Oleh: Muhaimin Iqbal
Dahulu kita belajar bahwa negeri kita ini adalah negeri agraris, negeri yang mayoritas penduduknya hidup dari bertani. Sebutan itu mungkin sudah tidak terlalu pas untuk kita sandang kini, bila tidak kita berusaha meraihnya kembali. Pasalnya adalah meskipun diantara negeri-negeri di ASEAN kita masih memiliki lahan pertanian subur per capita nomor dua terbesar setelah Thailand, tetapi dalam tingkat keamanan pangan kita yang terendah.
Data
berikut saya padukan dari dua sumber. Data pertama adalah luasan lahan
yang bisa ditanami per penduduk yang saya ambilkan dari data Bank Dunia
terakhir. Indonesia berada pada angka 0.10 ha per penduduk, sementara
Malaysia 0.06, Philippine 0.06, Singapore < 0.01, Vietnam 0.07 dan
Tahiland 0.24.
Data
kedua saya ambilkan dari Global Food Security Index yang menganalisa
keamanan pangan berdasarkan tiga hal yaitu keterjangkauan
(affordability), ketersediaan (availability) serta kwalitas dan
keamanannya. Index ini berupa score dari angka nol terendah sampai angka
100 maksimal. Indonesia berada pada angka 46.2 sementara Malaysia 64.3,
Singapura 80.3, Thailand 59.6, Philippine 47.2 dan Vietnam 49.2.
Artinya
apa angka-angka ini ? semua negeri tetangga kita memiliki keamanan
pangan yang lebih baik dari kita, meskipun hampir semuanya memiliki
luasan lahan per penduduk yang bisa ditanami lebih rendah dari kita –
kecuali Thailand.
Apakah
artinya mereka rata-rata lebih pandai bertani dari kita ? bisa ya dan
bisa tidak. Untuk Thailand bisa jadi mereka bertani lebih efektif dari
kita disamping lahannya yang lebih luas. Tapi apa iya kita kalah bisa
bertani dibandingkan Singapore yang nyaris tanpa memiliki lahan ? tentu
tidak !
Kok
Singapore memiliki index keamanan pangan tertinggi di wilayah ini ?,
mereka tidak pandai dan tidak bisa bertani tetapi mereka mampu
membelinya – karena tingkat penghasilan mereka yang memang rata-rata
tinggi.
Maka
disinilah tantangan sesungguhnya. Tidak masalah kita tidak pandai
bertani bila kita unggul di bidang lain apakah perdagangan, jasa,
industry kreatif dlsb. sehingga kita mampu membeli atau mengamankan
kebutuhan pangan kita.
Menjadi
masalah bila di bidang-bidang yang lain kita tidak unggul sementara
keunggulan satu-satunya yaitu berupa lahan yang jauh lebih luas
dibandingkan dengan yang lain – tetapi tidak bisa kita garap secara
optimal.
Keunggulan
berupa sumber daya alam – khususnya lahan-lahan yang Alhamdulillah
masih subur ini – seharusnya menjadi fokus peningkatan daya saing kita
di era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan mulai berlaku tahun depan.
Tantangan besar untuk mengamankan kebutuhan kita yang sangat mendasar yaitu pangan, Alhamdulillah sumber daya utamanya -
yaitu lahan – masih dimiliki negeri ini. Bahkan bukan hanya pangan yang
bersifat nabati, untuk pangan yang bersifat hewani-pun sumber
terbaiknya ada di negeri ini bila kita mau merubah mindset
kita dalam beternak. Kita harus mampu bertahan sebagai negeri agraris,
agar tetap bisa mencukupi kebutuhan pangan penduduk negeri ini yang
terus tumbuh bertambah banyak. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar