Oleh: Muhaimin Iqbal
Hampir lima tahun lalu tepatnya tanggal 22/11/2008 saya menulis “ Prinsip 1/3 Dalam Pengelolaan Harta”. Saya kembali angkat tema ini karena adanya fenomena yang menarik tentang proses kebangkitan ekonomi China, sampai-sampai gurunya investasi dunia barat seperti Jim Rogers-pun memindahkan fokus investasinya dari Amerika ke China. Ternyata negeri China bangkit ekonominya dalam 30 tahun terakhir menggunakan prinsip yang mirip dengan prinsip 1/3 ini.
Tiga
puluh tahun lalu GDP per capita di China hanya sekitar US$ 400, kini di
kisaran US$ 5,400. Tidak terlalu tinggi memang, tetapi perlu diingat
bahwa ini untuk negeri dengan penduduk 1.4 milyar. Artinya ada
pergerakan peningkatan kemakmuran yang masif untuk begitu banyak orang
hanya dalam tiga dasawarsa.
Bagaimana
mereka melakukannya ? dari mana dana untuk membiayai pertumbuhannya ?
ternyata bukan dengan hutang sebagaimana banyak dilakukan oleh
negara-negara lain yang ingin membangun kekuatan ekonominya.
Sekitar
30 tahun lalu ada perubahan sikap besar-besaran di China dari rakyat
yang penghasilan rata-ratanya masih US$ 400 saat itu. Perubahan itu
adalah mereka berhemat, mengkonsumsi hanya sekitar 30 % penghasilannya,
menyimpan 35% dan yang 35 % sisanya diinvestasikan. Mereka berubah dari
orientasi hidup untuk saat ini, menjadi untuk masa depan.
Mereka
komunis, tidak berharap adanya kehidupan setelah kematian – itupun
bersedia berkorban untuk kehidupan masa depan – dan mereka sukses untuk
apa yang mereka lakukan.
Prinsip
1/3 untuk umat Islam mestinya bisa lebih dari apa yang dilakukan oleh
rakyat China. Dengan mengkonsumsi 1/3 dari penghasilan kita,
menginfaqkan 1/3-nya dan menginvestasikan 1/3-nya. Inilah keseimbangan
dalam Islam.
Sepertiga
yang dikonsumsi adalah agar kita bisa hidup layak saat ini, 1/3 yang
diinvestasikan adalah untuk masa depan kita dan anak-anak kita dan 1/3 yang diinfaqkan adalah untuk kehidupan abadi kelak kita setelah mati.
Bayangkan
bila prinsip 1/3 ini bisa menjadi gerakkan masif di negeri ini seperti
yang terjadi di China 30 tahun lalu, maka akan ada bahan bakar
pertumbuhan ekonomi yang luar biasa di negeri ini. Sepertiga yang
diinvestasikan akan menumbuh-kembangkan sektor riil yang sebelumnya
dalam ekonomi ribawi dibebani dengan beban bunga – menjadi tidak lagi
terbebani beban bunga.
Sepertiga yang diinfaqkan bisa menumbuh-kembangkan social business sehingga simiskin-pun bisa memiliki akses modal yang murah dan mudah, mereka tidak lagi dicekik oleh rentenir dan sejenisnya.
Apakah
penerapan prinsip 1/3 ini sulit ? insyaAllah tidak, karena selama ini
para pegawai-pun kurang lebih sudah menerapkannya – hanya penerapannya
yang barangkali belum pas !
Rata-rata
pegawai hanya mengkonsumsi 1/3 dari penghasilannya – jadi mereka sudah
terbiasa, tinggal memperbaiki alokasi yang 2/3-nya.
Selama
ini yang 1/3 lagi dipakai untuk membayar hutang jangka panjang – yaitu
kredit rumah. Seolah dunia perbankan ribawi juga tahu prinsip 1/3 ini
sehingga ketika mereka akan memberikan kredit ke nasabahnya, mereka
batasi kredit tersebut sehingga si peminjam ini nantinya mampu membayar
cicilan tidak lebih dari 1/3 dari penghasilannya.
Sepertiganya
lagi macam-macam penggunaannya. Yang boros menggunakan 1/3-nya untuk
mencicil hutang jangka pendek seperti kredit mobil, membayar credit card
dan barang-barang konsumtif lainnya. Yang hemat menginvestasikannya di
asuransi, bursa saham, reksadana dan sejenisnya.
Intinya
tidak sulit, hanya perlu menata kembali apa yang kita lakukan
sehari-hari. Yang 1/3 untuk konsumsi ini memang harus, jadi biarkan
demikian. Yang 1/3 untuk membayar hutang jangka panjang dan umumnya
rumah, ini juga insyaAllah masih aman – hanya semaksimal mungkin
tinggalkan riba agar keberkahan mendatangi Anda – dan ini menjadi
peluang bagi teman-teman di bank syariah mestinya.
Nah
mulai dari yang 1/3 yang terakhir yang dibenahi total. Yang biasanya
habis untuk membayar hutang jangka pendek, credit card dan yang
sejenisnya – bisa mulai diubah arahnya menjadi investasi sektor riil.
Dari sinilah ekonomi sektor riil akan mendapatkan sumber bahan bakar
pertumbuhannya dan dari sini pulalah peluang Anda untuk beramal secara
nyata terbuka.
Sambil
melakukan perubahan ini, niatkan pula untuk menginfaqkan 1/3 dari hasil
investasi Anda di sektor riil ini. InsyaAllah setelah investasi Anda di
sektor riil berhasil, Anda bisa pindah kwadran dari employee ke self-employed, business owner atau bahkan investor – dan saat itu Anda sudah terbiasa mengelola harta Anda dengan prinsip 1/3 yang sesungguhnya.
Sepertiga
untuk dikonsumsi, 1/3 untuk investasi dan 1/3 untuk sedeqah –
insyaAllah Allah akan menurunkan ‘hujan’ khusus untuk Anda. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar