Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila ada satu institusi yang akhir-akhir ini paling banyak dikambing hitamkan di seluruh dunia untuk kelesuan ekonomi, jatuhnya harga saham, jatuhnya nilai tukar mata uang dan juga bahkan jatuhnya harga emas dunia – maka institusi itu pastilah the Fed – bank sentralnya Amerika. Anda bisa baca di seluruh media ekonomi dunia, maka seolah the Fed adalah aktor tunggal dari gonjang-ganjing bursa saham, pasar modal dan pasar uang itu. Seandainya toh benar bahwa the Fed itu adalah kambing hitam ekonomi dunia, pertanyaannya adalah lha kok mau kita dipermainkan oleh mereka ?
Inilah
ekonomi kertas itu, ketika kinerja ekonomi bukan diukur oleh kemampuan
riil suatu negara dalam memberikan kemakmuran rakyatnya, kemampuan riil
dalam memproduksi bahan-bahan kebutuhan pokok, kemampuan riil menjawab
problema yang nyata di masyarakat – tentang air, energy, udara dlsb.,
maka kinerjanya seolah hanya tercermin pada pasar modal, pasar uang dan
sejenisnya.
Ketika
kinerja ekonomi seolah hanya terwakiki oleh naik turunnya harga saham,
naik turunnya nilai tukar , suku bunga dan cadangan devisa, maka begitu
banyak waktu dan resources negeri-negeri terkuras untuk mempercantik penampilan di bursa sahamnya, nilai tukar dan suku bunganya. Penampilan di atas kertas inikah yang kita butuhkan ?
Harga saham bisa melejit dalam satu malam ketika the Fed memutuskan untuk melanjutkan program Quantitative Easing-nya, apakah kinerja harga saham yang demikian ini cerminan kemajuan ekonomi ? tentu tidak. Sebaliknya juga demikian, harga saham bisa langsung anjlok seketika ketika the Fed memutuskan untuk menghentikan program QE-nya, apakah ini cerminan runtuhnya ekonomi ?, mestinya juga tidak.
Lha kalau jatuh bangunnya harga saham yang dipicu oleh rapat-rapat bulanan the Fed
– bukan merupakan ukuran kinerja ekonomi kita, mengapa para pelaku
ekonomi kita rela pontang-panting dibuat pusing oleh setiap kebijakan
the Fed ?
Di
situlah masalahnya, selama kinerja kita didominasi oleh ukuran yang
bernama harga saham, nilai tukar mata uang dlsb. maka
kebijakan-kebijakan the Fed tetap akan bisa membuat gonjang-ganjing ekonomi sejagat.
Lantas bagaimana kita bisa melepaskan diri dari gonjang-ganjing tersebut ? Fokus pada kinerja sektor riil adalah salah satu jawabannya. Bila kinerja sawah ditentukan oleh berapa ton padi bisa dihasilkan oleh per hektar lahan, maka kebijakan the Fed tidak berpengaruh pada kinerja petani.
Si petani-pun tidak akan pusing memikirkan apa yang akan diputuskan the Fed dalam rapat bulanannya, petani akan focus berinovasi pada bagaimana meningkatkan hasil panennya. Tidak ada resources terbuang hanya untuk merespon kebijakan the Fed. Dan si petani tidak perlu mengkambing hitamkan the Fed atau siapapun ketika hasil panenannya turun.
Maka seperti si petani itulah cara kita menghindarkan diri dari pengaruh buruk si kambing hitam global yang bernama the Fed tersebut. Fokuslah kita pada bagaimana menggarap sektor riil khususnya yang sumber dayanya ada di negeri ini sendiri. Lebih khusus lagi pada upaya-upaya memenuhi kebutuhan dasar rakyat seperti FEW (Food, Energy and Water).
Lantas bagaimana Dinar dan Emas yang harganya juga ikut di-gonjang-ganjing-kan oleh kebijakan the Fed
? sama dengan sektor riil tersebut solusinya. Ketika membeli Dinar atau
emas dengan harapan untuk memperoleh gain jangka pendek – maka kita
akan selalu dipusingkan oleh hasil rapat-rapat the Fed.
Tetapi
bila kita membeli Dinar atau emas sebagai bagian dari strategi untuk
membangun ketahanan ekonomi, mempertahankan daya beli jangka panjang
atas hasil jerih payah kita bekerja – maka kebijakan bulanan the Fed tidak akan berpengaruh pada strategi ketahanan ekonomi kita tersebut.
Konkritnya
seperti apa strategi ketahanan ekonomi atau mempertahankan daya beli
dengan Dinar atau emas ini ? sederhananya adalah membeli Dinar atau emas
pada saat kita memiliki kelebihan uang kertas, dan menjualnya saat kita
membutuhkan Dinar/emas tersebut untuk modal usaha sektor riil, membeli
kebutuhan pokok dan kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat jangka
panjang.
Bila
lawan (penggunaan) Dinar atau emas kita adalah benda riil atau
kebutuhan riil, tidak harus berarti kita membayar dengan Dinar atau emas
– tetapi menggunakan dana pencairan emas/Dinar – segera setelah
pencairannya – untuk membayar benda atau kebutuhan riil ini , maka
insyaAllah kita akan terbebas dari pengaruh gonjang-ganjing-nya the Fed.
Sebaliknya
dengan Dinar atau emas-pun kita bisa menjadi korban kambing hitam –
manakala kita berspekulasi jangka pendek dan sekedar mempertukarkan
Dinar atau emas kita dengan uang kertas tanpa didasari suatu keperluan
yang riil.
Kambing
hitam itu begitu perkasanya sehingga mampu mengaduk-aduk ekonomi
negeri-negeri sejagat, tetapi kita bisa menghindari pengaruhnya – baik
secara pribadi maupun sebagai negeri. Kerja keras kita di sektor riil
dan sikap kita terhadap ketahanan ekonomi antara lain yang akan membebaskan kita dari pengaruh buruk kambing hitam ini.
Namanya
juga kambing hitam – dia sendiri belum tentu bersalah, bisa jadi dia
juga hanya dikambing hitamkan saja. Maka cara terbaik melawan kambing
hitam ya mulai dari diri kita sendiri, dan dari negeri ini sendiri. Mulai dengan kerja keras dan jawablah tantangan jaman dengan kerja nyata. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar