Dinar Untuk Transaksi Modal : Bagaimana Lapangan Kerja Dan Kemakmuran Tercipta…

Indolaban
Sejak tulisan saya tanggal 30 September 2009 lalu dengan judul Susu Bersih Diantara Kotoran Dan Darah ; di susul dengan tulisan tanggal 23 October tahun yang sama dengan judul Investasi Sehat Untuk Minuman Sehat, tidak hentinya kami berusaha merealisasikan ide-ide tersebut untuk menjadikan karya nyata yang dapat menciptakan lapangan kerja dan membangun kemakmuran.


Meskipun belum bisa dikatakan berhasil sepenuhnya, namun patut di syukuri bahwa upaya tersebut kini - 7 bulan setelah ide pertama muncul - sudah mulai memberikan hasil. Kambing-kambing yang kami ternakkan di Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin – kini sudah puluhan yang beranak dan otomatis menghasilkan susu. Insyallah dalam lima bulan kedepan akan ada ratusan kambing yang menghasilkan susu di lokasi ini.

Saat ini di Pesantren Wirausaha ada sekitar 25 orang bekerja dalam berbagai bidang mulai membangun kandang dan infrastruktur lainnya, memelihara kambing, mencari rumput dlsb. Namun kalau hanya satu lokasi produksi susu kambing ini yang kami gerakkan dengan modal Dinar; maka lapangan kerja dan kemakmuran yang tercipta tidak akan banyak – ya hanya sekitar 25 orang tersebut yang dapat pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup keluarganya.
Nah langkah berikutnya yang diperlukan adalah menciptakan multiplier effect dari penciptaan lapangan kerja ini. Ada dua yang akan kami lakukan dalam waktu dekat untuk tujuan ini.

Yang pertama adalah membangun kandang-kandang kambing untuk produksi susu ini satu demi satu – sehingga nantinya terbangun puluhan atau bahkan ratusan kandang sejenis.  Dari mana dananya ?, ini yang akan menarik.

Karena dana kami sendiri terbatas, maka baru satu lokasi ini yang bisa kami bangun; lokasi-lokasi berikutnya akan kami bangun melalui konsep Build and Sell berbasis Dinar. Misalkan satu lokasi seperti ini memerlukan total invesatsi 500 Dinar (tanah, bangunan, 100 kambing), maka investor kami (yang selanjutnya kami sebut investor pertama) yang akan membangun sampai jadi lokasi tersebut dan sampai kambing-kambingnya menghasilkan susu.

Setelah semuanya berjalan baik, maka tanah beserta bangunan plus kambing-kambing produktif tersebut dijual ke investor ke 2 dengan harga investasi plus margin keuntungan yang wajar – misalnya menjadi 600 Dinar.

Maka investor pertama dalam projek ini mendapatkan keuntungan 20 % (sebelum bagi hasil). Sedangkan investor kedua mendapatkan bisnis yang sudah jalan, termasuk kambing-kambing yang produktif yang saat itu jumlahnya tentu sudah lebih dari 100 ekor – karena selama project ditangan investor pertama-pun akan banyak kambing yang lahir.

Hasil penjualan peternakan kambing ke investor ke 2; kemudian digunakan untuk mebangun komplek peternakan berikutnya. Setelah semuanya berjalan baik, baru dijual ke investor kedua berikutnya. Begitu seterusnya project ini sehingga kelak akan terbangun puluhan atau ratusan kandang kambing tergantung seberapa besar dana yang bisa kami kumpulkan untuk projek perkambingan ini.

Lantas dijual kemana susu-susu kambing dari puluhan atau ratusan kandang tersebut tersebut ?. Disinilah letak  peluang dan tantangan berikutnya. Selama ini petani dan peternak di Indonesia selalu menjadi korban karena lemahnya penguasaan pasar.

Untuk tidak mengulangi kelemahan yang sama; sedari dini kita juga akan bangun jaringan pasar susu kambing kita sendiri. Untuk ini kini mulai kita bangun merek dagang untuk susu kambing ini dengan nama Indolaban – yang artinya susu dari Indonesia. Laban adalah bahasa Al-Qur’an untuk air susu dari sungai di surga (QS 47:15).

Jaringan pemasaran Indolaban tidak akan mengandalkan minimarket atau supermarket – tetapi akan menggunakan jaringan penjualan langsung Direct1st® yang systemnya juga alhamdulillah sudah siap operasi.

Bila ini semua berjalan baik, maka ribuan lapangan kerja insyaallah akan tercipta baik di sektor produksi maupun distribusi. Manfaat lain bagi bangsa ini adalah tersedianya susu produksi dalam negeri yang jumlahnya cukup – sehingga diharapkan mengurangi ketergantungan kita pada susu impor. Bahkan siapa tahu kelak Indolaban juga menjadi andalan ekspor susu kambing ke negara-negara lain; why not - lha wong segala sumber daya yang diperlukannya ada – baik alam, dana, maupun SDM yang melimpah.

Sama seperti project Planet Jamur yang sudah kami luncurkan lebih dahulu; untuk project Susu Kambing ini kami juga akan memberikan kesempatan seluasnya kepada para pembaca yang ingin terlibat langsung dan tumbuh bersama kami – baik di sektor produksi/peternakannya, maupun sektor distribusi susunya; silahkan bergabung ke group Susu Kambing yang kini sudah kami buat di facebook. Semoga Allah memudahkan jalan untuk kita beramal yang diridloiNya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar