Oleh: Muhaimin Iqbal
Bahwasanya roda kehidupan itu terus berputar kadang kita di atas kadang di bawah – itu benar adanya. Sehingga dalam dunia usaha kita mengenal life cycles baik untuk usaha itu sendiri maupun produk-produk yang dihasilkannya. Di gerakan sosial, politik maupun da’wah-pun kita juga bisa melihat pola life cycles yang sama. Lantas bagaimana kita bisa mengelolanya dengan baik ketika lagi di atas ataupun lagi dibawah ? Yang terbaik tentu dengan mengikuti petunjukNya, salah satunya adalah melalui warfare strategy dari peperangan demi peperangan yang dilakukan di jaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Allah mempergilirkan masa kejayaan dan keterpurukan adalah agar manusia dapat mengambil pelajaran darinya : “Jika
kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir)
itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa
(kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar
mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang
beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu
dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang lalim” (QS 3:140).
Ada contoh yang sempurna dari uswatun hasanah kita yang dirupakan dalam bentuk peperangan demi peperangan dalam 10 tahun terakhir usia beliau, masing-masing dengan setting
dan hasilnya yang berbeda-beda. Maka dari peperangan demi peperangan
tersebut, insyaAllah akan selalu ada yang pas atau cocok untuk kita
jadikan template dalam perjuangan kita baik di bidang usaha/ekonomi, politik, sosial, da’wah dlsb.
Saya ringkaskan beberapa perang penting yang melibatkan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diabadikan dalam sejumlah surat dan
ayat-ayat dalam Al-Qur’an sebagaimana infografik berikut :
Lantas
bagaimana kita bisa menggunakan strategi-strategi dari berbagai
peperangan tersebut untuk membangun perjuangan kita dalam bidang yang
kita geluti ? Untuk mudahnya saya berikan contoh saja, bagaimana kita
menggunakan warfare strategy dari peperangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tersebut untuk merintis atau membesarkan usaha kita.
Pertama
Anda tidak akan pernah bisa memulai sesuatu yang besar, bila Anda tidak
berani meninggalkan zona nyaman Anda dengan meninggalkan segala macam
kenikmatan dan lingkungan nyaman Anda selama ini. Maka pelajaran
pertamanya adalah hijrah !, dalam hal merintis usaha – berarti Anda
harus berani ‘hijrah’ dari pegawai atau eksekutif – yang bekerja dengan
waktu Anda sendiri, menuju dunia entrepreneur dimana Anda akan bekerja
dengan mengelola waktu (bisa juga segala macam resources) dari orang
lain.
Setelah Anda berani terjun-pun, tidak ada jaminan bahwa Anda akan langsung berhasil. Bahkan lebih banyak startup yang gagal ketimbang yang berhasil, Anda perlu tahu ini untuk menguatkan niat dan persiapan Anda – bukan untuk menakut-nakuti.
Asumsinya Anda termasuk yang berhasil, Anda berhasil melalui death valley Anda dengan baik. Keberhasilan awal ini bisa jadi merupakan tanda-tanda bahwa business model Anda sudah on the right track, so what ? sikap apa yang Anda harus punyai saat itu ?
Disinilah
referensi dari segala peperangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
tersebut di atas bisa menjadi referensi untuk mengawal perjalanan Anda
seterusnya. Usaha Anda telah berhasil melalui ‘perang Badar’, Anda harus
sadar bahwa keberhasilan tersebut tidak berarti Anda hebat dlsb.
bersyukurlah bahwa keberhasilan itu semata karena pertolongan Allah.
Sangat
banyak pelajaran dari perang Badr ini, bahkan sebagian besar dari isi
surat Al-Anfal adalah terkait dengan perang Badr. Maka bila usaha Anda
telah melalui tahap ini, banyak-banyaklah mentadaburi surat Al-Anfal
tersebut.
Meskipun
keberhasilan Anda semata karena pertolongan Allah, Anda tentu bisa
mulai membangun optimism Anda pada tahap ini – bahwa kemenangan
besar-pun insyaAllah Anda akan bisa peroleh dengan cara atau business model yang sama. Pelajaran tentang optimism ini antara lain Anda dapat peroleh dari ayat berikut :
“Dan
(ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua
golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan
bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah
menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan
memusnahkan orang-orang kafir” (QS 8:7)
Orang kafir tidak habis pasca perang Badr tetapi Allah sudah menggunakan kata “memusnahkan…”,
inilah bentuk optimism yang Allah hendak bangun di hati kaum muslimin.
Demikian pula di keberhasilan awal usaha Anda, pasar Anda masih kecil –
diluar sana pemain-pemain raksasa siap menerkam dan menerkam usaha Anda –
tetapi PD (percaya diri) saja lagi !
Dengan business model
yang sudah berjalan, pelajaran berikutnya adalah dari perang Uhud yang
terjadi setahun setelah perang Badr. Anda perlu sangat disiplin dalam
usaha Anda, demikian pula dengan team Anda – mereka harus benar-benar commit pada tugasnya masing-masing.
Generasi
unggulan – yaitu para sahabat – yang berperang bersama Nabi-pun bisa
kalah di perang Uhud, yaitu ketika ada sebagian dari team yang
melalaikan tugasnya dan tergoda untuk mengejar hasil duniawi jangka
pendek (ghanimah). Team Anda tentu sangat tidak seberapa dibanding para
sahabat Nabi, maka disiplin dan commitment perlu benar-benar dijaga.
Bahkan bisa jadi ada kemungkinan team Anda yang melemahkan usaha Anda dari dalam, bersekongkol dengan lawan Anda atau siap-siap mendirikan usaha baru yang menjadi pesaing Anda. Ini sangat bisa jadi bila business model
Anda menarik dan memiliki prospek cemerlang. Maka untuk ini ada
pelajaran dari pengusiran Bani Nadhir yang secara komplit diceritakan
oleh Allah melalui Surat Al-Hasyr.
Ketika
usaha Anda membesar, kartel-kartel pesaing Anda bisa jadi pula
bersekongkol untuk mengepung dan siap menghancurkan usaha Anda. Maka
Anda harus memiliki strategi yang luar biasa – yang tidak mereka duga -
untuk bisa mengalahkan mereka. Anda harus juga bisa memecah kekuatan
mereka, detil pelajarannya ada di perang Al-Ahzab yang bahkan
didokumentasikan secara khusus oleh Allah dengan surat yang menggunakan
nama yang sama yaitu Surat Al-Ahzab.
Pada
titik tertentu ketika Anda melaju lebih lanjut, musuh-musuh akan
memprovokasi Anda untuk membuat Anda lalai dan menguras kekuatan Anda
dengan ‘tantangan-tantangan perang’ yang sesungguhnya tidak perlu
diladeni. Bisa jadi pula Anda harus berstrategi untuk mengadakan
perjanjian-perjanjian tertentu dengan musuh-musuh Anda. Maka bila ini
yang Anda hadapi, pelajarannya ada di peristiwa perjanjian Hudaibiyah.
Setelah
usaha berkembang lebih lanjut, penaklukan demi penaklukan pasar baru
besar kemungkinan Anda harus tempuh karena kalau tidak pesaing Anda akan
terus berusaha mengambil pasar Anda dan melemahkan kekuatan Anda. Maka
model pelajarannya ada di penaklukan Khaibar – yang bersama dengan
perjanjian Huaibiyah tersebut di atas didokumentasikan secara khusus
oleh Allah di surat Al-Fath.
Usaha
Anda kian membesar, Anda telah berhasil mengusai target-target
bergengsi Anda – tetapi tetap jangan sampai terlena dengan kebesaran
Anda. Tetap waspada dengan strategi musuh yang setiap saat bisa
memprorak-porandakan usaha Anda. Untuk ini pelajarannya ada di
penaklukan Mekkah dan perang Hunain yang hanya berjarak sekitar 3 pekan
diantara keduanya.
Ketika
Anda semakin besar dan semakin besar, musuh-musuh di seberang sana
tentu tidak akan merasa nyaman. Setiap saat mereka akan siap menyerbu
dan menghabisi usaha Anda, maka sebelum ini terjadi – Anda harus bisa
mendahului menyerang pasar mereka dengan segala kekuatan yang Anda
miliki. Pelajarannya ada di perang Tabuk yang secara khusus
didokumentasikan oleh Allah melalui surat At-Taubah.
Bila
tahap inipun Anda menang, bisa jadi waktu Anda sudah mendekati habis.
Model dan strategi business Anda perlu Anda wariskan ke genarsi penerus
Anda, Anda perlu membekali mereka dengan segala persiapan yang
diperlukan, baik dari sisi kwalitas pribadi, nilai-nilai atau values
yang sempurna dan disiplin kerja atau amal yang sedekat mungkin dengan
contoh yang sudah Anda berikan. Pelajaran ini ada di peristiwa Haji
Wada’.
Dari rangkaian pelajaran tersebut, kita sekarang tahu bahwa selalu ada rujukan dan contoh yang pas untuk setiap tahapan dalam life cycles usaha kita di bidang apapun, baik yang bersifat komersial, sosial maupun da’wah. Bila kita bisa mencontoh perjalanan perang uswatun hasanah kita tersebut di atas sedekat mungkin, maka keberhasilan yang mendekati serupa juga insyaAllah bisa kita capai.
Kita
lihat di awal hijrah kekuatan kaum muslimin hanya sekitar 90-100 orang
yaitu separuh dari kaum Muhajirin dan separuh lagi dari kaum Ansor yang
di antara keduanya dipersaudarakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam. Sepuluh tahun kemudian kekuatan itu telah berlipat ganda lebih
dari seribu kalinya yaitu menjadi 100,000 atau bahkan di riwayat lain
disebutkan 144,000 – yaitu para sahabat yang menyertai Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam pada saat melaksanakan haji Wada’. Skala grafik di
infografik tersebut di atas sampai harus
saya buat dalam bentuk logaritmik agar pertumbuhan kekuatan yang sangat
pesat itu tetap bisa kita saksikan secara visual dengan baik. Bila kita
buat dengan skala grafik yang normal – perbedaan kekuatan tahun awal
dan tahun ke 10 yang terlalu jauh akan membuat pertumbuhan di
tahun-tahun awal kelihatan datar.
Bayangkan bila Anda bisa membangun usaha yang
tumbuh dengan sedemikian pesatnya sehingga untuk menampilkan grafik
pertumbuhannya harus menggunakan grafik logaritmik, maka pasar
global-pun insyaAllah Anda akan bisa kuasai. Dan ini insyaAllah
dimungkinkan bila kita menggunakan warfare strategy yang ada tuntunannya dengan sangat jelas tersebut di atas. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar