Oleh: Muhaimin Iqbal
Beberapa tahun sebelum saya ambil pensiun dini dari pekerjaan saya di industri keuangan, saya membaca buku yang berjudul Startups That Work karya Joel Kurtzman & Glenn Rifkin (2005). Inti dari buku yang isinya hasil survey ke 350-an startups (perusahaan pemula) ini, mayoritasnya adalah gagal. Buku ini menantang saya untuk meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan mulai startup demi startup, dan betul saja - mayoritasnya gagal ! Namun masih ada beberapa yang berhasil jalan baik, inipun sudah cukup untuk mengimbangi yang gagal atau belum berhasil.
Dari sekian startups yang saya terlibat di dalamnya, saya ambilkan dua kasus startups yang berjalan baik – bahkan melebihi ekspektasi awal para pendirinya yaitu satu dari startup komersial dan satu lagi startup sosial. Ternyata banyak kemiripan dua stratups yang berhasil jalan baik ini yang bisa saya share untuk pembelajaran kita semua.
Yang komersial saya ambilkan Badr Interactive (www.badr.co.id),
yaitu startup di bidang teknologi informasi yang melibatkan sejumlah
besar anak-anak muda lulusan Fakultas Ilmu Komputer – UI. Yang sosial
saya ambilkan Kuttab Al-Fatih (www.kuttabalfatih.com) yang melibatkan sejumlah besar anak-anak muda ahli pendidikan, penghafal Al-Qur’an dan berbagai ilmu ke-Islaman lainnya.
Kedua startups
tersebut sudah menjadi badan hukum yang sesuai untuk bidang
masing-masing, Badr Interactive menjadi PT. Badr Interactive dan Kuttab
Al-Fatih berbadan hukum Yayasan Pilar Peradaban. Keduanya sekarang
memang baru memasuki usia tahun ketiganya, namun saya melihatnya sebagai
ide besar yang mulai bisa benar-benar dijalankan.
Sebagai
perusahaan teknologi informasi yang sangat belia, di Badr kini ada
sekitar 25 orang tenaga tetap dan sekitar 20-orang tenaga magang –
sebuah kekuatan yang luar biasa untuk bidang ini. Tidak mengherankan
bila Badr berhasil memperoleh berbagai penghargaan demi penghargaan,
juga kontrak demi kontrak dari berbagai perusahaan dengan berbagai
skalanya.
Untuk
Kuttab Al-Fatih, mungkin ini pertama kalinya di Indonesia sebuah
sekolah yang usianya baru tiga tahun tetapi sudah ada di enam kota di
Indonesia. Kelas-kelas di Kuttab Al-Fatih dibatasi tidak lebih dari 12
orang dan masing-masing membutuhkan dua orang guru, sehingga untuk
mengajar sekitar 580 santri – kami memiliki sekitar 100-an guru dan
tenaga administratif !
Tetapi
tentu saja kami tidak mengukur suatu keberhasilan dengan kwantitas
jumlah tenaga kerja, murid atau guru – lebih pada kwalitasnya. Di
institusi komersial, parameternya profit and loss
– maka bila sebuah usaha yang relatif baru dengan melibatkan sejumlah
besar tenaga tersebut sudah tidak memerlukan lagi injeksi capital – maka
berarti mereka sudah mampu berjalan di atas kaki sendiri – inilah yang saya sebut sudah bisa berjalan baik itu.
Di
Kuttab parameternya adalah kwalitas produk berupa anak didik yang
dihasilkan. Di tingkat Kuttab (setara SD 6 tahun) target kami anak didik
terbangun keimanannya, hafal
minimal 7 juz dan menguasai berbagai ilmu penunjang seperti
baca-tulis-berhitung dan bahasa. Kini baru menginjak tahun ketiga
Alhamdulillah sudah banyak yang melampaui target enam tahun tersebut,
disamping juga perubahan perilaku yang nyata bagi anak-anak didik.
Lantas apa yang membuat keduanya bisa mengimplementasikan gagasan besarnya masing-masing
? Ini hasil pengamatan saya dari setiap rapat-rapat yang saya hadir
didalamnya bersama team inti mereka masing-masing.
Keduanya memiliki visi yang jelas dan visi ini di-share
dengan seluruh anggota team. Di Badr visi itu adalah menjadi perusahaan
jasa di bidang IT yang paling bisa diandalkan di negeri ini, sedangkan
di Kuttab visinya adalah generasi yang gemilang di usia belia.
Visi-visi ini kemudiang dituangkan kedalam Strategy – Operationalization & People
(SOP) yang sangat matang untuk masing masing institusi. Mix ketiganya
yang pas kemudian menjadi sarana untuk berjalannya ide-ide besar
tersebut.
Strategy saja tanpa adanya break down
detail ke tingkat operasionalisasi yang melibatkan orang-orang yang pas
– maka strategy it tidak akan menghasilkan apa-apa. Demikian pula bila
hanya ada people yang bekerja detil, tetapi tanpa strategy yang pas – maka kerja kerasnya tidak akan mengarah kemana-mana.
Lantas
untuk apa jalannya dua startups tersebut saya share dengan pembaca
disini bila pebaca tidak bisa ikut mengambil manfaatnya ? Efek manfaat
yang luas inilah yang hendak kita capai.
Pertama, ibarat perjalanan di sirah – dua startups
tersebut sudah melalui tahapan perang Badar yang dimenangkan oleh
keduanya. Tetapi masih akan ada perang Uhud, perang khandaq, perjanjian
Hudaibiyah, penaklukan Khaibar, penaklukan Mekah, perang Hunain dst-dst.
Intinya masih akan sangat banyak pekerjaan kedepan – yang bisa jadi
Anda-Anda pembaca situs inilah yang dibutuhkan untuk bisa ikut bergabung didalam implementasinya.
Di
bidang IT misalnya, Anda bisa bergabung dari berbagai sisi. Bila
perusahaan Anda punya gagasan besar yang membutuhkan dukungan solusi IT,
maka team kami insyaAllah sudah sangat siap untuk mendukungnya. Bila
Anda ingin terjun ke technopreneur dan membutuhkan mitra untuk sekedar sharing, kamipun insyaAllah selalu siap untuk ini.
Atau
Anda ingin terjun ke dunia IT tetapi belum ada ide sama sekali apa yang
harus dilakukan ? Didukung PT. Telkom, markas kami di Startup Center
Depok insyaAllah dalam waktu dekat juga akan menjadi creative center
mereka – lengkap dengan dukungan infrastruktur internet berkecepatan
sangat tinggi 100 Mbps. Berbagai ide segar bahkan sudah bisa mulai Anda
peroleh di sini, gagasan para tenaga magang kami yang siap
diimplementasikan.
Disinilah diharapkan lahir ide-ide besar berikutnya dan menjadi Ideagoras – tempat bertemunya ide dengan segala resources yang dibutuhkan untuk mengimplementasikannya.
Di
bidang pendidikan, setelah melewati ‘perang Badar’ ini kami ingin
memasyarakatkannya secara luas konsep pendidikan kami di seluruh
Indonesia. Targetnya adalah setiap kecamatan ada satu Kuttab ! Maka bisa
dibayangkan resources besar yang kami butuhkan baik dari sisi SDM maupun resources lainnya.
Bila
Anda memiliki team yang siap juga sarana seperti tempat belajar
mengajar yang cukup, maka dengan persiapan tertentu Andapun sudah bisa
bersama kami mendirikan Kuttab di kecamatan Anda masing-masing.
Bila
ada perbaikan generasi yang ‘Terstruktur – Systematis – dan Masif’
seperti ini, maka generasi gemilang di usia belia itu insyaAllah akan
bener-bener bisa lahir di negeri ini dalam rentang waktu sekitar 7 tahun
saja. Saat itulah anak-anak kita yang memasuki usia balig minimal sudah
sangat kuat imannya, hafal Al-Qur’an minimal 7 juz dan siap menempuh
jenjang pendidikan berikutnya – dimanapun dia berada.
Kemudian di tingkat lanjutannya yang tahun ini juga sudah mulai jalan juga – tingkat madrasahnya (www.madrasahalfatih.com)
akan mengantar lebih lanjut anak-anak belia ini ke jenjang pendidikan
berikutnya. Ketika mereka selesai dari madrasah tersebut sekitar enam
tahun yang akan datang (di usia sekitar 18 tahun), target mereka adalah
hafal 30 juz Al-Qur’an, hafal sekitar 1,500-an hadits-hadits dalam kitab
Bulughul Maram dan mandiri dalam bidang ekonomi.
Untuk
yang terakhir inilah (kemandirian) baik Kuttab maupun Madrasah tidak
kami dirikan di menara gading yang jauh dari masyarakatnya, mereka lahir
di ecosystem masyarakat yang hendak diperbaikinya. Maka seluruh
kegiatan ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi informasi yang kami
initiasi – juga bagian dari ecosystem yang akan mendukung kegiatan
belajar –mengajar di Kuttab dan Madrasah tersebut – sekaligus juga
nantinya menjadi opsi lapangan kemandirian bagi mereka.
Di luar dua startups
tersebut di atas, banyak startups kami yang belum berjalan seperti yang
diharapkan – inipun bisa menjadi peluang bagi Anda – siapa tahu Anda
adalah “People” yang kami butuhkan untuk melengkapi kekurangan kami.
Startups
yang masih membutuhkan “People” yang pas ini ada di berbagai bidang
baik di bidang pertanian, perdagangan, kuliner, jasa, konstruksi dlsb.
Bersama-sama dengan Anda pembaca situs ini yang memiliki keragaman ilmu
dan latar belakang pekerjaan, insyaAllah kita akan terus bisa melahirkan
lagi Startups That Work !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar