Ayub-Ayuben : Ketika Kita Takut Jatuh...

Bagi Anda yang belum bisa berenang, bayangkan Anda berdiri di pinggir kolam yang dalam...; Apa yang Anda rasakan ?, yang hampir pasti muncul adalah rasa takut untuk tenggelam. Seolah kolam menarik Anda untuk terjun, tetapi ada rasa takut yang sulit digambar-kan kecuali oleh istilah jawa yang disebut ayub-ayuben.


Ayub-ayuben juga terjadi ketika Anda berada di tempat yang tinggi, melihat kebawah dan ada rasa takut jatuh yang sulit digambarkan. Namun untuk kepentingan tulisan ini tidak saya gunakan ayub-ayuben di tempat yang tinggi sebagai bahan bahasan karena saya tidak ingin mendorong Anda melompat jatuh.

Bagi Anda yang masih ayub-ayuben di pinggir kolam yang dalam, sebenarnya ada cara ilmiah untuk melawannya dengan akal. Yaitu dengan mengetahui bahwa massa jenis tubuh manusia sebenarnya berada di angka rata-rata 1.01 gr/cm3 . Apa maknanya ini ?, bila masa jenis air 1.00 gr/cm(pada suhu 4 o C), dengan sedikit effort saja – asal Anda tidak panik – tubuh Anda akan mengambang – karena massa jenis tubuh Anda yang sangat mendekati massa jenis air ini.

Massa jenis air laut bahkan mencapai 1.03 gr/cm3 , artinya tubuh kita seharusnya otomatis mengambang di laut – lagi-lagi bila kita tidak panik ketika kecebur di laut sekalipun !.

Ayub-ayuben berada di pinggir kolam renang ini mirip sekali dengan apa yang kita rasakan sebelum terjun pada dunia usaha atau wiraswasta. Sebagai karyawan, Anda terlanjur merasakan betapa enaknya menerima gaji setiap bulan, biaya kesehatan, pensiun dan lain sebaginya. Bagi yang mencapai tingkat eksekutif menerima juga berbagai fasilitas melimpah seperti mobil, sopir, semua biaya ditanggung – bahkan tidak jarang juga yang mendapat fasilitas rumah. Enak bukan ?.

Comfort zone inilah yang membuat mayoritas karyawan dan juga eksekutif ayub-ayuben untuk terjun menjadi wirastawan, sampai mereka terpaksa melakukannya ketika harus (di) pensiun (kan) dari perusahaan atau institusi tempatnya semula bekerja.

Lantas bagaimana menghilangkan rasa ayub-ayuben ini ? sama dengan menyadari bahwa tubuh kita bermassa jenis 1.01 gr/cmtersebut diatas. Sebagaimana kita ditakdirkan untuk mudah berenang atau mengambang diatas air, kita juga ditakdirkan mudah (bahkan dijamin) untuk mendapatkan rizki sampai akhir hayat kita. Yang membuat tubuh kita seperti ini, sama dengan yang memberinya rizki kita semua.

Bahkan dalam salah satu tulisan saya sebelumnya “Dan Di Langit Terdapat Rizkimu...”, saya beri contoh betapa rizki Allah ditaburkan disekitar kita tanpa kita sadari. Rizki kita bukan dari kantor tempat kita bekerja, bukan dari instansi tempat kita mengabdi – mereka hanya sarana yang untuk sementara waktu dipilih Allah untuk menyalurkan rizki yang diberikanNya kepada kita.

Sarana bisa berganti kapan saja tidak masalah, sumber yang memberinya akan tetap ada. Bahkan ketika kita merasa rizki yang kita terima kurang, mungkin sarananya yang lagi  macet – kita diajariNya untuk minta langsung kepada Sang Pemberi Rizki dengan cara beristigfar (QS Nuh 10 -12).

Lebih jauh lagi, alangkah indahnya bila kita bisa berperan menjadi sarana untuk penyaluran rizki dariNya untuk orang-orang di sekitar kita. Hal ini antara lain bisa kita lakukan bila kita menciptakan lapangan kerja bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Kita berani nyebur ke kolam yang dalam atau bahkan laut sekalipun, karena kita yakin bisa mengambang. Kita berani menempuh risiko-risiko usaha yang tidak terbayangkan  sebelumnya karena kita yakin rizki Allah selalu ada untuk kita semua – sampai akhir hayat kita.

Jadi ayo lawan rasa ayub-ayuben ini, ayo ciptakan lapangan kerja ....negeri ini sangat membutuhkannya. Insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar