Planned But Not Executed (PBNE) or Executed But Never Planned (EBNP)...

Dalam sejarah Perang Dunia II; titik balik dari aggresi Jerman konon karena mereka tidak melaksanakan apa yang direncanakannya sendiri (Planned But Not Executed-PBNE), yaitu tidak meng-invasi Inggris lewat laut seperti rencana semula; mereka malah memilih jalur konfrontasi udara yang dikenal dengan Battle of Britain yang tidak pernah mereka rencanakan (Executed But Never Planned –EBNP).


Dalam perjalanan hidup kita, inilah yang sering terjadi. Kita merencanakan sesuatu matang-matang, tetapi kemudian tidak melaksanakannya (PBNE). Atau sebaliknya, kita terpaksa melaksanakan sesuatu yang tidak pernah kita rencanakan (EBNP). Baik PBNE maupun EBNP, keduanya adalah sumber kegagalan. Bila kita dapat meminimise keduanya, maka insyallah dapat memaximise peluang sukses kita.

Dalam usaha atau karir, bila kita kebanyakan PBNE maka inilah yang dalam bahasa sehari-hari kita kenal sebagai OmDo (Omong Doang). Sebaliknya bila terlalu banyak EBNP, maka ini manajemen a la pemadam kebakaran – hanya sibuk ketika timbul api. Keduanya harus semaksimal mungkin kita hindari bila ingin sukses..

Banyak sekali (mantan) karyawan, manajer, eksekutif yang kelabakan belajar berwirausaha ketika karir atau pekerjaannya terancam atau ketika pensiun tiba. Mereka terpaksa berusaha ini – itu yang sebenarnya tidak pernah direncanakannya (EBNP). Hasilnya tentu tidak banyak yang sukses.

Sebaliknya juga terjadi, banyak sekali diantara mereka – terutama tenaga-tenaga muda fresh graduate cemerlang yang punya cita-cita tinggi. Mereka ingin membangun usaha impiannya selagi mereka muda, namun untuk ini mereka butuh pengalaman kerja, butuh modal awal dlsb. sehingga mereka memutuskannya untuk bekerja dahulu di perusahaan yang sudah mapan. Sayangnya ketika mereka keenakan bekerja di perusahaan besar, gaji baik, tunjangan melimpah – mereka lupa dengan cita-cita semula,  mereka tidak melaksanakan apa yang dicita-citakannya (PBNE). Kemudian tibalah masanya pekerjaan/karir terancam atau usia pensiun tiba – mereka terpaksa harus berusaha ini – itu ketika resources sudah banyak berkurang (EBNP).

Demikianlah siklus lingkaran setan EBNP-PBNE-EBNP-PBNE terus mengungkung kita dari pencapaian yang maksimal dalam hidup, karir, keluarga,  usaha dlsb. Lingkaran setan ini terjadi pada tingkat individu, keluarga, perusahaan dan bahkan negara.

Dalam tingkat negara, negara ini pernah mentas dari keterpurukan akhir 1960-an sampai puncak pencapaian tahun 1990-an karena saat itu ada rencana jangka panjang yang dikomunikasikan dan diimplementasikan dengan cukup disiplin yaitu apa yang dikenal dengan REPELITA I, II, III,IV, V dst. Sampai anak-anak SD dan SMP pun tahu apa isi dan sasaran REPELITA-REPELITA tersebut.

Sejak era reformasi, empat pemerintahan silih berganti – masing-masing punya rencananya sendiri. Wa Allahu A’lam, mungkin hanya para birokrat  dan legislator yang tahu apakah rencana-rencana tersebut dilkasanakan dengan baik; atau sebaliknya terjebak dalam lingkaran EBNP-PBNE-EBNP-PBNE.

Lantas bagaimana kita bisa keluar dari lingkaran EBNP-PBNE-EBNP-PBNE tersebut ?.

Pertama buatlah rencana; apapun rencana itu. Dalam dunia perencanaan, ada istilah “gagal untuk membuat rencana sama dengan merencanakan untuk gagal”. Bila Anda ingin sebagai professional sampai pensiun misalnya – maka rencanakanlah dengan baik dan  bangun kompetensi Anda di profesi yang Anda pilih.

Bila Anda kini karyawan, manager atau eksekutif yang merencanakan untuk pindah kwadrant, maka rencanakanlah dengan baik dibidang usaha apa Anda akan terjun dan pada usia berapa akan membakar kapal Anda dst.

Kedua adalah disiplinlah dalam mengimplementasikan rencana Anda. Tanpa disiplin dalam implementasi ini, yang terjadi adalah lingkaran EBNP-PBNE-EBNP-PBNE tersebut.

Setelah kita merencanakan dan berusaha mengimplementasikan secara maksimal, maka bersamaan dengan itulah dengan bertawakkal kepada Allah – insyaAllah Allah akan menyempurnakan upaya dan rizki kita – rizki yang tidak harus berarti materi, bisa berupa keimanan, sakinah dan amal ibadah yang diridloi’Nya.

“... Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya...” (QS 65: 3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar