Oleh: Muhaimin Iqbal
Isu besar dunia yang tidak jelas dasar pemikirannya adalah isu pemanasan global yang katanya disebabkan antara lain oleh emisi carbon dioksida (CO2) ke udara yang terus bertambah. Isu ini sebagiannya sudah terbantahkan melalui riset yang dilakukan oleh Commonwealth Scientific and Industrial Organization, bahwa CO2 di udara yang naik 14 % dalam rentang waktu 1982-2010 ternyata malah membuat permukaan bumi lebih hijau 11 % oleh apa yang disebut CO2 Fertilization Effect. Ini semua hanya bisa menguatkan keimanan kita bahwa ada yang menjaga keseimbangan dan kesesuaian di alam yang juga menuntut peran manusia sebagai khalifah di bumi.
Maka
Sayyid Abul Ala Maududi ketika menjelaskan keseimbangan alam raya yang
meliputi langit dan bumi yang dimaksud oleh Ayat 7-9 dari surat
Ar-Rahman, dia bisa mengkaitkan keseimbangan di alam itu dengan keadilan
manusia sampai ke hal yang sekecil-kecilnya seperti ketika berdagang
harus adil dengan timbangannya dlsb.
“Dan
langit telah ditinggikanNya dan Dia ciptakan keseimbangan. Agar kamu
jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan
adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan (timbangan) itu”.
Contoh
sederhananya kesimbangan di alam yang kita bisa dan harus ikut
menjaganya – ya yang terkait dengan CO2 tersebut di atas. Perhatikan
ilustrasi sederhana di samping.
Manusia
bernafas membutuhkan O2 dan mengeluarkan CO2. Sebaliknya Tanaman
melakukan Photosynthesis dengan membutuhkan CO2 dan mengeluarkan O2.
Maka keberadaan manusia (dan hewan) dan
tanaman-tanaman yang saling melengkapi ini ikut terjaga dengan adanya
keseimbangan CO2 dan O2 di alam selama beribu-ribu tahun.
Tetapi
manusia terus bertambah, otomatis CO2 yang dikeluarkannya juga terus
bertambah. Lebih dari itu manusia juga mengotori udara dengan sejumlah
aktivitas lainnya seperti ketika membakar energi fosil untuk
kendaraannya, memasak, menerangi rumahnya (karena listrik PLN-nya juga
butuh bahan bakar) dlsb.dlsb.
Lantas apa atau siapa yang
menyerap CO2 yang berlebihan itu bila jumlah pepohonannya tidak
bertambah atau bahkan berkurang ? Inilah yang kemudian dikambing
hitamkan oleh manusia modern sebagai penyebab pemanasan global atau global warming yang katanya terjadi karena efek rumah kaca oleh membesarnya jumlah CO2 di udara.
Global
warming sendiri masih perlu dibuktikan keberadaannya, dan kalau toh
terbukti perlu dicari alasannya yang lebih masuk akal. Yang jelas bukan
karena CO2, mengapa ? Selain terbantahkan oleh hasil riset tersebut di atas, juga oleh alasan berikut :
CO2 memiliki specific gravity 1.53 sementara specific gravity dari udara adalah 1. Sesuatu yang memiliki specific gravity lebih besar dari udara tidak akan naik ke atas dengan sendirinya.
Jadi
CO2 yang dikeluarkan manusia beserta segala macam aktivitasnya – tidak
terbang ke atas membentuk rumah kaca yang kemudian menimbulkan pemanasan
global, tetapi malah cenderung lari ke bawah menuju permukaan tanah.
Fenomena ini juga Anda dapat lihat ketika sedang menyaksikan konser di atas panggung yang menggunakan efek asap dari dry ice. Dry ice
adalah CO2 yang dipadatkan, setelah menjadi asap – kemana asap tersebut
pergi ? Tidak ke atas, tetapi cenderung ke bawah menutupi lantai
panggung. Kalau ke atas kan wajah artis yang keren-keren malah tertutupi asapnya !
Sifat CO2 yang cenderung lari kebawah ini menjadi sangat menarik bila dikaitkan dengan CO2 Fertilization Effect
yang terungkap dari hasil penelitian tersebut di atas. Karena tanaman
membutuhkan CO2 untuk melakukan aktifitas photosynthesis-nya, bila CO2
itu berlimpah – maka tanaman-tanaman juga akan meningkat aktivitas
photosynthesisnya, yang berarti tumbuh lebih cepat.
Tetapi
karena sifat CO2 yang lebih berat dari udara yang akan cenderung menuju
permukaan tanah, maka tanaman-tanaman yang diuntungkan dengan
berlebihnya CO2 - yaitu kandungan CO2 yang cukup tinggi sehingga mampu
menimbulkan CO2 Fertilization Effect bukan sekedar untuk photosynthesis biasa - adalah tanaman-tanaman yang pendek mendekati permukanann tanah. Tanaman apakah ini ? itulah rumput-rumputan dan sejenisnya.
Dari
sinilah seluruh keseimbangan dan kesesuaian di alam itu nampak tersusun
dengan sangat indahnya. Mengapa seluruh nabi menggembala domba, mengapa
akan datang masanya harta terbaik adalah domba, mengapa pekerjaan
terbaik kedua setelah berjihad adalah menggembala domba, mengapa ada
ayat di Al-Qur’an yang megisyaratkan kita untuk menggembala – semuanya
menjadi nyambung dengan fenomena CO2 tersebut di atas !
Dengan
bertambahnya manusia beserta seluruh aktivitasnya, CO2 yang dikeluarkan
terus bertambah. Pertambahan ini mengakibatkan bertambahnya hijauan di
permukaan bumi – utamanya hijauan yang rendah mendekati permukaan tanah
yaitu jenis rumput-rumputan.
Tetapi
manusia tidak secara langsung makan rumput, manusia makan berbagai
hasil tanaman tingkat tinggi baik berupa padi-padian, biji-bijian dan
buah-buahan. Manusia butuh daging, butuh air dan terus butuh energi.
Maka penyambung missing link antara rerumputan yang pertumbuhannya didorong oleh berlimpahnya CO2 tersebut diatas dengan terus meningkatnya kebutuhan Food, Energy and Water (FEW) manusia adalah di kegiatan menggembala – pekerjaan mulia yang dilakukan seluruh nabi dan diisyaratkan di Al-Qur’an (QS 16:10).
Dengan
menggembalakan ternak di rerumputan yang terus menebal, selain kita
mendapatkan hasil langsung berupa daging – kotoran ternak juga memupuk
padang rumput yang dilaluinya. Tanah yang terpupuk ini akan terus
meningkat kesuburannya, sehingga bisa ditumbuhi segala macam tanaman
berikutnya berupa tanaman musiman (padi, jagung dlsb) maupun segala
macam buah-buahan (QS 16:11).
Hasil
dari pepohonan tersebut yang berupa serat maupun karbohidrat, selain
untuk pangan juga bisa diolah menjadi sumber energi – seperti bioethanol
untuk jaman ini dan yang berupa minyak bisa diolah menjadi biodiesel.
Bahwasanya energi itu berasal dari pohon-pohonan yang hijau inipun
diisyaratkan di Al-Qur’an melalui setidaknya dua surat yaitu surat 36:80
dan surat 56 : 71-72.
Ketika
pohon-pohon tumbuh, perakarannya akan mengelola dan bahkan memancarkan
air bersih (QS 36:34) yang dari sini kebutuhan air kita akan terpenuhi.
Setelah melibatkan CO2 yang lebih banyak, tumbuhnya rumput, aktivitas
penggembalaan, tumbuhnya pepohonan, dihasilkannya Food, Energy and Water
(FEW) – maka ilustrasi sederhana di atas menjadi sedikit lebih rumit
seperti gambar di samping – tetapi semuanya tetap seimbang dan sesuai
kebutuhannya masing-masing.
Jadi
keseimbangan itu telah diciptakan dengan sangat indah olehNya (QS
55:7), kita hanya dilarang untuk merusaknya (QS 55:8). Dia Maha Kuasa
untuk melakukan semuanya itu sendiri, tetapi manusia juga diciptakanNya untuk diuji siapa yang paling baik amalnya (QS 67:3).
Amal
terbaik tentu saja adalah yang mengikuti petunjuk-petunjukNya, yang
sesuai dengan kehendakNya dan sesuai syariatNya. Maka karena salah satu
tujuan atau maqasid syariah itu adalah menjaga kehidupan – insyaAllah
kita akan bisa bener-bener menjaga kelangsungan hidup di bumi ini – preserving life, bila kita mau mulai tahap demi tahap melakukan hal konkrit yang bisa kita lakukan.
Untuk ini kita sudah bener-bener mulai menggembala dan sebagian Andapun sudah terlibat didalamnya melalui project lambbank. InsyaAllah dalam waktu dekat kita akan membuat kegiatan menanam dalam skala besar – yaitu project iGrow – yang Andapun akan bisa terlibat di dalamnya. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar