Future Edge

Senin, 2 Juni 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam berbagai bidang manusia selalu ingin tahu tentang masa depan karena dengan mengetahuinya lebih dahulu dari orang lain, dia akan memiliki keunggulan tersendiri. Dalam dunia militer, para ahli yakin bahwa Nazi Jerman pada PD II sempat berusaha menciptakan mesin waktu untuk memenangi perang melawan sekutu. Dalam dunia ekonomi kita mengenal ada Alvin Toffler, John Naisbitt dlsb. yang sampai disebut futurist atau ahli masa depan.  Tetapi sesungguhnya umat inilah yang lebih layak untuk memiliki keunggulan masa depan atau future edge itu karena kita lah yang diberi sarananya.

 
Terlepas dari klaim beberapa ahli sejarah bahwa konon Nazi benar-benar berhasil menciptakan mesin waktu untuk ‘mencuri informasi’ dari masa depan, keyakinan kita mengatakan hal ini tidak mungkin karena ada ayat : Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS 31:34)
 Namun bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa – ilmu tentang masa depan itu sangat dimungkinkan untuk dikuasainya. Bukan karena dia melakukan perjalanan lintas waktu, tetapi karena dia membaca petunjuk-petunjukNya. Petunjuk-petunjuk tersebut selalu berlaku sejak dahulu, sekarang maupun nanti hingga akhir jaman.
 Bahwa kita bisa tahu tentang kejadian-kejadian masa depan – itu sebatas yang diberitahukan oleh Allah melalui Al-Qur’an atau hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah Sholallahu ‘ Alaihi Wasallam. Bahkan para malaikat-pun hanya tahu sebatas yang diajarkan oleh Allah “ Laa ‘Ilma Lanaa Illaa Maa ‘Allamtanaa – tidak ada ilmu bagi kami kecuali yang telah Engkau ajarkan kepada kami” (QS 2:32).
 Melalui petunjukNyalah misalnya kita tahu strategi perangnya Yahudi – yang hanya berani berperang dari balik tembok ( QS 59 : 14). Meskipun ayat ini bercerita tentang peristiwa pengusiran Yahudi di jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kita juga bisa melihat kebenaran ayat ini di zaman ini dengan apa yang terjadi di tanah Palestina - dimana zionis Yahudi membangun tembok-tembok setinggi 8 meter dan bila telah selesai tembok ini nantinya akan membentang sejauh 700 km !
 Kita juga diberi tahu oleh Allah perilaku mereka yang merusak tanaman dan keturunan (QS 2 : 205), dan kini kita menyaksikan betapa dasyatnya kerusakan yang diberbuat oleh (system) mereka terhadap benih-benih tanaman dan juga ternak. Benih yang seharusnya bisa ditanam kembali untuk mencukupi kebutuhan pangan manusia sedunia, dijadikan oleh mereka mandul sehingga setiap petani yang mau menanam harus membeli benih baru dari mereka.
 Di bidang keuangan kita diberi tahu oleh Allah tentang kelicikan mereka dalam menghalalkan harta orang-orang umi ( orang lain diluar kelompok mereka) untuk diambil secara dhalim ( QS 3:75), dan juga kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh system riba mereka (QS 2:275-279). Kita bisa menyaksikan realitanya di masyarakat modern jaman ini, betapa mereka diperbudak oleh cekikan riba -  kerja keras siang malam hanya untuk membayari bunga riba.
 Dan petunjuk-petunjukNya untuk masa lalu, masa kini sampai masa depan itu juga berlaku pada seluruh bidang-bidang kehidupan lainnya. Bidang kedokteran/kesehatan, bidang teknologi, sosial, politik dlsb.
 Namun perlu diingat bahwa informasi dari dunia masa depan sekalipun, hanya akan menjadikan keunggulan nyata bagi kita – bila kita tahu cara menggunakan atau memanfaatkan informasi tersebut. Itulah sebabnya di rangkaian ayat-ayat berikut – umat ini akan ditinggikan hanya bila kita bener-bener beriman dan menggunakan Al-Qur’an sebagai huda ( petunjuk) dan mauidhah (pelajaran).
 “(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS 3:138-139)
 Bila para pelaku ekonomi dunia baik dari kalangan swasta maupun pemerintah bersedia membayar sangat mahal untuk keahlian orang-orang seperti Alvin Toffler, John Naisbitt dan sejenisnya – untuk sekedar mendapatkan ‘dugaan’ tentang masa depan, umat ini bisa memperolehnya secara gratis dan bukan sekedar dugaan – tetapi informasi yang sesungguhnya tentang masa depan itu.
 Maka dibandingkan dengan umat-umat lain, sesungguhnya keunggulan kompetitif tentang ilmu masa depan itu ada pada umat ini. Kita diberi ilmu tentang bagaimana memenangkan perang hingga amat detil, kita diberi ilmu tentang kelemahan musuh juga amal detil, kita diberi ilmu tentang system ekonomi yang dihancurkan dan yang disuburkan, ilmu memakmurkan bumi dari A sampai Z-nya, ilmu untuk mengobati seluruh penyakit, dan segala macam informasi dan ilmu yang dibutuhkan untuk keselamatan dan kesejahteraan umat manusia selagi hidup di dunia bahkan juga sesudahnya.
 Maka dengan keunggulan dalam ilmu masa depan – future edge  - yang dimiliki oleh (sebagian) umat ini, saya membayangkan kedepannya konsultan-konsultan bisnis terbaik itu bukan lulusan Harvard Business School – tetapi bisa dari mana saja asal dia bisa memahami Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih sampai pada tingkat aplikasinya di masa kini maupun masa yang akan datang.
 Pusat-pusat kajian implementasi Al-Qur’an yang kami mulai di Jonggol dan yang di Sentul ( insyaAllah mulai digunakan bulan ini), insyaAllah bisa menjadi model bagaimana Al-Qur’an itu bisa bener-bener menjawab seluruh persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dunia di jaman ini dan nanti ( QS 16:89). InsyaAllah !.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar