Ternyata Memelihara Kuda Itu Wajib…

Senin, 26 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tentu banyak yang tidak setuju dengan judul tersebut di atas karena kita hidup di jaman kegelapan modern yang nyaris tidak mengenal seluk beluk yang terkait dengan kuda. Tetapi inilah hasil kesimpulan Daurah Berkuda selama dua hari yang diikuti sekitar 100-an peserta. Sekitar 30 orang dari pembaca situs ini, selebihnya dari kalangan ustadz , kyai dan para santri dari Jawa , Sumatra dan Bali. Kok bisa wajib ?


Daurah ini dipimpin langsung oleh Ust. Sofyan Nur dengan membahas  bagian dari Kitab  Ad-Durrul Mantsur  fit Tawil bil Matsur karya Imam As-Suyuthi (Juz 4). Bab Fadhilah al-Khail (Keutamaan Kuda) sebenarnya hanya membahas satu ayat saja, tetapi pembahasan ayat ini dudukung oleh setidaknya 125 hadits oleh berbagai perawi yang membahasnya dari perbagai sisi.

Ayat yang menjadi landasannya adalah surat Al-Anfaal : 60 yang terjemahannya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari (pemeliharaan) kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan musuh-musuh lainnya yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”

Ayat tersebut adalah ayat perintah, namanya perintah maka apa yang ada di dalamnya menjadi wajib. Ada dua hal yang diperintahkanNya dalam ayat ini, yaitu yang pertama terkait dengan persiapan kekuatan apa saja – yang dalam banyak hadits ini terkait dengan  panah – memanah atau persiapan senjata lainnya. Yang kedua spesifik terkait dengan kuda. Kuda di sini tidak bisa digantikan dengan lainnya karena spesifik, bahkan dalam riwayat lain – bila perlu dijelaskan seperti apa warnanya kuda tersebut - Nabi akan menjelaskannya, seperti apa penunggang kudanya – Nabipun akan bisa menjelaskannya.

Jadi perintah penyiapan atau pemeliharaan kuda dalam ayat tersebut diatas – ya spesifik untuk kuda, sedangkan persiapan (senjata-senjata) lainnya – masuk perintah yang pertama yaitu kekuatan apa saja yang kita sanggupi. Mengenai kewajiban memelihara kuda bagi yang mampu ini juga dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan dari Salman Al-Farisi yang dia mendengar langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam bahwa :

Tidaklah ada seorang laki-laki Muslim, melainkan wajib baginya untuk mempunyai seekor kuda jika ia mampu”.

Jadi kewajiban untuk memelihara/memiliki seekor kuda tersebut tentu adalah bagi yang mampu. Untuk apa kewajiban ini ? penjelasannya ada di lanjutan ayat tersebut di atas – yaitu “….menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan musuh-musuh lainnya yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya…”.

Memelihara kuda tentu bukan hal yang murah di jaman ini, apalagi bagi kita yang hidup di daerah perkotaan. Allah Maha Tahu masalah ini, maka Allah menjanjikan ‘ganti rugi’ bagi segala bentuk pengeluaran kita yang terkait dengan kuda ini melalui lanjutan ayatNya tersebut di atas : “Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”

Inipun dijelaskan dalam sejumlah hadits yang antara lain adalah Hadits Ibnu Majjah berikut : “Barang siapa yang mengikat (memelihara) seekor kuda di jalan Allah, kemudian ia memberinya makan dengan tangannya, maka baginya dari setiap biji satu kebaikan”.

Sangat banyak hadits-hadits lain yang menjelaskan keutamaan kuda ini mulai dari memelihara, mengawinkan, sampai menungganginya untuk suatu permainan. Misalnya hadits yang menjelaskan hanya ada tiga permainan yang tidak mendatangkan dosa dan bahkan dicintai Allah yaitu berkuda, memanah dan bercumbu dengan istri kita.

Saking banyaknya dasar-dasar berkuda ini dari hadits-haditsnya, maka sampai perlu daurah khusus dua hari untuk bisa memahaminya secara menyeluruh. Ringkasnya adalah memelihara kuda adalah wajib bagi yang mampu, sedangkan berkuda adalah permainan yang tidak mendatangkan dosa – bahkan mendatangkan kecintaan Allah.

Namun sebelum Anda buru-buru membeli kuda, sebaiknya juga perlu tahu hadits berikut agar Anda tidak terjerumus untuk memiliki kuda syaitan : “Kuda itu ada tiga jenis : kuda Allah, kuda manusia dan kuda syaitan. Adapun kuda Allah  ialah kuda yang disiapkan untuk berperang di jalan Allah, maka makanannya, kotorannya, kencingnya dan apanya saja mempunyai beberapa kebaikan. Adapun kuda syaitan yaitu kuda yang digunakan untuk berjudi atau digunakan untuk pertaruhan, dan kuda manusia adalah kuda yang diikat oleh manusia untuk mengharapkan hasilnya, sebagai usaha untuk menutupi kebutuhannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dorongan untuk berkuda juga terkait dengan kemuliaan dan keberkahan bagi umat ini. Dasarnya adalah hadits panjang  yang sangat indah yang saya kutip penuh dari nukilan kitab tersebut di atas  :

Dikeluarkan oleh As-Tsa’labi dari ‘Ali R.A, ia berkata : “ Rasulullah Shallallahu ‘ Alaihi Wasallam bersabda : “Ketika Allah  ingin menciptakan kuda,  maka Dia berfirman kepada angin selatan : “Sesungguhnya Aku akan menciptakan makhluk dari kalian, maka jadikanlah  dia sebagai kemuliaan terhadap wali-waliKu, kehinaan bagi musuh-musuhKu, dan keindahan bagi orang-orang yang taat kepadaKu”. Angin selatan berkata : “ Ciptakanlah !”. Lalu diambil satu genggam dari angin tersebut, maka Allah menciptakannya menjadi seekor kuda. Allah berfirman kepadanya : “Aku ciptakan kamu untuk bangsa Arab, aku jadikan kebaikan selalu tersemat pada ubun-ubun-mu, harta rampasan perang terkumpul di pundakmu, Aku buat pemilikmu bersikap lemah-lembut terhadapmu, dan aku jadikan engkau terbang tanpa sayap (karena larinya yang sangat cepat), kamu bisa mengejar musuh dan lari dari kepungannya. Dan aku jadikan orang-orang yang menunggangmu bertasbih, bertahmid dan bertahlil kepadaKu, engkau bertasbih ketika mereka bertasbih, engkau bertahlil ketika mereka bertahlil, engkau bertakbir ketika mereka bertakbir”. Maka Rasulullah SAW bersabda : “ Para malaikat mendengar tentang penciptaan kuda dan mereka melihatnya, lalau mereka bertanya : “ Ya Rabb, kami adalah malaikatMu, yang selalu bertasbih dan bertahmid kepadaMu, maka apa yang kami dapatkan?” , maka Allah menciptakan kuda abu-abu untuk mereka (para malaikat) dan lehernya seperti leher unta (panjang). Ketika Allah menurunkan kuda (untuk manusia) ke bumi dan kedua kakinya menginjak bumi maka ia langsung meringkik, lalu dikatakanNya : “Engkau diberi keberkahan dari binatang (lainnya), Aku selalu hinakan dengan ringkikanmu orang-orang musyrik, begitu juga para pemimpin mereka, Aku penuhi telinga mereka dengan ringkikanmu dan aku masukkan rasa takut di hati-hati mereka”. Ketika Allah  SWT memperlihatkan semua benda kepada nabi Adam AS, lalu Allah SWT berfirman : “Pilihlah dari makhlukku yang engkau mau ?”. Maka nabi Adam memilih kuda, Allah SWT berfirman : “ Engkau telah memilih untuk kemuliaanmu dan kemuliaan keturunanmu, kekallah selama mereka (kuda-kuda) masih kekal (masih ada), dan keberkahanKu terhadapmu dan terhadap mereka selama Aku ciptakan makhluk yang paling Aku cintai dari engkau dan mereka (kuda)”. (Abu Syeikh meriwayatkan hadits ini di dalam kitab ‘Adhomah).

Mengenai kuda untuk bangsa Arab, hingga kini terbukti kuda terbaik adalah kuda Arab. Mengenai kemuliaan umat ini, bisa jadi sekarang kemuliaan tersebut memudar seiring dengan memudarnya gairah kita untuk memelihara, memiliki atau sekedar belajar berkuda.

Maka setelah kita memahami kewajiban yang satu ini beserta sejumlah besar fadhilahnya, so what ? Apa yang bisa dan perlu kita lakukan ?

Langkah pertama yang paling logis tentu mempelajarinya yang lebih detil, oleh sebab itu insyaAllah kami akan ulangi Daurah Berkuda ini pada kesempatan-kesempatan berikutnya dan di kota-kota yang membutuhkannya.

Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya tentu saja adalah implementasinya di lapangan, bagaimana kita bisa bener-bener memiliki dan memelihara kuda, kita juga bisa bermain-main dengan hal yang berpahala ini, dimana jual –beli kudanya, dimana jasa pemeliharaannya dlsb-dlsb. insyaAllah semua masih dalam tahap penyiapan action plan kita secara menyeluruh.

Pengalaman kami ketika menghadirkan kembali Dinar dan Dirham, Kuttab, Bymaristan, Kebun Al-Qur’an, Menggembala dlsb. insyaAllah juga akan kami daya gunakan untuk menghidup-hidupkan sunnah yang terkait dengan berkuda ini, lengkap dengan konsep balapan kuda seperti yang dicontohkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam - InsyaAllah !

Menunggang kuda adalah terapi bagi sejumlah penyakit, dan inysaAllah akan lebih menarik dan tentu jauh lebih bermanfaat dibandingkan sejumlah olah raga popular dj jaman kegelapan modern ini seperti sepak bola, golf dan berbagai olah raga mahal lainnya.

Berkuda adalah semudah berenang, begitu kita berhasil memulainya yang pertama kali – maka selanjutnya insyaAllah mudah. Sebagian besar peserta Daurah Berkuda kali ini belum pernah sekalipun naik kuda sebelumnya, namun ketika kami menutup Daurah – sebagian besar sudah bisa bisa berkuda like a pro - karena Daurah Berkuda bukan hanya terkait teori tetapi juga harus praktek langsung !


Daurah Berkuda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar