Pasar 30, 60 dan 160 Juta Orang, Siapa Yang Punya...?

Berdasarkan data dari Internet World Stats yang untuk Indonesia nampaknya menggunakan data APJII, penetrasi pengguna Internet di Indonesia masih menempati ranking paling rendah dibandingkan negara-negara ASEAN. Penetrasi kita baru mencapai 12.5%, dibandingkan Singapore yang mencapai 72.4% - bahkan pendatang baru Vietnam sudah mencapai 25.7%.


Internet Users and Penetration
Internet Users and Penetration
Rendah dalam penetrasi tidak berarti rendah dalam jumlah pengguna. Karena penduduk Indonesia mencapai lebih dari 240 juta tahun lalu, penetrasi yang hanya 12.5% ini – kini telah mencapai 30 juta pengguna internet di Indonesia sampai kwartal ke 3 tahun lalu. Pengguna internet saja di Indonesia, kurang lebih sama dengan jumlah penduduk 3 negara tetangga digabung yaitu Malaysia, Singapore dan Brunei.

Dari sudut pandang seorang pemasar, hal ini adalah luar biasa !; bayangkan, bila kita bisa menggarap pengguna internet di Indonesia saja – Anda seperti memiliki pasar yang segede tiga negara tersebut diatas. Dan jangan lupa, pengguna internet Indonesia adalah juga tergolong masyarakat menengah atas – yang daya beli rata-ratanya saya yakin tidak kalah dengan daya beli rata-rata penduduk di ketiga negara tersebut.

Nah sekarang masalahnya adalah apakah di dalam pasar yang besarnya tahun lalu saja mencapai 30 juta orang tersebut, kita sebagai pasar (pembeli) saja ? atau kita juga dapat menjadi pemasar (penjual) ?. Di sinilah peluang itu !.

Untuk berjualan di internet, tidak harus dibutuhkan modal yang besar. Bahkan perbedaan perusahaan raksasa dengan perusahaan kecil – tidak begitu nampak bila keduanya tampil di internet. Di internet orang lebih membutuhkan reliability informasi dan layanan ketimbang ukuran perusahaan.

Dinar adalah contohnya. Di Indonesia Dinar hanya diproduksi oleh Logam Mulia – PT. Aneka Tambang Tbk (BUMN) – yaitu raksasa BUMN dibidangnya. Namun dalam hal penjualan Dinar via internet – meskipun GeraiDinar.Com hanya menjual satu jenis produk dari produsen raksasa ini, insyallah pasar GeraiDinar.Com tidak kalah dengan pasar yang dijangkau oleh produsennya sendiri.

Peluang-peluang semacam ini belum terjadi 10 tahun lalu misalnya. Ketika itu kami meluncurkan situs KeluargaMuslim.Com – yang ditangani team yang kuat – dan bermitra dengan organisasi sosial yang sudah besar, namun karena saat itu pengguna internet masih kurang dari 2 juta orang – maka tidak banyak yang bisa digarap, sehingga situs tersebut hanya bisa bertahan 2 tahun.

Gambaran betapa besarnya pasar internet ini juga dapat dilihat di situs-situs baru yang kami luncurkan  sebulan terakhir. Di KambingOnline.Com misalnya, ada iklan peluang investasi di industri perkambingan yang sedang kami bangun – belum sebulan iklan ini sudah diminati oleh 1,757 peminat investasi sampai pagi ini.

Di situs DinarWorld.Com ada mainan Islami Zakati yang dalam 2 pekan diminati oleh 356 pengunjung. Masalah berapa banyak yang benar-benar terjadi terjadi transaksi, ini hanya masalah teknis untuk membuat produk/iklan lebih menarik, reliable dan deliverable, namun peluang besar itu benar-benar ada.

Melihat peluang yang besar tersebut, dan agar umat ini tidak hanya jadi pasar – tetapi juga menjadi pemasar, maka angkatan Pesantren Wirausaha berikutnya (angkatan 12) yang akan kita adakan awal bulan depan – insyaallah akan menggarap tema netpreneur ini.

Netpreneurship yang kita bangun tidak hanya membangun bisnis dunia maya seperti bisnis dotcom pada umumnya, tetapi kita ingin membangun sektor riil yang didukung teknologi dunia maya untuk menjangkau pasar dan sumber dayanya. Sama seperti ketika kita membangun GeraiDinar.Com; GeraiDinar secara fisiknya bener-bener ada – sehingga bagi masyarakat yang kurang comfortable dengan transaksi internet tetap dapat bertransaksi secara fisik.

Demikian pula dengan KambingOnline.Com, kita hanya luncurkan setelah kandang-kandang kambing bertaraf internasioanl terbangun, terisi dengan kambing dan bahkan sudah menghasilkan bibit kambing dan susu kambing.

Dengan langkah-langkah ini, kita ingin mengajak umat agar menjadikan teknologi internet yang mau tidak mau telah hadir dalam kehidupan kita sebagai peluang untuk menggapai kedaulatan ekonomi. Bila pasar tersebut kini seukuran 30 juta orang, maka ketika penetrasi kita mencapai penetrasi yang sama dengan Vietnam saja di angka sekitar 25 % - maka saat itu pasar ini ukurannya telah menjadi 60 juta orang minimal; ketika penetrasi internet kita menyamai Malaysia saat ini yaitu di angka di sekitar 65 %, maka pasar inipun minimal menjadi 160 juta orang....!. Lantas siapa lagi yang seharusnya menggarap pasar ini, selain kita kita...? . Semoga Allah memudahan langkah kita ini.  Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar