Oleh: Muhaimin Iqbal
Seperti binatang-binatang cerdas pada umumnya, kambing atau domba juga memiliki cukup kecerdasan untuk bisa diajari melaksanakan tugas-tugas tertentu. Kambing di peternakan Jonggol Farm misalnya, mereka sudah 5 tahun ini bisa bergantian minum dari tempat minum khusus yang disiapkan untuk mereka. Mereka juga bisa baris secara sukarela pagi dan sore setiap dilepas dari kandangnya untuk menuju area pemerahan susu. Maka teknik yang sama kami gunakan untuk melatih domba-domba untuk apa yang kami sebut penggembalaan presisi atau precision grazing.
Penggembalaan
presisi adalah melatih hewan ternak khususnya domba untuk bisa
digembalakan ditempat-tempat khusus, dimana dia tidak boleh memakan
tanaman-tanaman disekitarnya dan tidak boleh melewati wilayah tertentu.
Teknik
yang kami gunakan sederhana saja untuk menyesuaikan dengan tingkat
kecerdasan domba-domba ini – yaitu teknik pembiasaan. Misalnya untuk
memberi batas tanaman yang tidak boleh dimakan kami gunakan pagar bambu.
Maka setiap kali mereka berusaha makan tanaman didalam pagar bambu
tersebut, domba harus dihalau.
Untuk
membatasi wilayah yang tidak boleh dilalui kami gunakan paranet (agar
mudah digulung dan dipindah-pindahkan), maka setiap kali mereka berusaha
menerobos paranet – domba-domba tersebut juga dihalau.
Dengan
pembiasaan semacam ini domba-domba yang kita gembalakan tersebut
lama-kelamaan akan tahu bahwa tanaman didalam pagar bambu tidak boleh
dimakan, dan wilayah yang dibatasi paranet adalah bukan wilayah mereka.
Lantas
apa manfaatnya penggembalaan presisi ini ? Kebun bisa kita kelola
dengan sangat intensif karena kita bisa menanam tanaman-tanaman baru
yang masih muda tanpa takut tanaman tersebut dimakan oleh domba-domba
yang kita gembalakan disekitarnya.
Pada
saat yang bersamaan - sambil makan rumput di sekitar tanaman-tanaman
muda – domba-domba tersebut juga menebarkan pupuk organik terbaiknya.
Dari sinilah pohon-pohon zaitun, kurma, anggur dan segala jenis buah-buahan insyaAllah akan tumbuh terbaik seperti yang diisyaratkan di surat An-Nahl ayat 10-11.
Jadi
penggembalaan presisi memberi manfaat bukan hanya untuk sekedar memberi
makan pada domba-domba tersebut dengan sumber daya rumput yang ada di
mana-mana, tetapi juga memperbaiki kesuburan lahan dimana domba-domba
tersebut digembalakan.
Dari aplikasi penggembalaan presisi ini kemudian akan terbuka peluang lebar untuk kita semua, berikut beberapa diantaranya :
1. Di kanan kiri tiga ruas tol Jagorawi,
Cikampek dan Cipularang saja dengan total panjang sekitar 165 km sudah
cukup untuk menggembalakan sekitar 66,000 domba secara berkelanjutan.
Bayangkan dengan peluang ekonominya, bila selama ini pengelola jalan tol
membayar orang untuk membabat rumput kemudian mengubahnya dengan
membayar orang yang sama tetapi kali ini untuk menggembala domba di
tempat mereka biasa bekerja !
2. Peluang yang sama tersebut akan menjadi sangat besar bila di-elaborasi lebih lanjut karena di Indonesia menurut
Bappenas panjang jalan tol akan mencapai 1,710 km tahun 2014 ini. Lebih
besar lagi di kanan kiri jalur kereta api yang kini panjangnya mencapai
4,678 km.
3. Di
komplek-komplek perumahan besar dan di padang-padang golf selama ini
dikeluarkan biaya yang besar hanya untuk menjaga kerapian
rumput-rumputnya. Bagaimana kalau tempat-tempat tersebut digunakan untuk
penggembalaan secara presisi ? selain rumputnya akan terpotong rapi,
padang rumput yang ada akan terlestarikan dengan sendirinya oleh pupuk
organik yang ditebar oleh domba-domba gembalaan sambil mereka makan.
4. Pernah
dihitung oleh rekan saya yang kepala cabang Bank Indonesia di Riau,
bahwa di area kebun sawit di propinsi Riau saja ada potensi ekonomi
senilai Rp 1,000 trilyun - bila lahan-lahan sawit tersebut juga
digunakan untuk menggembala domba (bukan sapi !).
Peluang-peluang
besar ini tentu saja akan tinggal peluang bila kita tidak melakukan
langkah-langkah untuk mengelaborasinya, Alhamdulillah langkah-langkah
awal itu kini telah bener-bener kita mulai – yaitu dengan melatih
domba-domba kita untuk bisa digembalakan secara presisi. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar