Salesman, Guru dan Inspirator…


Jum'at, 28 Februari 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal


Hari ini adalah persiapan terakhir menjelang kelahiran ‘bayi’ perdana Startup Center (SC), yaitu kelahiran usaha baru yang 100 % digagas dan insyaAllah dilahirkan di sini besuk 01/03/2014. Perlu waktu kurang lebih 3 bulan untuk memproses  suatu ide dari mulai penggagasannya, pengumpulan resources-nya sampai implementasi operasional detilnya di lapangan. Dalam periode ini, selain bertindak seperti team ‘Rumah Sakit Bersalin’ kami juga harus bisa berperan sebagai salesman, guru sekaligus inspiratornya.



Peran salesman diperlukan untuk bisa menarik minat pihak-pihak yang hendak dilibatkan. Sebagai ide baru, tentu belum ada wujudnya yang bisa meyakinkan resources tersebut. Maka si salesman – yaitu kami yang di SC , harus bisa memvisualisasikan ide atau gagasan tersebut sampai seolah-olah dapat dilihat dengan mata seperti apa bentuk jadinya nanti.

Visualisasi itu bisa berupa logo, bisa berupa produk yang akan dihasilkan dan hal-hal lain yang bisa dilihat dan dirasa. Karena usaha baru ini adalah jenis usaha kuliner, maka begitu formulanya kita hasilkan – seluruh resources sudah bisa merasakannya langsung – maka dari sini imaginasi mereka tentang suatu konsep yang masih harus diwujudkan,  sudah seolah-olah ada di depan mata.

Peran guru diperlukan karena di setiap gagasan baru seperti ini, tentu banyak sekali hal-hal baru yang harus diajarkan. Untuk team yang akan mengoperasionalisasikan restaurant ini misalnya, kami harus bisa mengajari mereka tentang mesin dan alat-alat restaurant seperti mesin roti, mesin BBQ dlsb.

Kami juga harus bisa mengajarkan proses dalam industri kuliner ini, mulai dari cara membakar ayam agar tidak gosong, membuat adonan roti yang tidak bantat, membakar roti dengan kematangan sempurna dlsb.

Yang kemudian menjadi sangat penting juga adalah peran sebagai inspirator. Inspirator adalah orang yang bisa meng-inspire orang lain untuk berbuat sesuatu – tanpa harus memberi petunjuk detilnya.

Untuk peran inspirator ini kami gunakan value proposition restaurant yang akan kami hadirkan ini sebagai sumber inspirasinya. Value proposition ini kami ungkapkan dengan dua kata saja yaitu “Natural Delights” atau dalam bahasa Indonesianya “Kelezatan Alami”.

Maka dengan dua kata ini, team produksi sudah langsung memahami jenis makanan apa yang akan ada di restaurant ini dan jenis apa yang tidak boleh ada. Ini juga menyangkut bahan baku atau stok, apa yang harus ada dan apa yang tidak boleh ada.

Kemudian team pemasaran sudah bisa bergerak kemana kira-kira target pasar dari restaurant ini, jalur distribusi seperti apa yang akan fit dst. Bahkan di team Business Development sudah tergambar bagaimana memperbanyak outlet-outlet restaurant ini dalam waktu cepat ke seluruh kota-kota besar di Indonesia.

Lebih detil tentang apa dan bagaimana komunitas ini bisa ikut mengambil peluang dari kelahiran bayi perdana tersebut, insyaAllah  akan kami jelaskan ke sekitar 100-an orang yang sudah mendaftar untuk hadir menyaksikan langsung kelahirannya besuk di Startup Center. Mohon maaf bagi yang belum mendaftar, pendaftaran peserta sudah kami tutup per kemarin 27/02/2014.

InsyaAllah penjelasan detil ke pembaca situs ini yang tidak bisa hadir di lokasi, akan kami sampaikan dalam tulisan berikutnya – setelah hari H kelahiran ‘bayi’ karya perdana Startup Center ini. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar