tentu masih akan terus kita butuhkan untuk meningkatkan
kwalitas kehidupan manusia di muka bumi, tetapi dia tidak bisa dibiarkan
berjalan sendiri, tidak bisa menentukan arahnya sendiri. Science dan
technology harus diberi panglima yang menentukan arah perkembangannya,
di- guide dengan petunjuk sehingga dia berjalan ke arah yang benar.
Dengan
science dan technology yang di-guide oleh petunjuk inilah manusia bisa
mewujudkan apa yang dijanjikan oleh Allah bahwa langit dan bumi seisinya
ini ditundukkanNya untuk kita.
“Tidakkah
kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia
ada yang berjidal dengan Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan
tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS 31:20)
Penaklukan
langit dan bumi ini hanya memberi manfaat pada manusia bila dia tidak
berjidal atau membantah petunjukNya. Orang Rusia telah menaklukkan
angkasa luar sejak awal tahun 60-an, diikuti oleh orang Amerika
menginjakkan kaki di bulan pada akhir dasawarsa yang sama.
Sejak
saat itu silih berganti negeri-negeri yang mampu berlomba menaklukkan
angkasa, tetapi apa manfaatnya bagi kehidupan di muka bumi ? Karena
penaklukan ini tidak didasari keimanan – maka penaklukan-penaklukan ini
belum memberi manfaat yang luas bagi kehidupan manusia. Penaklukan bumi
bahkan lebih banyak merusak ketimbang memperbaikinya.
Maka
disinilah challenge-nya bagi pendidikan anak-anak kita ke depan. Dengan
science dan technology masa depan mereka insyaAllah akan menaklukkan
langit dan bumi dengan seijin dan petunjukNya seperti yang diindikasikan
di ayat tersebut di atas. Tetapi sebelum itu dilakukan, anak-anak kita
tersebut harus terbangun dengan sangat kuat karakter keimanannya –
itulah sejatinya yang dipersiapkan oleh Kuttab Al-Fatih maupun Madrasah
Al-Fatih yang mulai menerima pendaftaran yang mbludak untuk tahun ajaran
ini.
Setelah
Depok, Purwakarta, Bekasi, Jakarta Timur, Semarang dan Purwokerta yang
sudah menerima pendaftaran, insyaAllah dalam waktu dekat juga akan hadir
jaringan Kuttab Al-Fatih di kota Malang.
Bersamaan
hadirnya Kuttab Al-Fatih Malang ini nantinya, insyaAllah juga akan
hadir khasanah science tingkat tinggi di lingkungan Kuttab Al-Fatih
secara keseluruhan. Pak professor teman saya tersebut menyampaikan ke
saya bahwa apa yang selama ini diajarkan di S1, S2 dan bahkan S3
sekalipun sesungguhnya tidak ada kesulitan untuk diajarkan di tingkat SD
(Kuttab ) maupun madrasah – tergantung bagaimana teknik penyampaiannya.
Beliau
memberi gambaran misalnya kalau dikasih pekerjaan rumah sederhana
sebagai berikut, maka kemampuan menjawab pertanyaan ini bagi Anda yang
S1- S3 belum tentu lebih baik dari jawaban anak-anak Anda yang di SD –
sekelas Kuttab atau anak-anak sekelas Madrasah. Tertantang untuk
mencobanya ? Pertanyaannya begini :
“Tanaman-tanaman
itu memproses gula di daun, kemudian menyimpan gula hasilnya ada yang
di umbi, ada yang di batang dan ada yang di buah”. Pertanyaannya, kapan tanaman melakukan ini dan bagaimana melakukannya ?
Hanya
dengan menjawab pertanyaan seperti ini, orang-orang yang beriman akan
bertambah keimanannya. Tetapi orang-orang yang kufur akan bertambah
kekufurannya. Ilmuwan yang kufur akan mengandalkan bukti ilmiah sebelum
dia meyakini sesuatu. Padahal percaya dengan yang ghaib adalah bagian
dari keimanan – lihat QS 2:3 !.
Maka
jelaslah kini betapa pentingnya kita membekali anak-anak kita dan kita
sendiri dengan karakter keimanan sebelum kita belajar apapun yang lain.
InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar