Peluang Bukan Sekedar Pekerjaan…

Rabu, 26 Februari 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Menurut laporan Organisasi Perburuhan International – ILO akhir tahun lalu di Jakarta, selama kurun waktu Agustus 2012 – Agustus 2013 terjadi pertumbuhan 0 % di ketenaga-kerjaan Indonesia. Artinya selama kurun waktu tersebut tidak ada pertambahan lapangan kerja sama sekali, meskipun ekonomi masih mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan  ekonomi belum cukup untuk menambah lapangan kerja, maka bisa jadi inilah waktunya bagi tenaga-tenaga muda berpotensi untuk tidak lagi mencari pekerjaan tetapi mengejar peluang.


Ketika pertumbuhan tenaga kerja mandeg, lowongan pekerjaan hanya muncul dari pekerjaan-pekerjaan yang ditinggalkan oleh orang yang pensiun atau berhenti bekerja. Lowongan pekerjaan di perusahaan baru atau perusahaan yang masih tumbuh, terkurangi dengan lapangan pekerjaan yang hilang karena perusahaan bangkrut atau melakukan pengurangan pegawai.

Ironinya kemandegan lapangan pekerjaan juga bisa disebabkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah sendiri. Perijinan yang lambat, infrastuktur yang stagnan, birokrasi, ketentuan UMR dlsb. semua bisa menjadi pemicu berhentinya pertumbuhan lapangan kerja.

Fenomena ini bukan hanya di negara seperti Indonesia, di negara yang mengaku dirinya super power-pun masalah ketenaga kerjaan ini tidak kalah njlimetnya. Di awal krisis ekonomi global tahun 2007, di Amerika ada 32 % atau 18.5 juta kelompok yang disebut millenials – yaitu kelompok angkatan kerja muda usia 18 sampai 31 tahun – yang tinggal bersama orang tuanya ( sebagai indicator ketidak mampuan berdiri sendiri).

Enam tahun kemudian yaitu tahun 2013,  jumlah ini meningkat menjadi 36 % atau 21.6 juta angkatan kerja produktif yang tetap tinggal bersama orang tuanya. Di kita mungkin terbiasa anak-anak yang sebenarnya sudah mampu berdiri sendiri tetapi tetap tinggal bersama orang tuanya. Di negeri individualistik seperti Amerika, tetap tinggal bersama orang tua di usia produktif adalah karena keterpaksaan – karena mereka tidak bekerja atau bekerja dengan penghasilan yang tidak memadai.

Melihat suramnya lapangan pekerjaan tersebut di atas, baik di negeri berkembang seperti kita ataupun di negeri maju nan adi kuasa sekalipun – kini waktunya orang tua, sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan unsur-unsur masyarakat untuk bersama-sama merubah orientasi anak-anak mudanya.

Kini bukan lagi waktunya untuk mencari pekerjaan di lapangan kerja yang tidak tumbuh, karena sedikit orang bisa saja tetap memperoleh lapangan pekerjaan – tetapi mayoritasnya akan kesulitan. Kini waktunya untuk fokus pada membangun kemampuan angkatan kerja untuk minimal menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri.

Agar tidak hanya berteori, maka upaya menuju generasi muda yang mandiri ini perlahan-lahan insyaAllah benar-benar kita wujudkan. Yang jangka pendek antara lain adalah ketika nanti tanggal 1/3/2014 insyaAllah kami mengadakan Power Lunch di Majlis BTWG – Startup Center, insyaAllah  pada acara tersebut kami akan membuka peluang bagi yang ingin bekerja mandiri dalam berbagai bentuknya.

Yang jangka menengah yaitu dalam 6 tahun kedepan, adalah program Madrasah Al-Fatih kami  insyaAllah akan menyiapkan tenaga-tenaga muda yang mandiri di kisaran usia 18 tahun – yaitu ketika mereka lulus dari Madrasah. Bukan hanya mandiri, standar mereka insyaAllah juga hafal Al-Qur’an 30 juz ! Enam tahun adalah jangka waktu yang ditempuh angkatan pertama yang mendaftar saat ini hingga kelulusan mereka rata-rata enam tahun yang akan datang.

Yang jangka panjang adalah hal-hal yang sudah kami rintis di Project Kebun Al-Qur’an, Jalan Menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur. Negeri idaman yang dibangun dengan berkebun mengikuti petunjukNya tersebut, insyaAllah akan memberi makan (yang berarti juga pekerjaan) yang cukup bagi seluruh penghuninya.

Program jangka panjang ini sudah kami tuangkan dalam buku yang bisa di-download gratis melalui link dalam tulisan tersebut di atas. Sejak kami upload tiga bulan lalu , hingga saat ini setidaknya sudah di- download 7,221 kali oleh para pembaca – mudah-mudahan ini menjadi kekuatan tambahan untuk mengimplementasikannya di lapangan kerja masing-masing.

Tentu tidak tidak ada yang mudah dari tiga program tersebut yaitu jangka pendek, menengah dan panjang. Tetapi perjalanan ribuan mile itu telah kita mulai dengan satu- dua langkah-langkah pertamanya.  Langkah-langkah awal inipun alhamdulillah sudah memberi peluang bukan sekedar pekerjaan yang diperebutkan. Mudah-mudahan Allah menuntunnya dan menunjukinya ke langkah-langkah selanjutnya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar