Selasa, 2 Mei 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
Uang
receh juga menjadi problem tersendiri di toko-toko retail, mereka
selalu perlu persediaan receh dalam jumlah banyak sebab kalau tidak -
mereka bisa salah dalam mengelola kembaliannya. Dikembalikan jadi
permen salah, langsung disumbangkan juga bermasalah dari sisi
accountability-nya, dan dikembalikan dalam bentuk fisik recehnya begitu
merepotkan bagi yang mengembalikan maupun yang menerima kembaliannya.
Rupanya dalam skala nasional-pun uang receh ini menimbulkan masalah tersendiri. Sepuluh tahun terakhir saja Bank Indonesia mengeluarkan
koin tidak kurang dari Rp 6 trilyun dan trend-nya terus meningkat.
Masalahnya adalah mayoritas koin yang dicetak ini seperti one way
ticket, pergi tidak untuk kembali !
Hanya
sekitar 16% dari koin-koin tersebut yang berputar dan balik sampai ke
BI, selebihnya entah berakhir dimana. Dugaan saya mayoritas koin ini
berakhir di laci-laci, celengan, kencleng dlsb. dan menumpuk
bertahun-tahun karena orang enggan menggunakannya, enggan pula
menyetornya kembali ke bank. Kapan terakhir kali Anda mengumpulkan koin
yang bertebaran di berbagai tempat di laci-laci dan meja Anda dan
menggunakannya ?
Ketidak-beradaan koin yang tepat
juga menjadi penyebab kekacauan harga barang-barang di pasar. Misalnya
harga sebungkus mie instant di daerah perbatasan-pun sebenarnya hanya Rp
2,300. Tetapi di daerah perbatasan kita uang koin Rp 500,- langka
karena masyarakat tidak menganggapnya cukup bernilai untuk dipegang, apa
lagi uang receh Rp 100,-. Lantas bagaimana Ada membeli mie yang
harganya Rp 2,300 ?
Dibayar
Rp 2,000 tentu pedagangnya tidak mau. Anda bayar Rp 3,000 tidak ada
kembaliannya. Anda putuskan beli 2 bungkus menjadi Rp 4,600,- tetap
masih bermasalah karena ketika Anda bayar Rp 5,000,- pun pedagang tidak
bisa mengembalikaan yang Rp 400,- . Walhasil kembaliannya disepakati
dengan permen, tetapi permen kan bukan alat bayar yang sah di negeri ini
?
Problem besar kah ini ? sama dengan titik koma di awal tulisan ini di atas. Koin atau
uang receh ini sendiri sebenarnya hal kecil, namun bila tidak dihandle
secara proper – dia berakumulasi menjadi problem besar. Problem bagi
masyarakat yang membutuhkannya, dan problem pula bagi Bank Indonesia
yang menerbitkannya dalam jumlah yang terus meningkat.
Tetapi
problem besar juga berarti peluang besar bagi yang bisa mengatasinya –
inilah challenge bagi para startupers. Mereka eager untuk menemukan
masalah besar yang bisa diatasinya, karena disitulah letak peluang
besarnya.
Masalah
koin tersebut di atas juga menjadi perhatian Startup Center Indonesia
di Depok. Beberapa bulan lalu kami bahkan sudah beraudiensi dengan
Fintech Office-nya BI, untuk suatu project startup yang kita sebut
Littly Project – yang secara harfiah kurang lebih artinya adalah project
untuk hal-hal yang kecil.
Fokusnya
adalah bagaimana mengubah masalah di koin dan uang receh tersebut
menjadi peluang besar. Yang kami visikan adalah tidak lama lagi jaringan
retail tidak lagi perlu repot-repot menyetok koin baru dalam jumlah
yang banyak, karena kembalian berapapun jumlahnya – bisa dengan mudah
diberikan dalam jumlah yang akurat sampai ke setiap cent Rupiah bila
perlu ke account Littly yang dimiliki retailer maupun masyarakat.
Karena
kembalian dalam bentuk account, maka dia akan mengumpul berakumulasi di
pemilik account ybs. Uang kembalian yang siap berputar kembali untuk
beli apa saja ini, sangat bisa jadi cukup untuk membeli pulsa bulanan
Anda. Bisa dengan mudah Anda sumbangkan ke lembaga-lembaga yang Anda
yakini keamanahannya, dlsb.
Penggunaan
account Littly ini juga bisa sangat luas nantinya, karena dengan
account ini Anda tidak perlu mengekpos resiko besar credit card Anda
ketika membeli barang-barang yang murah di internet seperti content, movie,
scientific research dlsb. Bahkan kami juga sedang bicara dengan
beberapa lembaga keuangan yang nantinya akan mengelola investasi
berbasis uang receh yang kita kumpulkan sambil lalu ini !
Dengan
berkurangnya kebutuhanan koin dan uang receh ini, maka Bank Indonesia
akan sangat terbantu – karena jumlah 'one way ticket' money ini akan
cenderung terus menurun. Masyarakat sangat terbantu karena tidak ada
uang mereka yang sia-sia sekecil apapun. Toko retail, produsen consumer
goods bisa mem-price product-nya secara akurat dan adil tanpa perlu
worry dengan kembalian dlsb.
Setelah
kebutuhan koin dan uang receh dapat ditekan dengan system Littly ini,
masih ada satu masalah lagi – yaitu apa yang terjadi dengan uang-uang
receh yang sudah ada di laci-laci masyarakat ? bagaimana menariknya ke
system agar berputar kembali ? Harta itu berputar diantara oang kaya saja tidak boleh, apalagi kalau tidak berputar (QS 59:7) !
Masalahnya
adalah ketika Anda berhasil mengumpulkan segenggam koin dari laci Anda,
Anda mungkin enggan menyetornya ke bank karena belum juga cukup
berharga untuk Anda mau pergi dan ngantri di bank untuk menyetor koin
tersebut. Padahal segenggam koin ini masih sangat banyak berarti bagi orang lain, lantas apa yang Anda akan lakukan ?
Maka
bagian dari Littly project ini kami juga membuat gerakan
socio-commerce, yaitu integrasi antara kegiatan social dan komersial
sekaligus – sehingga koin-koin yang ada di masyarakat dapat segera
ditarik balik ke system dan bermanfaat bagi banyak pihak sekaligus,
melalui gerakan social.
Contoh
aplikasinya begini, segera setelah kita luncurkan insyaallah sebelum
Ramadhan ini – Anda akan bisa menyetorkan koin-koin yang berserakan di
rumah Anda ke setiap orang tua dari santri santri Kuttab Al-Fatih di
seluruh Indonesia.
Anda
bisa wakafkan seluruh koin tersebut, ataupun sebagiannya, ataupun
bahkan hanya menitip menyetornya ke account Littly Anda. Maka koin-koin
ini sudah langsung bermanfaat untuk orang lain, maupun untuk diri Anda
sendiri dunia dan akhirat !
Sangat
banyak hal-hal besar yang bisa kita bangun dengan perubahan kecil pada
pengelolaan ‘titik-komanya’ ekonomi yaitu pengelolaan uang receh ini.
Maka kami akan mengadakan sharing session untuk berbagi visi dan
inspirasi yang terlahir dari Littly Project – yaitu project untuk
hal-hal kecil ini.
Silahkan
bagi Anda yang mau bergabung langsung saja datang ke Startup Center,
Jl. Juanda 43 Depok. Pada hari Sabtu 6 Mei mulai jam 09.00-11.00. Bagi
yang tidak bisa hadir, Anda tetap bisa terlibat dalam gerakan ini. Anda
dapat mendownload apps-nya melalui Google Apps di link ini, atau langsung download dari web khusus yang kami buat untuk project ini yaitu www.litt.ly - Small Change, Big Impact – Change Certainly We can ! InsyaAllah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar