Badai Di Cakrawala…

US Singking
Judul tulisan ini saya ambil dari pidato Richard W Fisher –President and CEO of Federal Reserve Bank of Dallas lebih dari setahun lalu (28/5/08). Pidato aslinya yang diberi judulStorms on the Horison  waktu itu membuat banyak orang shock karena sebagai salah satu pemegang othoritas moneter dia menyampaikan peringatan yang sangat keras bagi negaranya.

Bagi yang tertarik membaca pidato komplitnya dapat klik disini, berikut saya hanya ambilkan penggalannya yang merupakan inti pesan yang ingin disampaikannya dalam pidato tersebut.

Saya sudah memandangi cakrawala untuk melihat tanda-tanda bahaya meskipun pada saat yang bersamaan kita juga masih sedang berusaha sembuh dari gejolak yang sedang terjadi. Di kejauhan saya melihat badai yang sangat mengerikan sedang membesar – dalam bentuk hutang pemerintah yang belum pernah terukur sebelumnya.  Bila kita tidak mengambil langkah-langkah untuk mengatasi ini, maka situasi fiscal pemerintahan federal akan menghancurkan ekonomi kita pada tingkat yang tidak terbayangkan…”.

Sebagai orang Federal Reserve tentu Richard tidak sedang mendramatisir isu yang sedang berkembang ketika dia berpidato. Hal ini kemudian terbukti karena tidak sampai setahun kemudian, Amerika benar-benar dalam jebakan badai ‘hutang’ yang tidak terbayang sebelumnya – dan tidak terbayang bagaimana pula membayarnya.

Untuk menyelamatkan krisis finansial yang sudah ada saja, Amerika telah mengeluarkan komitmen sebesar lebih dari US$ 13 trilyun paket bailoutconsumer stimulus, penyelamatan AIG, jaminan terhadap Freddie Mac dan Fannie Mae, TARP dan berbagai program penyelamatan lainnya.

Diluar komitment ini pemerintah Amerika sudah memiliki liability yang tidak tersedia cadangan dananya (unfunded liability) sebesar US$ 99.2 trilyun dalam bentuk hutang jaminan sosial dan pelayanan kesehatan. Unfunded liability yang nggak kebayang ukurannya inilah yang yang antara lain juga  diungkap dalam pidato Richard W Fisher tersebut diatas.
Untuk memberi gambaran seberapa besar unfunded liability sebesar US$ 99.2 trilyun plus komitmen/hutang baru US$ 13 trilyun atau total  US$ 112.2 trilyun ini kita harus bandingkan dengan GDP negeri itu yang tahun lalu 'hanya' US$ 14.26 trilyun. Artinya total hutang mereka kurang lebih sebesar 7.87 kali dari GDPnya; nggak kebayang bukan bagaimana membayarnya ?. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar