Oleh: Muhaimin Iqbal
Di antara nikmat tidak terhingga yang diberikan oleh Allah kepada makhlukNya itu terwujud secara harfiah dalam bentuk kekayaan warna-warni yang bisa kita nikmati. Tidak hanya dalam bentuk nikmat pandangan yang tidak bisa ditiru sepenuhnya oleh computer yang paling canggih sekalipun, tetapi juga nikmat makanan. Kita harus makan makanan yang berwarna-warni agar tubuh kita sehat, memiliki daya tahan yang tinggi, tidak mudah terjangkit penyakit dan tidak mengalami penuaan dini.
Keaneka ragaman warna untuk dimakan dan warna untuk dipandang ini diungkapkan oleh Sang Pencipta melalui ayat berikut :
“Tidakkah
kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami
hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam warnanya. Dan
di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang
beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.” (QS 35 : 27)
Kalau
Anda mencari ayat tentang pelangi di Al-Qur’an, maka inilah ayatNya !
Di ayat tersebut memang hanya disebut putih, merah dan aneka macam
warna. Tetapi warna putih adalah perpaduan antara seluruh warna, dari
warna putih inilah setelah ‘dibelokkan’ oleh molekul-molekul air di
udara dan dilihat dari sudut pandang tertentu – dia akan memunculkan
aneka warna yang disebut pelangi.
Sedangkan
warna merah adalah warna dengan gelombang panjang tertinggi yang bisa
dilihat oleh mata manusia (620-750 nm) , warna-warna lain panjang
gelombangnya di bawah rentang ini.
Lantas
apa hubungannya antara warna pelangi di langit dengan warna-warninya
buah-buahan yang disebut di ayat yang sama tersebut ? Itulah salah satu
bukti kebenaran Al-Qur’an bahwa ada satu pencipta yang sama di antara
apa yang ada di langit dengan yang ada di bumi.
Bila
Anda sempat mengumpulkan aneka ragam buah-buahan yang ada di bumi, maka
Anda akan bisa mengumpulkannya secara lengkap sesuai urutan gradasi
warna yang ada di pelangi – selalu ada warna buah yang pas dengan warna
pelangi !
Warna-warni
yang ada di buah inipun bukan hanya sekedar keindahan, tetapi ini cara
Allah untuk memudahkan manusia untuk mengingatNya dan menjadikannya
pelajaran – sebagaimana ayat yang diulang-ulang di surat Al-Qamar : “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran ?” (QS 54 : 17, 22, 32 dan 40)
Warna-warni yang ada di buah-buahan adalah semacam color code
– kode warna, agar manusia mudah mengkombinasikan makanannya untuk
memperoleh efek yang paling baik bagi tubuh manusia ini. Setiap warna
pada buah adalah merepresentasikan apa yang disebut phytonutrients – yaitu senyawa kimia dari buah tersebut yang sangat berguna untuk kesehatan manusia.
Tabel dibawah menggambarkan hubungan antara warna buah, phytonutrients yang ada di dalamnya dan perannya dalam menjaga kesehatan kita.
Agar
kesehatan kita terus terjaga dan tidak menjadi tua sebelum waktunya,
maka secara harfiah kita harus sedapat mungkin makan ‘pelangi’ itu !
yaitu memakan buah-buahan (dan sayur) yang beraneka ragam warnanya.
Masalahnya
ada di daya beli mayoritas penduduk negeri ini – yang sekitar
separuhnya hanya memiliki daya beli 1/5 dari nishab zakat atau US$ 2 per
hari, bagaimana kita bisa memakan buah-buahan
yang berwarna-warni tersebut ? sedangkan yang ada di toko-toko buah
rata-rata adalah impor – yang tentu saja tidak murah dan belum menjadi
prioritas kebutuhan yang harus dibeli ?
Lagi-lagi
ayat tersebut seolah mengingatkan kita, bahwa sesungguhnya negeri
inilah negeri yang penuh pelangi itu – karena pelangi di langit hanya
muncul bila ada molekul-molekul air yang cukup di udara – yang antara
lain terkait dengan hujan, dan di negeri inilah – negeri tropis yang
sangat banyak hujannya.
Dari
hujan inilah kemudian ditumbuhkan buah-buahan yang beraneka warna
tersebut, Allah sesungguhnya Maha Kuasa untuk langsung memberikan ke
kita seluruh-buah-buahan tersebut. Tetapi Allah juga ingin menguji kita
siapa yang lebih baik amalnya (QS 67:72), maka di antara karunia Allah
yang sangat luas seperti hujan yang dia turunkanNya secara melimpah di
negeri ini, pohon-pohonan yang mudah tumbuh – kitapun disuruh ikut
berbuat – yaitu menggembala di tempat-tempat turunnya hujan dan
tempat-tempat tumbuhnya pohon tersebut sebagaimana ayat berikut :
“Dia-lah,
Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya
menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada
(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.” (QS 16:10)
Setelah peran untuk kita benar-benar kita lakukan, maka Allah akan lanjutkan dengan karuniaNya di ayat berikutnya :
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengannya tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS 16:11)
Maka dengan hujan Allah antara lain menciptakan pelangi, dengan hujan pula seharusnya kita bisa hidup dengan full color
– makanan yang berwarna-warni yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan
kita dan mencegah penuaan dini. Tetapi untuk ini, memang diperlukan amal
yang lebih baik dari kita semua – antara lain yaitu amal yang tidak
akan membiarkan bumi kita gersang atau ditumbuhi oleh pohon-pohon yang
kurang produktif, sementara kebutuhan buah-buahan kita dibanjiri oleh
buah impor.
Nampaknya
disini pula konteksnya mengapa menggembala adalah pekerjaan terbaik
kedua setelah berjihad sebagaimana diungkap dalam hadits berikut :
Dari Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Di antara penghidupan (pekerjaan) manusia yang terbaik,
adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah.
Dia terbang diatasnya (dia menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang dia terbang diatasnya dengan
bersemangat untuk mencari kematian dengan jalan terbunuh (dalam keadaan
syahid) atau menyongsong kematian ditempat datangnya. Atau seorang laki-laki yang menggembala domba di puncak gunung dari
atas gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan
sholat, memberikan zakat dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian
datang kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat
baik kepada mereka.” (H.R. Muslim).
Dan harta terbaik-pun terkait dengan penggembalaan sebagaimana diungkap di hadits berikut :
Dari Abu Said Al-Khudri berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Waktunya akan datang bahwa harta muslim yang terbaik adalah domba yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau pertikaian sesama muslim)”. (H.R. Bukhari)
Perhatikan
redaksi hadits-hadits tentang pekerjaan terbaik dan harta terbaik
tersebut, keduanya terkait dengan gunung dan hujan. Ayat yang
menjelaskan warna-warni di langit dan warna-warni buah-buahan tersebut
di atas – juga terkait dengan gunung dan hujan.
Sekarang
perhatikan negeri-negeri yang ada di dunia, dimana kombinasi antara
gunung dan hujan tersebut paling banyak berada ? Di Nusantara – negeri
tropis kepulauan inilah kombinasi gunung-gunung dan hujan yang paling
banyak berada !
Maka
waktunya bagi kita untuk banyak-banyak bersyukur dan waktunya pula
untuk menjadikan kehidupan kita kehidupan yang penuh warna, penuh kerja
yang bermakna dan bukan hanya sekedar berwacana. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar