Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam berbagai bidang manusia selalu ingin tahu tentang masa depan karena dengan mengetahuinya lebih dahulu dari orang lain, dia akan memiliki keunggulan tersendiri. Dalam dunia militer, para ahli yakin bahwa Nazi Jerman pada PD II sempat berusaha menciptakan mesin waktu untuk memenangi perang melawan sekutu. Dalam dunia ekonomi kita mengenal ada Alvin Toffler, John Naisbitt dlsb. yang sampai disebut futurist atau ahli masa depan. Tetapi sesungguhnya umat inilah yang lebih layak untuk memiliki keunggulan masa depan atau future edge itu karena kita lah yang diberi sarananya.
Terlepas
dari klaim beberapa ahli sejarah bahwa konon Nazi benar-benar berhasil
menciptakan mesin waktu untuk ‘mencuri informasi’ dari masa depan,
keyakinan kita mengatakan hal ini tidak mungkin karena ada ayat : “Dan
tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi
mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (QS 31:34)
Namun
bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa – ilmu tentang masa depan
itu sangat dimungkinkan untuk dikuasainya. Bukan karena dia melakukan
perjalanan lintas waktu, tetapi karena dia membaca petunjuk-petunjukNya.
Petunjuk-petunjuk tersebut selalu berlaku sejak dahulu, sekarang maupun
nanti hingga akhir jaman.
Bahwa
kita bisa tahu tentang kejadian-kejadian masa depan – itu sebatas yang
diberitahukan oleh Allah melalui Al-Qur’an atau hadits-hadits yang
shahih dari Rasulullah Sholallahu ‘ Alaihi Wasallam. Bahkan para
malaikat-pun hanya tahu sebatas yang diajarkan oleh Allah “ Laa ‘Ilma Lanaa Illaa Maa ‘Allamtanaa – tidak ada ilmu bagi kami kecuali yang telah Engkau ajarkan kepada kami” (QS 2:32).
Melalui
petunjukNyalah misalnya kita tahu strategi perangnya Yahudi – yang
hanya berani berperang dari balik tembok ( QS 59 : 14). Meskipun ayat
ini bercerita tentang peristiwa pengusiran Yahudi di jaman Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kita juga bisa melihat kebenaran ayat ini
di zaman ini dengan apa yang terjadi di tanah Palestina - dimana zionis
Yahudi membangun tembok-tembok setinggi 8 meter dan bila telah selesai
tembok ini nantinya akan membentang sejauh 700 km !
Kita
juga diberi tahu oleh Allah perilaku mereka yang merusak tanaman dan
keturunan (QS 2 : 205), dan kini kita menyaksikan betapa dasyatnya
kerusakan yang diberbuat oleh (system) mereka terhadap benih-benih
tanaman dan juga ternak. Benih yang seharusnya bisa ditanam kembali
untuk mencukupi kebutuhan pangan manusia sedunia, dijadikan oleh mereka
mandul sehingga setiap petani yang mau menanam harus membeli benih baru
dari mereka.
Di
bidang keuangan kita diberi tahu oleh Allah tentang kelicikan mereka
dalam menghalalkan harta orang-orang umi ( orang lain diluar kelompok
mereka) untuk diambil secara dhalim ( QS 3:75), dan juga
kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh system riba mereka (QS
2:275-279). Kita bisa menyaksikan realitanya di masyarakat modern jaman
ini, betapa mereka diperbudak oleh cekikan riba - kerja keras siang malam hanya untuk membayari bunga riba.
Dan
petunjuk-petunjukNya untuk masa lalu, masa kini sampai masa depan itu
juga berlaku pada seluruh bidang-bidang kehidupan lainnya. Bidang
kedokteran/kesehatan, bidang teknologi, sosial, politik dlsb.
Namun
perlu diingat bahwa informasi dari dunia masa depan sekalipun, hanya
akan menjadikan keunggulan nyata bagi kita – bila kita tahu cara
menggunakan atau memanfaatkan informasi tersebut. Itulah sebabnya di
rangkaian ayat-ayat berikut – umat ini akan ditinggikan hanya bila kita
bener-bener beriman dan menggunakan Al-Qur’an sebagai huda ( petunjuk)
dan mauidhah (pelajaran).
“(Al
Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah,
dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang
yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS 3:138-139)
Bila
para pelaku ekonomi dunia baik dari kalangan swasta maupun pemerintah
bersedia membayar sangat mahal untuk keahlian orang-orang seperti Alvin
Toffler, John Naisbitt dan sejenisnya – untuk sekedar mendapatkan
‘dugaan’ tentang masa depan, umat ini bisa memperolehnya secara gratis
dan bukan sekedar dugaan – tetapi informasi yang sesungguhnya tentang
masa depan itu.
Maka
dibandingkan dengan umat-umat lain, sesungguhnya keunggulan kompetitif
tentang ilmu masa depan itu ada pada umat ini. Kita diberi ilmu tentang
bagaimana memenangkan perang hingga amat detil, kita diberi ilmu tentang
kelemahan musuh juga amal detil, kita diberi ilmu tentang system
ekonomi yang dihancurkan dan yang disuburkan, ilmu memakmurkan bumi dari
A sampai Z-nya, ilmu untuk mengobati seluruh penyakit, dan segala macam
informasi dan ilmu yang dibutuhkan untuk keselamatan dan kesejahteraan
umat manusia selagi hidup di dunia bahkan juga sesudahnya.
Maka dengan keunggulan dalam ilmu masa depan – future edge -
yang dimiliki oleh (sebagian) umat ini, saya membayangkan kedepannya
konsultan-konsultan bisnis terbaik itu bukan lulusan Harvard Business
School – tetapi bisa dari mana saja asal dia bisa memahami Al-Qur’an dan
Hadits-hadits Shahih sampai pada tingkat aplikasinya di masa kini
maupun masa yang akan datang.
Pusat-pusat
kajian implementasi Al-Qur’an yang kami mulai di Jonggol dan yang di
Sentul ( insyaAllah mulai digunakan bulan ini), insyaAllah bisa menjadi
model bagaimana Al-Qur’an itu bisa bener-bener menjawab seluruh
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dunia di jaman ini dan nanti (
QS 16:89). InsyaAllah !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar