Tampilkan postingan dengan label kelor (Moringa Oleifera). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kelor (Moringa Oleifera). Tampilkan semua postingan

In Search of New Food

Ahad, 23 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bulan April lalu ketika Duta Besar AS mengunjungi Rumah Tempe Indonesia di Bogor, dia mengungkap dengan enteng fakta yang sesungguhnya luar biasa. Dia mengaku : “90 % kacang kedelai yang digunakan bahan baku tempe dan tahu Indonesia berasal dari Amerika, Indonesia adalah pangsa pasar kedelai terbesar , tahun 2013 nilai ekspor agrikultur Amerika ke Indonesia mencapai US$ 4.8 Milyar…” (tempo.co). Dari sumber lain (GMO-Compass) kita tahu bahwa lebih dari 90% (tepatnya 93%) produksi kedelai di Amerika adalah GMO, apa artinya ini ? 

Biji-Biji Yang Bersayap

Jum'at, 21 Nopember 2014
oleh: Muhaimin Iqbal

Keindahan ciptaan Allah itu ada di sekitar kita, tetapi sering berlalu begitu saja bila kita tidak memperhatikannya secara serius. Salah satunya adalah ketika saya lagi mendalami seluk beluk pohon kelor (Moringa oleifera ), saya menemukan biji-biji dari pohon ini yang sangat indah – yaitu biji-biji yang bersayap. Pasti ada grand design yang besar dari Sang Maha Pencipta, mengapa biji-biji kelor ini diberi sayap oleh Allah sedang pada biji tanaman lainnya pada umumnya tidak bersayap ?


Revolusi Pangan

Selasa, 18 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bila negeri yang paling kaya biodiversity, mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun dan hampir seluruh wilayahnya mendapatkan hujan  ini hingga kini belum ada tanda-tanda akan bisa mencukupi pangannya sendiri – pasti ada sesuatu yang seriously wrong dalam pengelolaan pangan kita. Yang saya lihat salah satunya adalah salah memilih guru. Selama ini kita berusaha bertani mengikuti cara barat, yang mereka sendiri ternyata baru menyadari kekeliruan mendasarnya – bahwa pertanian mereka ternyata tidak sustainable !

Daun Swasembada

Ahad, 16 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Setelah 69 tahun merdeka dan 7 presiden silih berganti, belum nampak tanda-tanda negeri ini akan swasembada pangan. Bahkan seperti yang pernah saya tulis sebelumnya “Red Alert : Darurat Pangan” kecenderungan ketergantungan terhadap produk impor itu nampak semakin tinggi. Bisa jadi karena selama ini kita mencari jawaban di tempat yang salah atau setidaknya belum meng-eksplorasi peluang yang ada secara menyeluruh. Kita terlalu fokus pada biji-bijian yang ditanam dengan susah payah – lupa ada potensi daun yang bisa jadi lebih mudah !