Oleh: Muhaimin Iqbal
Karena semua yang dimakannya bermanfaat, manusia penghuni surga tidak buang air besar maupun air kecil. Yang paling banyak disebut makanan mereka adalah buah-buahan, di surat Ar-Rahman saja sampai ada 4 ayat yang menyebut buah-buahan untuk penghuni surga ini. Selain kurma dan delima, buah yang namanya disebut secara spesifik di surat lain adalah pisang – dan buah yang serupa buah surga ini melimpah di sekitar kita. Apakah kita sudah mendapatkan manfaatnya secara maksimal ?
Bahwasanya
buah yang ada di surga itu serupa dengan dengan buah-buahan yang ada di
dunia, ini dijelaskan oleh Allah melalui ayat : “…Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (2:25)
Sedangkan
kemanfaatan makanan penghuni surga sampai mereka tidak buang air besar
dan air kecil dijelaskan dalam hadits sahih berikut :
“Dari Jabir R.A, Rasulullah Bersabda : “Penduduk
surga akan makan dan minum di dalamnya. Mereka tidak buang air besar,
tidak ingusan dan tidak buang air kecil. Makanan mereka menghasilkan
sendawa yang baunya seperti minyak kasturi. Mereka bertasbih dan
bertakbir (dengan mudah) sebagaimana mereka bernafas””. (HR. Muslim)
Lantas
apa pentingnya kabar dari Allah dan RasulNya ini untuk kita ? Bayangkan
di sekitar kita ada hal yang serupa dengan yang ada di surga, rugi
sekali bila kita sampai tidak bisa memperoleh manfaatnya secara
maksimal. Sementara kita masih berjuang menghadirkan tanaman kurma dan
delima di sekitar kita, yang sudah melimpah adalah pisang. Bagaimana
kita bisa memperoleh manfaat secara maksimal dari buah yang namanya
pisang ini ?
Pertama mari kita perhatikan baik-baik dimana Allah letakkan pisang ini di surga : “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya”.(56:27-33)
Buah
pisang diletakkan Allah diantara pohon bidara yang tidak berduri, di
antara naungan yang terbentang luas, air yang mencurah, buah-buahan yang
sangat banyak yang tidak berhenti buahnya.
Buah
pisang tumbuh sangat baik di negeri tropis seperti kita ini, maka
seharusnya negeri ini sejuk penuh pepohonan, airnya melimpah dan kita
memiliki segala macam buah-buahan yang tidak berhenti berbuah. Kok
kenyataannya belum seperti ini ?
Negeri
kita menjadi negeri yang sangat panas – ibukotanya-pun bulan ini sempat
mencapai 40 derajat Celcius panasnya !, pohonnya nyaris habis ditebang –
kegersangan di mana-mana. Penduduk di sejumlah provinsi sampai di
ibukota teriak kekeringan di musim kemarau yang panjang seperti saat
ini. Dan yang paling menyedihkan impor buah-buahan kita naik lebih dari dua kali lipat dalam jumlah dan lebih dari tiga kali lipat dalam harga dalam sepuluh tahun terakhir.
Artinya
adalah meskipun kita diberi rezki buah-buahan yang serupa dengan yang
ada di surga, kita belum memperoleh manfaatnya secara maksimal.
Bersamaan hadirnya pohon pisang yang banyak, mestinya juga hadir
keteduhan, air yang banyak dan segala macam buah-buahan. Bagaimana kita
bisa menghadirkan situasi seperti ini ?
Di kalangan para pemerhati air dunia ada digunakan istilah Water Footprint
(WF) – jejak air. Setiap bahan makanan kita bisa dilacak jejak airnya
yaitu berapa banyak air yang diserap untuk memproduksi makanan tersebut.
Ketika air menjadi semakin langka, maka pilihan kita terhadap
jenis-jenis makanan yang kita makan menjadi semakin penting untuk
menjaga yang langka tersebut agar tetap mencukupi untuk kebutuhan semua
manusia, hewan dan tumbuhan yang hidup berdampingan di muka bumi ini.
Ada tiga jenis Water Footprint yaitu Blue Water Footprint (BWF) – yaitu air yang diambil dari air tanah, Green Water Footprint (GnWF) – yaitu air yang ditangkap dari hujan, dan Grey Water Footprint (GyWF) – yaitu air yang dicemari.
Sebuah
riset di Costa Rica membuktikan bahwa tanaman pisang dapat sepenuhnya
hidup dengan menangkap air hujan (GnWF), tanpa butuh menyedot air tanah
sedikitpun (BWF) dan juga sama sekali tidak mencemari air tanah karena
bisa ditanam tanpa pemupukan sama sekali.
Ini
menunjukkan bahwa pohon pisang tidak memboroskan air tanah untuk
meproduksi buahnya, malah sebaliknya dia menangkap air hujan untuk
menumbuhkan batang dan buahnya – sehingga air hujan tidak lari ke laut
atau menguap begitu saja.
Selain
tersimpan di batang dan buahnya – yang pada waktunya juga kembali ke
tanah, perakarannya ikut mengamankan air hujan agar tidak mengalir di
permukaan, sedangkan daun dan pelepah-pelepahnya yang menutupi tanah
juga menurunkan suhu permukaan tanah dan mencegah penguapan.
Buahnya
tentu sudah sangat banyak temuan ilmiah yang mengungkapkan khasiat dan
manfaatnya sebagai sumber nutrisi yang komplit, bahkan kulitnya-pun
masih mengandung sejumlah besar nutrisi.
Meskipun
saya tidak menganjurkan Anda makan kulit pisang tentu saja, tetapi
kulit pisang ini ternyata terkait langsung dengan ayat-ayat di atas –
yaitu buah-buahan yang sangat banyak yang tidak berhenti berbuah.
Pada
kulit pisang terkandung Kalium (K) dan (Phosphor) dan sejumlah mineral
lainnya. Mineral-mineral ini – khususnya Kalium, sangat dibutuhkan
tanaman untuk fase pertumbuhan generatif – yaitu fase untuk berbunga dan
berbuah. Dari sini kita bisa tahu bahwa kulit pisang bisa menjadi pupuk
organic yang sangat efektif untuk kebun buah ataupun kebun bunga.
Banyak
cara yang bisa kita lakukan untuk menjadikan kulit pisang ini sebagai
pupuk buah-buahan. Bisa langsung ditanam di sekitar pohon buah, bisa
dikeringkan dan dicacah kemudian ditaburkan di sekitar perakaran, bisa
direndam beberapa hari kemudian airnya disemprotkan ke tanaman dan sisa
rendamannya ditanam ditanah, dan yang paling canggih adalah dikomposkan
dengan bakteri pengurai agar lebih mudah terserap oleh tanaman.
Berbeda
dengan penghuni surga yang semuanya sudah tersedia – termasuk paket
pisang, mata air dan segala macam buah-buahan tersebut di atas – yang
tinggal dinikmati, kita yang masih di dunia - diciptakannya hidup dan
mati kita antara lain untuk diuji siapa yang paling baik amalnya ( QS 67
: 2).
Dan diantara bentuk ujian itu – saya bayangkan ada yang seperti exercise pada test IQ atau psychotest - kepada kita disediakan seluruh bahan yang kita butuhkan tetapi dalam bentuk keping-keping puzzle yang sangat banyak. Kepada kita juga diberikan lebih dari clue, kita diberi guidance – petunjuk yang jelas dan detil untuk semua masalah yang kita hadapi – yaitu Al-Qur’an dan sunnah-sunnah RasulNya.
Maka
disitulah ujian kita, bisakah kita merangkai keping-keping puzzle yang
sangat banyak dan komplit tersebut menjadi sebuah gambar besar yang
sangat indah – serupa keindahan
di surga, yaitu sebuah negeri dengan naungan yang terbentang luas, air
yang tercurah dan buah-buahan yang sangat banyak yang tidak berhenti
berbuah. Semoga Allah selalu membimbing kita agar kita bisa ! InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar