Pengentasan Kemiskinan Tahap Demi Tahap…

Jum'at, 2 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kemiskinan merajalela di sekitar kita namun pada umumnya kita tidak melihatnya, mengapa ? Pertama kita tidak sensitif dalam mendeteksi gejalanya, dan kedua ada standar yang (di)bias(kan) dalam pengukurannya. Berdasarkan data BPS untuk tahun 2013 (per September 2013) misalnya, kemiskinan di negeri ini ‘hanya’ tercatat di angka sekitar 28.5 juta orang atau 11.47 % dari penduduk Indonesia. Padahal angka ini menggunakan garis kemiskinan di angka Rp 292,951 per kapita per bulan atau di sekitar angka US$ 1/kapita/hari, angka ini hanya kurang dari 1/10 nishab zakat !


Dengan garis kemiskinan Rp 292,951 per kapita per bulan bila disetahunkan menjadi  sekitar Rp 3.5 juta per kapita per tahun. Padalah bila menggunakan standar Dinar 20 Dinar, garis kemikinan itu seharusnya Rp 38.7 juta per kapita per tahun.

Katakanlah tidak kita gunakan Dinar tetapi kita gunakan standar nishab zakat kambing yang 40 ekor, maka dengan harga kambing ukuran kecil saja (@20 kg) seharga @ Rp 1 juta, maka nishab zakat itu sekarang di kisaran angka Rp 40 juta.

Jadi bisa dibayangkan sekarang bila dengan ukuran garis kemiskinan  yang hanya di kisaran 9 % dari nishab zakat saja sudah ada 11.5 % penduduk negeri ini berada di bawah garis kemiskinan, bagaimana kalau garis kemiskinan itu diangkat sampai pada nishab zakat ? bisa jadi mayoritas penduduk negeri ini jatuhnya masih dibawah garis kemiskinan dengan standar nishab zakat tersebut.

Apa pelajaran yang kita peroleh dari angka-angka ini ? ketika negeri ini menggunakan ukuran standarnya sendiri, kemudian juga menggunakan caranya sendiri untuk mencapai kemakmuran - ternyata  kemakmuran itu nampak begitu jauhnya.

Maka sudah semestinya kita berhenti trial and error dan mulai berani melakukan terobosan seperti yang dilakukan negeri tetangga. Bila negeri tetangga kita Brunei Darussalam berani menerapkan hukum pidana Islam secara resmi per kemarin 01/05/2014, mustinya kita berani memberlakukan petunjuk-petunjuk Islam dalam segala bidang - misalnya mulai dari pengentasan kemiskinan ini.

Nanti setelah penduduk merasakan betul bahwa dengan pengelolaan ekonomi yang mengikuti petunjukNya – ternyata bener-bener mensejahterakan, insyaAllah dengan sukarela penduduk negeri ini akan menerima pemberlakukan syariat itu secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan.

Sisi syariat Islam yang seolah identik dengan potong tangan dan rajam, mustinya juga bisa dilihat dari sisi lain – yaitu garis kemiskinan yang > 10 kali lebih makmur dari kemiskinan versi sekarang. Orang miskin yang berada pas di garis kemiskinan menurut standar Islam, masih lebih dari 10 kali lebih kaya dibandingkan dengan orang miskin yang sekarang berada pas di garis kemiskinan standar dunia.

Pertanyaannya kemudian adalah apakah benar Islam memberikan petunjuk yang nyata dan riil dalam pengentasan kemiskinan ini ? jawabannya adalah iya, dan petunjukNya itu sangat detil - dilengkapi penjelasannya (QS 2 : 185). PetunjukNya juga meliputi segala macam urusan kita (QS 16:89).

Langkah Demi Langkah Kemakmuran
Salah satu cara pengentasan kemiskinan negeri ini  tahap demi tahap dengan menggunakan petunjukNya dapat dilihat dalam ilustrasi di samping – saya ambilkan dari coretan di smartphone saya – yang sering saya gunakan dalam ceramah berjam-jam, hanya dengan satu ilustrasi in bisa diungkap ilmu yang tidak habis-habisnya.

Ilmu Allah yang maha luas, dengan hanya beberapa ayat saja Dia sudah memberi petunjuk yang sangat komplit tentang bagaimana memakmurkan suatu negeri dan otomatis mengentaskan kemiskinan penduduknya.

Bila negeri itu kering dan tandus – bumi yang mati – dan betul ada sebagian kecil negeri ini yang dalam kondisi demikian. Maka kita bisa mulai dari surat Yasiin 33, yaitu mulai menanam biji-bijian yang bisa kita makan.

Satu solusi ini mengatasi tiga masalah sekaligus, negeri yang kering dan mati – penduduknya kurang makan,  dengan menanam biji-bijian tertentu dia sudah akan bisa makan. Biji-bijian ini jumlahnya sangat bannyak, tinggal dipilih yang paling sesuai.

Selain memberi biji-bijian yang bisa dimakan, jenis tanaman ini yang secara umum disebut legume – dia juga pengikat nitrogen yang efektif di tanah - dia akan menyuburkan lahan.

Daunnya yang menutupi tanah akan menurunkan suhu tanah dan mencegah penguapan dari permukaan tanah. Tanah yang semula mati menjadi hidup dengan pupuk alami yang cukup dan dengan air tanah yang menimbulkan kelembaban tanah juga secara cukup.

Baru setelah itulah kita bisa menanam kurma – yang disebutkan sampai 21 kali di Al-Qur’an dan juga Anggur yang disebut sampai 14 kali. Dengan tanaman kurma yang memancarkan mata air (QS 36 :34) dan bahkan mengalirkan anak sungai (QS 19:24), maka dari bumi yang awalnya mati sekalipun kita akan bisa bercocok tanam dengan tanaman yang kita suka seperti beras, gandum dlsb (QS 36:35).

Bersyukurlah kita karena sebagian besar bumi yang dikaruniakan ke kita sudah bukan bumi yang mati, tetapi bumi yang dikaruniai hujan lebih dari cukup dan pepohonan tumbuh dimana-mana. Tinggal tugas kita saja kita laksanakan yaitu menggembalakan ternak kita di tempat turunnya hujan dan di tempat tumbuhnya pepohonan tersebut (QS 16:10).

Seperti satu langkah  - menanam biji-bijian – yang mengatasi tiga hal sekiligus tersebut di atas, menggembalakan ternak juga demikian – satu langkah untuk banyak hal sekaligus.

Dengan menggembala kita bisa menumbuhkan ternak kita dengan ongkos yang paling murah, kita bisa memproduksi daging dengan murah sehingga kita bisa mengkonsumsinya secara cukup. Pertumbuhan ternak yang murah, juga akan memutar ekonomi secara cepat.

Delapan ekor ternak yang berpasangan yang diturunkan oleh Allah pada setiap kelahiran diri kita (QS 39:6), akan mudah beranak pinak sampai jumlah yang terkena wajib zakat – saat itulah pemiliknya sudah tidak lagi miskin.

Bila jenis ternak yang kita gembalakan sesuai urutan yang juga diarahkan olehNya ( QS 6 : 143-144), maka delapan ekor bisa menjadi 40 ekor dalam rentang waktu yang tidak lama yaitu antara 2 sampai 4 tahun. Artinya dalam rentang waktu inilah kemakmuran bisa dicapai, tidak pakai lama !

Lebih dari sekedar menumbuhkan  ternak dengan murah dan cepat, menggembalakan ternak ditempat turunnya hujan dan tempat tumbuhnya pohon (Indonesia banget !) - juga akan menyuburkan lahan-lahan dengan pupuk organik terbaiknya.

Dari sinilah kemudian tanaman-tanaman terbaik dan tanaman-tanaman yang diberkahi akan tumbuh subur melipat gandakan lagi kemakmuran negeri. Tanaman-tanaman inipun mirip dengan penyebutan di ayat sebelumnya, yaitu meliputi tanaman semusim, zaitun, kurma anggur dan seluruh buah-buahan (QS 16:11).

Maka dengan petunjukNya yang begitu jelas dan detil - tahap demi tahap, tidak seharusnya kemiskinan merajalela di negeri ini. Sebaliknya negeri yang kanan kirinya kebun, penduduknya harus bisa makan cukup dari kebun-kebun ini, penduduknya sudah selayaknya pandai bersyukur dan Rabbnya yang Maha Pengampun (QS 34:15) – insyaAllah !.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar