Oleh: Muhaimin Iqbal
Orang-orang kaya menguasai perdagangan di mal-mal, pasar-pasar mewah, pertokoan sampai mart-mart di kampung-kampung. Para pedagang kaki lima dan pedagang asongan menguasai titik-titik strategis di setiap kerumuman dan jalan-jalan yang macet. Lantas dimana pasar yang bisa dikuasai oleh orang kebanyakan seperti kita-kita ?, kebanyakan kita tidak cukup uang untuk membeli tempat di mal atau mendirikan mart, sementara untuk menjadi pedagang kaki lima atau pedagang asongan kita juga tidak cukup PD. Maka bisa jadi salah satu jawabannya adalah teknologi yang ada saat ini.
Teknologi itu bukan teknologi e-commerce yang
karena berbagai kendalanya ‘baru bisa’ menguasai 1.4 % GDP dunia,
teknologi ini lebih maju lagi tetapi lebih sederhana pengoperasiannya.
Teknologinya bukan menggantikan jual beli fisik sebagaimana teknologi e-commerce, tetapi teknologi yang malah menguatkan interaksi jual beli secara fisik.
Karena
teknologi ini melibatkan jual beli fisik, maka seluruh kelebihan jual
beli fisik dapat dipertahankan. Misalnya kelebihan dalam hal khiyar
– pembeli bisa memilih-milih barang yang mau dibeli atau tidak.
Kelebihan dengan pembayaran tunai – sebagian orang lebih suka membayar
atau menerima pembayaran tunai. Kelebihan dengan ‘experience’ jual beli –
sebagian orang menikmati bertemu orang, negosiasi, jalan-jalan sambil
belanja dlsb.
Bayangkan diantara peluang-peluangnya adalah seperti ini :
Dengan membuka lastfeet dari smartphone
Anda, Anda akan tahu siapa yang lagi berjualan beras, gula, minyak
goreng dlsb. di sekitar Anda, dari tempat-tempat yang terdekat dengan
Anda. Bisa jadi yang berjualan tersebut adalah tetangga sebelah rumah
Anda, yang dia bisa jualan beras dlsb. tanpa harus buka toko atau mart.
Dengan
cara yang sama, Anda bisa berjualan apa saja yang bisa Anda produksi
untuk tetangga Anda, teman sekantor Anda, teman sekereta Anda dlsb. –
tanpa perlu Anda malu-malu menawarkannya. Mereka Akan tahu barang
dagangan Anda ketika mereka membuka LBM lastfeet.com.
Peluangnya
tidak hanya berhenti di sini, para pengunjung mal-mal, pasar-pasar
mewah dlsb. yang selama ini hanya menjadi target pasar – tiba-tiba bisa
ikut jualan tanpa harus menyewa tempatnya yang sangat mahal. Cukup
datang ke mal dan membawa satu dua barang, menyalakan LBM lastfeet – maka sesama pengunjung mal sudah bisa saling bertransaksi.
Bahkan
seluruh partai-partai yang akan berlomba memenangkan hati rakyat dengan
menghadirkan kerumunan dalam kampanye-kampanyenya tahun 2014 nanti,
dapat menggunakan teknologi LBM lastfeet ini untuk menghadirkan daya tarik tersendiri – agar orang mau datang berkerumun.
Bisa
jadi masyarakat yang berkerumum tersebut bukan datang untuk
mendengarkan orasi-orasi politik, tetapi untuk saling berjualan satu
sama lain. Para pengunjung ini cukup hadir di kerumunannya, login ke
account lastfeet-nya
kemudian orang lain sudah akan tahu bahwa si fulan yang hanya berada
beberapa feet dari keberadaannya – sedang berjualan sesuatu.
Tidak perlu kawatir ditipu dan lain sebagainya yang marak di e-commerce,
karena Anda akan dibayar tunai oleh si pembeli dan si pembeli-pun bisa
melihat langsung barang yang Anda jual. Tidak perlu membayar tempat yang
mahal di pusat pertokoan atau tempat-tempat yang ramai di pinggir
jalan, karena keberadaan Anda sudah mudah terdeteksi oleh masyarakat
yang menggunakan teknologi yang sama.
Mungkin
Anda bertanya, lho ini nanti kan merusak system perdagangan yang ada
sekarang ?, toko-toko di mal-mal, barang kebutuhan di mart-mart
dlsb menjadi tidak laku lagi karena tersaingi oleh para pedagang
individual yang bisa beroperasi dengan sangat efisien, dari mana saja
tempatnya – tidak ada cost tempat dlsb ?
LBM seperti lastfeet ini nantinya tidak akan mengancam system perdagangan yang sudah ada, bahkan mereka para pengelola toko-toko dan mart-mart
juga berpeluang untuk menggunakan teknologi yang sama. Hanya
peluang-peluang itu nantinya menjadi relatif sama antara yang mampu
membeli tempat yang mahal, dengan yang tidak mampu menyewa tempat
sekalipun.
Ketika
keberadaan suatu barang kebutuhan Anda terdeteksi lewat ‘kaki-kaki’
yang nampak di layar handphone Anda, maka sudah tidak terlalu relevan
lagi apakah kaki-kakit tersebut munculnya dari mal, dari mart atau dari
rumah tetangga Anda sendiri.
Bahkan
jual beli yang paling mudah dan murah adalah dengan tetangga atau teman
terdekat Anda, Anda sudah saling mengenal dan tidak perlu biaya ekstra
untuk menempuh perjalanan jauh hanya untuk membeli barang-barang
kebutuhan Anda.
Saat itulah teknologi semacam LBM lastfeet ini akan bisa me-reset pasar dengan CTRL + ALT +DEL, dan pasar kembali ke pasar sempurna seperti pasar yang di definisikan dalam suatu hadits fala yuntaqashanna wala yudrabanna
– pasar itu jangan dipersempit (agar semua orang punya kesempatan yang
sama untuk berjualan), dan jangan dibebani ( agar tidak ada biaya yang
memberatkan para pedagang).
Maka tinggal menambahkan institusi pengawas pasar yaitu Hisbah
– yang akan mengawasi aktifitas jual beli dengan bantuan teknologi ini –
Pasar Madinah nan modern dengan teknologi terkini bisa kita hadirkan di
lingkungan kita masing-masing. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar