Muzara'ah : Revolusi Hijau Yang Insyaallah Segera Kita mulai



Jum'at, 21 November 2008
Oleh : Muhaimin Iqbal

Sejak krisis finansial global memuncak pertengahan Ramadhan lalu, saya sibuk mencari buku-buku yang ditulis penulis barat tentang situasi yang sedang terjadi. Penasaran saja, saya ingin tahu apa yang mereka pikirkan tentang ekonomi dunia yang selama ini mereka agung-agungkan. Belum banyak memang buku yang keluar semenjak puncak krisis meletus tersebut, mungkin mereka lagi mulai nulis atau bisa jadi lagi bengong melihat apa yang sedang terjadi yang ternyata tidak sesuai dengan teori mereka.


Yang cukup relevan dan up-to-date dengan situasi yang ada adalah buku yang ditulis oleh Thomas L. Friedman dengan judul Hot, Flat, and Crowded . Penulis ini sangat terkenal karena sebagai columnist di The New York Time , tiga kali dia mendapatkan Pulitzer Price. Tiga bukunya terdahulu selalu menjadi best seller dunia, diantaranya buku yang berjudul The World is Flat (2005). Nampaknya buku yang terakhir ini merupakan semacam lanjutan dari buku sebelumnya, The World is Flat tersebut.

Apa yang menarik tentang isi buku ini ?; Friedman menggambarkan dunia ini sekarang sebagai dunia yang panas, datar dan penuh sesak. Dunia yang panas , datar dan penuh sesak ini akan menggerakkan lima masalah besar berikutnya yaitu :

• Ketidak seimbangan antara supply & demand dibidang energy.
• Petrodictatorship yaitu diktator-diktator baru yang memperoleh kekuasaannya melalui kekayaan energy minyak.
• Perubahan iklim.
• Kemiskinan energy, semakin banyak penduduk dunia yang tidak mampu membeli energy yang dibutuhkan.
• Hilangnya biodiversity yaitu punahnya berbagai jenis tanaman dan hewan.

Untuk kembali memimpin dunia menurut Friedman; Amerika yang sejak peristiwa 9/11 digambarkannya sebagai bangsa yang kehilangan arah yang pembawaannya dia sebut sebagai Code Red yaitu inginnya perang melulu dan menganggap semua orang sebagai ancaman; sekarang harus menjadi Amerika yang membawakan Code Green yaitu memimpin dunia dengan revolusi hijau.

Revolusi hijau ini tidak terbatas pada pengembalian biodiversity tanaman-tanaman dan hewan, tetapi juga pada arah implementasi clean energy, efficiency energy dan konservasi. Hanya melalui revolusi hijau inilah menurut Friedman Amerika akan bisa berjaya kembali memimpin dunia.

Sayangnya Friedman adalah orang yang anti Islam dan tidak segan-segan menunjukkan kebenciannya pada Islam. Dalam bukunya yang terakhir ini misalnya dia menyebut Islam sebagai agama yang akarnya berasal pada jaman pra-modern dan tidak bisa mengikuti perkembangan jaman.

Disinilah salah besarnya Friedman dan para pemikir barat lainnya; juga para pemikir negeri ini yang kebarat-baratan. Karena pikiran mereka terkunci oleh dogma mereka sendiri yang menganggap Islam terbelakang; mereka tidak bisa mengambil manfaat dari lautan sumber ilmu yang tidak akan habis-habisnya yaitu Al-Qur’an dan Al-hadits itu sendiri.

Apa yang mereka sebut sebagai Revolusi Hijau dalam mengantisipasi krisis berikutnya misalnya; Islam punya konsep Muzara’ah yang sudah pernah saya tulis 17 Juli 2008 lalu.

Juga tuntunan Islam yang sangat jelas dari Al-Qur’an bagaimana mengantisipasi krisis yang akan datang dengan konsep nabi Yusuf dalam Surut Yusuf 43-48 yang sudah saya uraiakan pada tulisan saya tentang Manhaj Islam dalam Mengantisipasi Krisis .

Umat ini memiliki sumber Ilmu yang bisa digali tanpa habisnya, yaitu Al-Quran dan Al Hadits. Sebagai agama akhir zaman, sumber Ilmu tersebut juga kita yakini akan selalu valid dan up-to-date sampai kapanpun. Dengan sumber ilmu yang begitu agung dan komprehensive tersebut, tidak seharusnya umat ini menjadi jajahan dunia barat - paling tidak di bidang ekonomi dan pemikiran.

Tantangannya adalah bagaimana mengamalkan ilmu yang kita gali dari sumber-sumber yang agung tersebut; jangan sampai justru umat lain - yang membenci Islam - yang duluan mengamalkan apa yang seharusnya kita amalkan.

Revolusi hijau lebih pantas kita duluan yang mengembangkan dan mengaplikasikannya karena kita punya konsep Muzara’ah yang sudah sangat detil ditulis ilmunya oleh para ulama kita terdahulu. Perintah untuk bercocok tanam secara sungguh-sungguh-pun sudah ada di surat Yusf tesebut diatas. Lantas yang kurang apa ?, ya amal itu lagi yang kurang.

Kalau kita sungguh-sungguh mengamalkan ajaran kita, maka bukan Amerika yang akan memimpin dunia; tetapi kitalah yang akan memimpin dunia – mungkin bukan pada zaman kita, tetapi janji Allah pasti benarnya. Tinggal kita memilih peran kita, ikut sebagai sebab atau puas hanya sebagai akibat.

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS 3:139).

Amerika masih akan sibuk merumuskan Code Green atau Revolusi Hijau mereka; Untuk kita hal ini sudah tamat dibuat; blue-printnya, aturan mainnya dlsb. sudah sangat jelas ditulis para ulama dengan mengikuti Al-Qur’an dan al Hadits; kita tinggal mengamalkannya.

Setelah saya menulis tulisan pertama saya tentang Muzara’ah bulan Juli lalu, saya banyak menerima ‘tantangan’ dari para pembaca untuk mewujudkannya. Sama dengan gerakan Dinar yang awalnya pemikiran dan sekarang kita alhamdulillah sudah dalam proses implementasinya; maka gerakan Muzara’ah untuk menhgijaukan bumi ini juga insyaallah akan segera mulai.
Bahkan bagi yang berminat ikut terjun menaman pohon; baik untuk investasi maupun untuk amal jariyah sudah dapat mulai mendaftarkan diri di Kontak situs ini.

Anda belum perlu membayar apapun sekarang, karena kami masih menegosiasikan tanah pertama yang akan kami jadikan proyek percontohan untuk Muzara’ah ini. Tetapi dengan Anda mendaftar (hanya bagi yang berminat), kami akan dapat memperkirakan – berapa luas lahan yang akan kita ambil tersebut.

Mohon do’a restunya agar niat baik ini dapat terlaksana; agar juga kita mendapatkan ladang amal baru yang tidak hentinya mengalir pahalanya sebagaimana hadits berikut :

“Tidak ada bagi seorang muslim yang menanam tanaman, kemudian ada burung atau manusia, atau binatang ternak memakannya, kecuali baginya sedekah” HR. Bukhari Muslim.

Bayangkan kalau kita masing-masing kita bisa menaman 1000 pohon di tanah 1 ha, yang overall investment cost-nya ‘hanya’ sekitar 50 – 80 Dinar – berapa banyak burung, hewan dan manusia bisa mengambil manfaatnya ? Selain kita sendiri juga mendapat manfaat tentunya.

Semoga Allah memudahkan kita merealisasikan niat yang sungguh-sungguh ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar