Green Economy : The Future We Want…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Jum'at, 13 Juli 2012

Di situs ini saya pernah menulis “Muzara’ah : Revolusi Hijau Yang InsyaAllah Segera Kita Mulai”, Alhamdulillah tanpa terasa – Allah telah memudahkan niat tersebut sehingga sudah ada sekitar 150,000 pohon telah kami tanam dalam kurun waktu yang belum sampai 4 tahun ini. Maka ketika bulan lalau para pemimpin dunia berkumpul di Rio de Janeiro – Brazil untuk membicarakan Green economy in the context of  sustainable development and poverty eradication, saya melihatnya sebagai sesuatu yang sangat mungkin dilakukan, hanya yang dibutuhkan adalah tidak cukup conference dan resolusi saja – yang perlu dilakukan adalah just do it – lakukan saja ! dan kini Anda-pun bisa terlibat di dalamnya.


Hasil pertemuan di Brazil yang disebut RIO+20 itu dituangkan dalam komunike hasil konferensi yang diberi judul The Future We Want; dokumen setebal 53 halaman tersebut memuat 283 butir kesepakatan para peserta konferensi. Banyak sekali diantara butir-butir tersebut yang juga sejalan dengan konsep yang kita usung di situs ini, seperti pengembalian ekosistem, energy hijau, kecukupan pangan bagi semua dlsb.

Lagi-lagi wacana yang sangat luas tersebut tidak akan banyak manfaatnya kecuali diterapkan di dunia nyata, dan yang bisa menerapkan ini tidak harus pemerintah, tidak harus pengusaha besar, tidak harus investor asing  dlsb, karena kita-kita juga bisa.

Anda yang pernah datang ke kebun kami di Jonggol 3 tahun lalu di awal pengambil alihannya, Anda mungkin masih ingat kegersangan dan panasnya di sana. Kini Anda bisa datang kesana lagi, parkir mobil Ada di dekat pintu gerbang dan berjalan kaki masuk kedalamnya – insyaallah yang Anda rasakan adalah kesejukan pohon-pohon yang sudah semakin rindang.

Di bawah pohon sengon berusia 2.5 tahun dengan diameter rata-rata sekitar 20- 25 cm inilah belum lama ini saya presentasi ke sebuah team dari fund manager besar yang bermarkas di London. Saya bercerita bahwa untuk menanam pohon ini (sengon sampai usia 2.5 tahun), biaya yang dibutuhkan per pohonnya tidak lebih dari US$ 1,- (diluar biaya akuisisi tanah). Bila kita panen dalam 2.5 tahun yang akan datang, harga pohon-pohon tersebut insyaallah tidak kurang dari US$ 50,- per pohon ; saya bilang ke merekaYou can check it with international wood price, and make your own investment feasibility judgment for this….

Setelah faktor biaya tanah dimasukkan, faktor resiko, factor pasar dlsb. dimasukkan, insyaallah investasi hijau semacam ini akan tetap sangat feasible untuk dilakukan – mengingat longgarnya ruang antara US$ 1,- ke US$ 50,- dalam 5 tahun.

Ada tiga masyalah yang berhasil saya identifikasi, mengapa effort yang kami lakukan dengan menanam sekitar 150,000-an pohon tersebut kurang cepat menular di antara teman-teman yang sudah melihatnya dari awal sekalipun.

Pertama adalah dibutuhkan initial cost yang cukup besar untuk membebaskan lahan. Kedua adalah kendala pengetahuan dan keterampilan, dan ketiga adalah panjangnya waktu antara keluar biaya awal sampai pohon-pohon bisa dipanen. Tiga kendala inilah yang membuat kebanyakan orang yang memiliki income flow bulanan (rata-rata pegawai), tidak mudah untuk memulai.

Untuk mengatasi hal ini, berikut antara lain yang Anda bisa lakukan :

Untuk mengatasi modal awal, Anda bisa mencairkan dana pensiun Anda, tunjangan hari tua Anda, asuransi Anda atau tabungan Anda. Dari pada tumbuh di sektor financial, mengapa tidak mencobanya menumbuhkannya di sektor riil yang hijau pula !.

Untuk mengatasi kendala pengetahuan dan keterampilan,  Anda bisa menggunakan lahan kami di Jonggol maupun Blitar sebagi kampus Anda untuk belajar dan praktek. Anda bisa belajar dari kegagalan kami maupun keberhasilannya, Anda bisa lihat mana pohon yang tidak tumbuh sempurna dan apa sebabnya – Anda juga bisa menemui pohon-pohon yang ideal dan juga apa penyebabnya.

Untuk mengatasi hasil yang jangka panjang ?, kalau ini kami tidak bisa membantu – Anda sendiri yang harus mengelola uang Anda !. Tetapi bila langkah-langkah ini dikelola berjamaah (berkelompok) insyaallah akan ada solusinya.


Beberapa bank syariah yang telah tertarik dengan apa yang kami lakukan bersedia memberikan pembiayaan awal untuk effort tersebut – asal berkelompok, dengan demikian biaya investasi yang cenderung besar di awal yang membuatnya tidak terjangkau – menjadi flat dalam bentuk cicilan jangka panjang.

Saya lihat inilah positifnya, kalau selama ini dana dari bank lebih untk kredit konsumtif seperti mobil dlsb; maka pembiayaan yang sama akan beralih ke pembiayaan produktif di sektor investasi hijau.

Lebih detil aplikasi konsepnya insyaAllah akan kami diskusikan dengan para peminat sambil Itikaf 10 hari terakhir Ramadhan di Masjid Daarul Muttaqiin – Jonggol Farm yang akan mengambil tema “Merespon Al-Qur’an, Memakmurkan Bumi…”. Anda sudah bisa mendaftar melalui email untuk bergabung dalam I’tikaf ini, peserta dibatasi 100 orang. (Pengumuman khusus insyaallah akan diberikan di awal Ramadhan).

Meskipun kita tidak ikut konferensi tingkat tinggi Rio+20 tersebut diatas, meskipun kita tidak ikut menanda tangani komunike bersama yang terdiri dari 283 points, Insyaallah kita bisa berbuat yang riil untuk menghijaukan bumi sambil berinvestasi, untuk menyiapkan the future we want.  Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar