Harga Emas : Dari Mana dan Akan Kemana…?

Oleh: Muhaimin Iqbal
13 Januari 2012

Dalam dunia usaha, posisi sesaat tidaklah terlalu penting dibandingkan dengan trend-nya. Misalnya Anda punya warung sembako yang tahun 2011 lalu omset-nya Rp 50 juta, Angka ini tidak bisa untuk menjelaskan kinerja Anda apakah baik atau buruk. Angka ini baru berarti sesuatu bila misalnya dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya. Bila tahun 2010 omset Anda Rp 25 juta, berarti kinerja Anda tahun 2011 meningkat luar biasa 100 %. Sebaliknya bila tahun 2010 omset Anda sudah Rp 100 juta, maka usaha Anda sedang mengalami sunset atau sedang tenggelam di tahun 2011. Maka demikian pulalah dalam melihat perkembangan harga emas.

Hidup Adalah ‘Roller Coaster’ Gratisan…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Senin, 2 Januari 2012
Liburan akhir tahun ini saya ada urusan di Jogjakarta, jadi saya sempatkan bernostalgia menikmati kota ini karena tiga tahun lebih masa remaja saya sekolah di sini. Saya sempatkan jalan-jalan di alun-alun utara yang lagi ada sekatenan, luar biasa hiruk pikuknya. Ada beberapa ‘roller coaster’ mini yang nampaknya laris diantri pengunjung, tidak sehebat yang di Dufan-Jakarta tetapi cukup membuat teriakan-teriakan histeris penumpang ‘roller coaster’ mini ini membahana di alun-alun utara Jogja. Dalam hati saya bertanya, kok orang mau ya mengantri dan membayar untuk dibuat ‘stress’ sport jantung memacu adrenalin – padahal untuk stress yang gratis yang bisa datang setiap saat dalam ke-hidupan sehari-hari kita justru lebih sering tidak bisa menikmatinya ?

Déjà vu Harga Dinar, How Low Can You Go ?

Oleh: Muhaimin Iqbal
30 Desember 2011
Tanpa terasa system kita sudah me-record secara kontinyu pergerakan harga Dinar selama empat tahun ini sehingga up and down-nya sudah cukup kita alami. Meskipun lebih banyak up-nya, pada tulisan ini saya akan menekankan waktu-waktu dimana harga Dinar lagi down seperti saat ini – untuk mengingatkan kita semua agar tidak menggunakan fluktuasi harga emas sebagai media spekulasi. Ada setidaknya 4 kali dalam 4 tahun terakhir ini saya menulis dengan judul “…How Low Can You Go ?”, karena ini kurang lebih mewakili pertanyaan-pertanyaan dari para pembaca ketika harga lagi rendah.

Lowongan Kerja Di GeraiDinar Group...

Oleh: Muhaimin Iqbal
28 Sep 2010 diupdate 29 Des 2011


Dalam rangka menyiapkan kader-kader pimpinan GeraiDinar , Kop. BMT Daruul Muttaqiin, Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin dan unit-unit usaha yang tergabung dibawahnya, kami membuka kesempatan kader-kader terbaik untuk posisi-posisi berikut :

Tidak Ada Pekerjaan Tetap, Tetapi Tetap Bekerja…

Oleh: Muhaimin Iqbal
28 Desember 2011


Di masjid komplek tempat saya tinggal, jamaah shalat dhuhurnya kini hampir sama banyaknya dengan shalat fardhu lainnya. Kok bisa ?, bukankah penghuninya pada ke kantor di siang hari ? sebagiannya memang demikian, tetapi cukup banyak yang mulai bekerja di rumah.  Yang pada bekerja di rumah ini sebagian memiliki pegawai beberapa orang$2C maka mereka inilah yang ikut meramaikan masjid di siang hari selain penghuni komplek sendiri. Awalnya orang yang melihat kami siang-siang pada sarungan ke masjid, sering bertanya ‘apakah Anda tidak bekerja ?’, maka sambil berseloroh kami punya jawaban yang khas untuk ini : ‘kami ini adalah orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap, tetapi kami tetap bekerja !’.

Bakyak Pak Kyai Dan Tukang Nasi Pecel…

Oleh: Muhaimin Iqbal
26 Desember 2011
Seorang kyai tua tinggal beberapa ratus meter dari surau-nya yang selalu sepi. Dia selalu bangun satu jam menjelang subuh dan kemudian berjalan ke surau. Di keheningan malam desa, bakyak (alas kaki dari kayu) Pak Kyai ini menjadi pertanda awal pagi bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang jalan antara rumah Pak Kyai dengan suraunya. Begitu mendengar suara teklek – teklek –teklek , masyarakat yang punya urusan pagi itu segera bangun untuk memulai urusannya.

Sahabat, bukankah kita sudah diingatkan

Beberapa waktu yang lalu, sebelum harga emas jatuh dua minggu yang lalu, beberapa rekan bertanya bagaimana pendapat kami tentang berkebun emas. Maklum, pada saat itu, dalam waktu satu bulan ada dua seminar tentang berkebun emas. Yang disebut berkebun emas adalah, membeli emas 24 karat, kemudian digadaikan, uang hasil gadai ditambahi uang tunai untuk membeli emas, dan digadaikan lagi, begitu dan seterusnya sampai beberapa kali (misalnya 5 kali). Pada saat jatuh tempo, emas-emas itu ditebus, dan dengan perkiraan kenaikan harga emas lebih dari 30%, maka setiap kali menebus akan mendapat untung lumayan.
Jaringan gerai dinar tidak menganjurkan hal ini. Bukan karena objek investasi (?) bukan dinar, tetapi ada unsur spekulasi di dalamnya. Saat ditanya pendapatnya tentang praktik sejenis berkebun emas, Pak Iqbal mengatakan, "Jangan menjadi kaya dengan berutang".
Sepanjang minggu yang lalu, di grup BBM kami banyak cerita dan keluh kesah dari petani emas ini. Ada yang rugi Rp 1,2 miliar ada yang sampai Rp. 2 m. Pertanyaannya, loh kok sampai rugi? Ya, karena setiap bulan ada biaya titip (gadai) yang harus dibayar, yaitu 1,5 s/d 1,7% dari harga emas saat dilakukan akad gadai. Nah, jika pada saat jatuh tempo harga emas sedang jatuh, maka tentu saja akan rugi dari dua hal, jatuhnya harga (jika mau dijual agar tidak rugi keterusan) dan bayar biaya titipan.
Sahabat, bukankah kita telah diingatkan untuk tidak melakukan muamalah yang mengandung unsur gharar (ketidakpastian), maisir (spekulasi/judi) dan riba?
Selamat memulai hari yang cerah.