Oleh: Muhaimin Iqbal
Sayyid Abul Ala Maududi ketika menjelaskan tafsir surat Yaa Siin ayat 12 menkategorikan entries pada catatan buku amal manusia itu ada tiga. Pertama adalah perbuatan kita, baik atau buruk semuanya akan tercatat. Kedua adalah jejak peninggalan kita baik di bumi tempat kita hidup maupun pada bagian tubuh kita sendiri. Ketiga adalah pengaruh dari apa yang kita lakukan, yang kemudian diikuti oleh orang lain – baik atau buruk, semua juga akan tercatat. Lantas apa yang kita ingin torehkan di buku catatan amal kita ?
Awalnya
adalah dari niat, niat yang sungguh-sungguh dibuktikan dengan mulai
melakukan yang kita bisa lakukan – insyaAllah sudah mendapat pahala apa
yang kita niatkan tersebut, meskipun sampai mati kita belum berhasil
mewujudkannya. Dasarnya antara lain adalah dua hadits yang saling
menguatkan berikut :
“Siapa
yang memohon mati syahid dengan tulus, maka Allah akan menempatkannya
pada kedudukan para syuhada, sekalipun dia mati di atas kasur”. (HR Muslim).
“Sesungguhnya
di Madinah ada sejumlah orang yang tidak menyertai kita, tapi pada
setiap jalan ataupun lembah yang kita tempuh, sebenarnya mereka
menyertai kita. Mereka tidak dapat pergi karena berhalangan”. (HR Bukhari). Dalam riwayat lain disebutkan, “Melainkan mereka sama-sama mendapat pahala seperti kalian”. (HR Muslim).
Memang
hadits tersebut di atas terkait dengan jihad, tetapi berlaku juga untuk
niat-niat amal baik yang lain. Kita berniat bersungguh-sungguh
menghafalkan Al-Qur’an, dengan susah payah berusaha terus menambah –
insyaAllah ketika kita mati diberi pahala seperti pahala para penghafal
Al-Qur’an.
Untuk
urusan dunia saja para motivator punya banyak kiat untuk mendorong
orang lain berbuat maksimal untuk kepentingan mereka sendiri. Para agen
asuransi misalnya, produk mereka sangat sulit dijual – maka untuk
mendorong para agen ini gigih dalam berjualan – supervisor mereka
meng-iming-imingi kalau berhasil menjual sampai sekian – mereka berhak
wisata ke Paris dlsb.
Begitu
hebat insentif ini, sampai-sampai ada perusahaan asuransi asing di
negeri ini yang pernah konon sampai mencharter tiga pesawat komersial
untuk bisa menghibur para salesnya ke berbagai tempat wisata di dunia –
saking banyaknya sales yang bisa mencapai target mereka masing-masing.
Bagaimana
para motivator mendorong orang untuk berjualan se-gigih para agen
asuransi ? salah satunya adalah dengan memvisualisasikan insentif yang
mereka tawarkan. Bagi yang belum pernah ke Paris misalnya, diberi foto
menara Eiffel untuk ditaruh di mejanya. Setiap pagi mulai bekerja,
mereka melihat foto Eiffel ini untuk menguatkan niatnya bahwa tahun ini
mereka harus ke sana.
Bila
untuk urusan duniawi yang fana orang bisa segigih ini berjuang, untuk
hidup yang abadi mestinya kita bisa berjuang lebih gigih lagi untuk
mencapainya. Bidang apapun yang kita tekuni, kita bisa beri makna lebih
dengan menguatkan niat bahwa yang kita lakukan ini semata untuk mencari
ridloNya.
Kemudian
niat itu kadang luntur bersamaan dengan waktu, bahkan juga bisa hilang
ketika dalam mewujudkannya kita membentur sesuatu. Maka kita perlu
sesuatu untuk mengingatkan kembali setiap niat mengendur atau bahkan
luntur, disinilah visualisasi niat itu menjadi penting karena akan
menjadi lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami.
Itulah
mengapa di Al-Qur’an banyak bercerita tentang keindahan surga, dengan
bidadari-bidadarinya, dengan kebun-kebun dan mata airnya. Hanya saja
kita tidak bisa menggambarkan keindahan bidadari itu secara sempurna –
karena dia belum pernah terlihat oleh mata manusia sebelumnya. Yang bisa
kita bayangkan dan gambarkan baru keindahan kebun-kebun dan mata air
atau sungai yang mengalir di bawahnya – karena yang semisal ini yang
sudah kita lihat di dunia.
Lantas apa hubungannya antara visualisasi niat atau tujuan yang kita ingin capai tersebut dengan tiga entries-nya Maududi tersebut di atas ? Tiga entries
inilah yang menentukan kita sampai apa tidak dengan cita-cita yang
ingin kita capai, apa yang kita perbuat, dampak atau jejaknya di
lingkungan maupun pada diri kita, dan pengaruh baik buruk yang diikuti oleh orang lain.
Tulisan-tulian
di situs ini banyak sekali berusaha mengajak pembaca untuk berbuat
kebaikan, karena saya sendiri dan juga Anda perlu memperbanyak
perbuatan, memperbanyak jejak-jejak dan pengaruh yang baik pada diri
kita maupun lingkungan – agar visi kita untuk sampai ke surga bisa
bener-bener tercapai.
Salah
satunya yang saya ingin visualisasikan adalah niat kita untuk berkebun
zaitun. Ketika saya munculkan sekitar satu setengah tahun lalu dalam
tulisan Kebunku Kebun Al-Qur’an ,
masih sulit dibayangkan bisa tidaknya tanaman-tanaman Al-Qur’an
tersebut ditanam di negeri ini. Ketika kita mulai berhasil
membibitkannya, mulai terbayang bahwa tanaman-tanaman tersebut
insyaAllah bener-bener bisa kita hadirkan di negeri ini.
Terakhir
ketika kita diberi ilmuNya untuk memproses menjadi obat – lengkap
dengan teknologi mutakhirnya, kita mulai jelas bisa membayangkan manfaat
dari tanaman-tanaman yang penuh berkah ini. Kini tanaman-tanaman
tersebut masih kecil, untuk generasi pertamanya rata-rata tingginya baru
sekitar 1-2 meter – tetapi kita sudah bisa membayangkan akan seperti
apa tanaman tersebut ratusan atau bahkan ribuan tahun kedepan – kalau
belum keburu hari kiamat datang.
Dengan
visualisasi kebun ini nantinya akan seperti gambar di atas –
insyaAllah, bisa dibayangkan berapa banyak manusia mendapatkan manfaat
dari kebun semacam ini. Mata air akan bermunculan, keteduhan bumi akan
terjaga, dan sambil menjaga lingkungan tersebut tanaman-tanaman ini juga
memberi bahan makanan dan obat yang tidak henti-hentinya ke kita.
Bahkan
ketika obat buatan manusia modern seperti antibiotic tidak lagi mempan,
jawabannya adalah kembali ke obat yang disediakan Allah di alam sekitar
kita – salah satunya ya Olive Leaf Extract (OLE) seperti yang
dijelaskan dalam link ini.
Kita
bisa banyangkan sekarang, kehidupan yang indah dengan air bersih dan
kerindangan pohonnya, kesehatan manusia-manusianya – semua ini bisa
menjadi jejak-jejak jalan bagi kita semua untuk mencapai keindahan yang
sesungguhnya dan abadi di kehidupan kita berikutnya kelak. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar