Oleh: Muhaimin Iqbal
Tepat di bulan ini tiga tahun lalu, kami membuat acara di Pesantren Wirausaha yang mengambil studi kasus From Seed To Plate – usaha pertanian dari pembenihan sampai ke piring – dari ujung ke ujung. Kini tiga tahun telah berlalu, pasang dan surut tentu juga kita lalui – sangat banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan selama ini. Maka pada kesempatan ini kami ingin share kembali apa yang kami alami dan hasilkan dalam perjalanan sampai saat ini.
Tiga
tahun lalu ketika kami membuat acara tersebut di atas, saat itu kami
baru beberapa bulan ‘menemukan’ tanaman Alfaafa. Saat itulah untuk
pertama kalinya kami mulai mendalami pelajaran dari Al-Qur’an untuk
hal-hal yang sifatnya praktis di lapangan seperti urusan bertani ini.
Di-trigger
oleh peristiwa tersebut yang selalu kami bagi progressnya melalui situs
ini, munculah masukan-masukan dari para pembaca yang kemudian
memfokuskan gerakan kami selanjutnya. Lahirlah kemudian konsep kebun
Al-Quran dengan Kurma, Anggur, Zaitun, Delima dan Tin.
Namun
konsep-konsep tersebut masih merupakan titik-titik yang sangat banyak –
sebanyak bintang di langit !, masih perlu dirangkai agar konstelasi
‘bintang-bintang’ tersebut dapat memberi petunjuk arah yang lebih jelas.
Merangkai konstelasi ‘bintang-bintang’ di langit ini di dunia bisnis
disebut connecting the dots.
Makin
hari insyaAllah makin tajam, titik-titik yang tadinya berserakan
semakin terkoneksi satu sama lain – dan kini mulai nampak semakin jelas
konsep awal yang kami gagas sebagai From Seed To Plate tersebut di atas.
Belum
untuk seluruh jenis tanaman atau usaha memang, tetapi setidaknya untuk
satu jenis tanaman yaitu zaitun – insyaallah kami kini benar-benar siap
dari mulai pembibitan sampai ke meja makan kita secara harfiah.
Setelah
sekian panjang gerbong kita rangkai, Alhamdulillah kini lokomotif-nya
mulai kita pasang. Lokomotif inilah yang insyaAllah akan menarik seluruh
rangkaian gerbong tersebut. Apa itu lokomotif from seed to plate untuk industri zaitun ? Itulah industri hilir di bidang obat dan makanan.
Untuk
bahan baku makanan yang umum dari zaitun yaitu minyak zaitun – memang
belum sepenuhnya terjawab apakah zaitun-zaitun yang kami tanam tersebut
nantinya bisa berbuah. Tentu kami hanya bisa bermohon kepadaNya sambil
terus berusaha agar zaitun-zaitun tersebut bisa bener-bener berbuah.
Namun
Alhamdulillah kini sebelum zaitun tersebut berbuah, sebuah industri
nilai tambah yang tidak kalah menariknya insyaAllah akan bisa dijalankan lebih dahulu – yaitu industri herbal berbasis daun zaitun.
Satu
liter minyak zaitun harganya sekitar Rp 100,000 sekarang. Untuk
menghasilkan satu liter minyak zaitun ini dibutuhkan sekitar 6.5 kg buah
zaitun tua. Untuk menghasilkan nilai Rupiah yang sama bila yang diolah
adalah herbal daun zaitun, dibutuhkan sekitar 67 butir kapsul yang dapat
dihasilkan oleh 4.5 kg daun zaitun segar.
Mana
yang lebih menarik ? bagi kami keduanya sama-sama menarik. Mana saja
yang diberikan oleh Allah, itulah yang terbaik untuk kita. Bila
zaitun-zaitun tersebut berbuah, maka industri hilir minyak zaitun yang
menjadi lokomotif dari industri berbasis zaitun ini. Bila ternyata tidak
berbuah, maka industri herbal berbasis daun zaitun-lah yang akan
menjadi lokomotifnya. Lantas untuk apa herbal dari daun zaitun ini ?
Herbal yang merupakan ekstrak daun zaitun ini di pasar internasional disebut Olive Leaf Extract
(OLE), sekarang lagi menjadi trend karena efektifitasnya untuk
menyembuhkan berbagai penyakit manusia modern. OLE kami berbeda dengan
yang ada di pasar internasional karena kami ekstrak sendiri dalam
kondisi segar dari daun-daun zaitun di kebun sendiri - Jonggol Farm,
ekstraksinya juga hanya menggunakan air dingin - tidak ada alkohol dan
tidak ada aplikasi panas - hasilnya insyaAllah selain terjamin
ke-halal-annya juga berkwalitas sangat tinggi karena tidak ada zat yang
hilang oleh panas.
Bila Anda atau saudara ada yang sakit tertentu misalnya, Anda bisa coba lacak di google dengan keyword begini : “Olive leaf extract for….” Maka akan muncul berbagai pengalaman orang lain di belahan dunia lain tentang OLE ini untuk penyembuhan penyakit tersebut.
Saya kasih contoh misalnya dengan memasukkan di google search dengan keyword berikut : “Olive leaf extract for diabetes”. Maka yang muncul di paling atas hasil pencarian saya adalah situsnya GreenMedInfo yang memuat artikel pengaruh extract daun zaitun terhadap penyakit diabetes.
Bayangkan sekarang herbal yang sangat powerful dan ngetrend
di dunia tersebut kini bener-bener bisa diproduksi di kebun kita
sendiri. Bahkan Anda bisa ikut memiliki kebunnya melalui program KKP
atau cukup ikut memiliki pohon-pohonnya saja melalui program SKP di www.igrow.asia.
Sebagaimana produk yang baik pada umumnya, dia bukan product to sell tetapi product to buy.
Artinya kami tidak akan menawar-nawarkan produk ini ke masyarakat
paling tidak untuk dua tahun kedepan ini – sambil terus melakukan
serangkaian uji coba, persiapan segala perijinan, menunggu pohon-pohon
zaitun kami siap petik daun secara massif dlsb.
Namun
bagi Anda yang merasa perlu untuk mencari cara penyembuhan lain dan
setelah Anda mencari referensi yang cukup – utamanya menggunakan
Al-Qur'an, hadits-hadits pengobatan cara Nabi dlsb. dan kemudian bisa
juga dibantu menggunakan teknologinya mbah Google search engine
tersebut di atas – dan pencarian Anda menemukan Olive Leaf Extract ini
salah satu jawabannya, maka Anda sudah dapat mencobanya dengan produk
kami tersebut di atas sekarang juga.
Lebih dari itu From Seed To Plate industry
berbasis zaitun ini bisa menjadi peluang untuk kita semua, peluang
beramal untuk menyediakan sarana penyembuhan bagi yang sakit – maupun peluang untuk meng-eksplorasi green economy
yang lagi menjadi trend dunia saat ini. Bila Anda tertarik untuk
mengikuti diskusinya dengan kami secara langsung – maka Anda bisa
bergabung di acara pembukaan Agroforestry Apprenticeship Program
yang InsyaAllah akan kami adakan pada hari Senin tanggal 10 November
2014 jam 10 pagi di Jonggol Farm – di tengah kebun zaitun kita bersama –
supaya Anda bisa benar-benar ainul yakin karena melihatnya sendiri,
InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar