Oleh: Muhaimin Iqbal
Pekan ini kita akan memperingati salah satu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam, yaitu Isra’ Mi’raj Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Peristiwa yang luar biasa – tetapi bisa dipahami dengan keimanan, dan baru juga kemudian bisa dipahami dengan ilmu pengetahuan. Melalui penelusuran sejarah para nabi, peristiwa Isra’ Mi’raj ini menjadi lebih mudah lagi dipahami !
Pada
malam Isra’ Mi’raj diceritakan bahwa Nabi kita Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam sempat menjadi imam di Masjidil Aqsha, siapa makmumnya ?
Makmumnya adalah seluruh nabi dan rasul yang menurut sebagian riwayat
menceritakan jumlahnya sampai 24,000 nabi dan 300 rasul sehingga
Masjidil Aqsha penuh sesak oleh mereka.
Lho
kok bisa ? bukankah para nabi dan rasul ini hidup pada dimensi waktu
yang berbeda dengan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ?.
Atas ijin Allah, pada malam itu dimensi waktu tidak berlaku bagi para
nabi dan rasul ini. Lantas bagimana dengan dimensi ruang ? bukankah
mereka hidup di tempat-tempat yang berbeda ?
Allah
yang kuasa mengendalikan waktu, tentu juga kuasa mengendalikan ruang.
Tetapi ada kemungkinan lain yaitu sangat bisa jadi para nabi ini suatu
saat memang pernah berada di ruang yang sama selama masa hidupnya.
Setidaknya kemungkinan ini saya pelajari dari buku Atlas of the Qur’an
karya Dr. Shauqi Abu Khalil.
Dalam
buku tersebut digambarkan lokasi-lokasi yang disebut di dalam
Al-Qur’an, termasuk di dalamnya tempat kelahiran, perjalanan dan tempat
meninggalnya para nabi. Ketika garis-garis yang menghubungkan
tempat-tempat para nabi tersebut saya ambil, terus saya taruh pada peta
yang sama – maka hasilnya subhanallah, semuanya terpusat pada tempat yang sama – yaitu Palestina ! lihat gambar di bawah.
Nabi
kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lahir di Mekkah dan Hijrah
ke Madinah sampai meninggal dan dimakamkan di sana. Namun Allah
memperjalankan beliau di malam Isra’ Mi’raj untuk mengunjungi Masjidil
Aqsha di Palestina, dan disanalah beliau bertemu para nabi-nabi dan
rasul-rasul sebelumnya.
Nabi
Adam ketika diturunkan oleh Allah dari Surga ke bumi, turunnya di India
sedangkan istrinya (Hawa) turun di Jeddah – kemudian keduanya bertemu
di Muzdalifah. Diceritakan
dalam hadits At Thabrani kemudian bahwa Adam melakukan perjalanan ke
Mekkah dan kemudian ke Syam – Masjidil Aqsha/Palestina adalah di negeri
Syam ini.
Nabi Ibrahim menempuh jalan melingkar ketika pergi dari Iraq ke Mekkah melalui Palestina, demikian pula rute baliknya.
Nabi
Sulaiman pernah melakukan perjalanan melalui lembah semut, dimana dia
bisa mendengarkan seruan seekor semut terhadap kaum semut-nya agar
menyingkir (QS 27:18). Lembah semut ini berada di dekat daerah yang
disebut Asqalan – yang kini merupakan bagian wilayah Gaza (Palestina)
yang menjadi benteng pertahanan paling depan dalam menghadapi musuh
utama umat Islam yaitu Zionis Yahudi – yang kota terdekatnya (Ashdod)
hanya berjarak 1- 2 km dari Asqalan ini.
Demikian
pula nabi-nabi lain, dalam sejarah hidup dan perjalanannya selalu bisa
dikaitkan dengan Palestina. Maka tidak mengherankan bila wilayah ini
menjadi wilayah yang diberkahi (QS 17 :1).
Bila
Allah menurunkan para nabiNya ditempat ini, atau memperjalankan nabiNya
ketempat ini – pastilah tempat ini adalah tempat yang amat sangat
penting. Sayangnya tempat ini (Palestina) kini sebagian besarnya
dikuasai oleh Zionis Yahudi dan di sebagian lainnya (Suriah) saudara-saudara kita harus berjuang keras untuk bisa mempertahankan aqidahnya.
Tidak-kah
kita ingin berbuat untuk negeri yang diberkahi, negerinya para nabi ini
dengan cara yang juga sudah ditunjukkan oleh Nabi kita Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits-nya ?
“Awal
perkara ini adalah kenabian dan rahmat, kemudian menjadi kekhalifahan
dan rahmat, lalu menjadi kerajaan dan rahmat, kemudian menjadi tanda dan
rahmat, dan setelah itu mereka menggigit bibir hingga membekas
sebagaimana keledai bertakadum (zaman belenggu), oleh karena itu
hendaklah kalian berjihad, dan sebaik-baik jihad kalian adalah pertalian
(persaudaraan) dan sebaik-baik persaudaraan kalian adalah menyatukan negeri Asqalan” (HR. Ath-Tabrani)
Maka
bila Anda ingin memberi arti lebih pada peringatan Isra’ Mi’raj kali
ini, Anda bisa bergabung dengan kami dalam gerakan Sahabat Al-Aqsha,
silahkan kunjungi situs yang dipersiapkan khusus untuk ini yaitu http://sahabatalaqsha.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar