Oleh: Muhaimin Iqbal
Allan Savory adalah seorang biologist asal Zimbabwe yang konsepnya tentang penyelamatan kelangsungan kehidupan di bumi banyak diterapkan di dunia, mulai dari Afrika, Amerika Latin, Australia sampai Amerika Utara. Konsepnya yang diberi nama Holistic Planned Grazing – sebenarnya adalah konsep sederhana yaitu menghidupkan penggembalaan yang terencana. Ini sekaligus membuktikan bahwa apa yang dilakukan oleh seluruh Nabi-Nabi Allah, layak kita tiru hingga akhir zaman.
Bila melalui hadits shahih Bukhari dikabarkan bahwa seluruh Nabi menggembala kambing ,
maka pastilah tidak keliru bila ini kita tiru hingga di jaman modern
ini sekalipun. Ini terbukti dengan konsep penggembalaan terencana-nya
Allan Savory yang konon sudah diterapkan di areal seluas lebih dari 16
juta hektar di seluruh dunia (sekitar 40 juta acres).
Bagaimana
system penggembalaan ini bisa melestarikan kehidupan di muka bumi dapat
Anda saksikan di klip video yang dikeluarkan oleh Savory Institute di link ini.
Prinsipnya adalah dengan merencanakan perputaran hewan gembalaan secara
periodik, terjadi pemerataan penyebaran kotoran ternak ke areal yang
luas dan rumput-rumput di daerah gembalaan tersebut belum sempat habis
(overgrazed) – sudah ditinggalkan oleh gerombolan ternak gembalaan,
untuk kemudian setiap area dikunjungi lagi ketika rerumputan sudah pulih
kembali.
Karena
buah karya manusia biasa, pendekatan Savory ini tentu masih banyak
mengandung kelemahan – tetapi itupun sudah bisa melestarikan areal yang
luasannya puluhan juta hektar di seluruh dunia tersebut di atas.
Seandainya
saja kita lakukan hal yang sama tetapi bukan meniru Savory melainkan
meniru contoh terbaik kita, yaitu nabi kita sendiri Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam dan juga para nabi-nabi sebelumnya – insyaAllah
hasilnya akan jauh lebih baik.
Pertama
Nabi kita mengajarkan untuk kita bersyirkah dalam lahan-lahan
penggembalaan (hadits syirkah tiga hal yaitu lahan, air dan api/energi),
maka pengadaan lahan-lahan penggembalaan yang luas di atas tanah-tanah
yang selama ini tandus atau diterlantarkan oleh pemiliknya – insyaAllah
lebih memungkinkan.
Setelah
tanah-tanah yang tandus ini dimakmurkan dan antara lain sebagiannya
juga bisa menjadi padang rumput - caranya menggunakan Surat Yaasiin
33-35 , surat ‘Abasa 24-32 dan sejumlah petunjuk lainnya – maka yang
ditebarkan di atas ladang rumput ini adalah kambing atau domba, bukan
sapi seperti teorinya Savory.
Mengapa kambing atau domba dan bukan sapi ?, yang jelas secara matematis multiplier effect-nya
akan jauh lebih cepat kambing ketimbang sapi. Satu ekor kambing betina
bisa melahirkan enam ekor anak kambing dalam dua tahun sedangkan sapi
hanya melahirkan satu atau paling banter dua anak pada periode yang
sama.
Karena ukuran kambing atau domba lebih kecil, maka dia lebih mobile dalam menyebarkan kotoran yang kemudian menjadi pupuk – efek pemupukan terhadap tanah akan lebih merata.
Dan
yang tidak kalah pentingnya adalah contoh yang diberikan para nabi
bahwa yang digembalakan itu adalah kambing, bukan sapi. Pasti tidak akan
keliru bila kita mencontoh para nabi ini, seandainya-pun belum semua
ilmunya kita ketahui !
Orang
seperti Allan Savory berusaha dengan pengalaman dan ilmunya menggali
cara-cara terbaik untuk melestarikan kehidupan di muka bumi,
ujung-ujungnya setelah dengan susah payah dia ketemu cara yang mendekati
contoh-contoh yang dilakukan oleh para nabi – meskipun masih jauh.
Orang
seperti kita diberi contoh itu dengan sangat detil, hanya saja sebagian
besarnya baru kita tangkap sebagai ilmu dan penjelasannya (bayaan) –
belum menjadi petunjuk (huda) untuk berbuat sesuatu. Bayangkan dasyatnya
bila ilmu-ilmu dan penjelasan-penjelasan yang datang dari Al-Qur’an dan
hadits-hadits shahih itu bener-bener menjadi huda
bagi kita, petunjuk dan landasan untuk berbuat sesuatu – maka pastilah
umat ini ditinggikan di atas umat yang lain, dan inilah janji Allah itu.
“(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS 3 : 138-139).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar