Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika hendak menciptakan makhluk yang sangat kecil bernama manusia, Allah memberitahu ciptaanNya yang lebih dahulu bahwa manusia ini akan diberi misi yang sangat besar – yaitu sebagai khalifah, wakilNya, sebagai pemimpin atau penguasa bumi (QS 2:30). Di ayat lain juga dijelaskan manusia memiliki tugas untuk memakmurkan bumi (QS 11:61), dan juga sebagai penjaga keseimbangan di alam semesta (QS 55 : 8-9). Pertanyaannya adalah dengan apa manusia yang sangat kecil ini bisa mengemban misi yang begitu besar ?
Kuncinya adalah dengan iman dan amal shaleh sebagaimana janjiNya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.
Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun
dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS 24:55)
Bahwasanya
sekarang yang memimpin dunia adalah orang lain, ini bisa menjadi
instrospeksi bagi kita semua. Jangan-jangan kita baru ber-Islam tetapi
belum sampai derajat iman yang tanpa ragu ( QS 49:14-15), atau iman kita
belum sampai membawa kita ke amal shaleh yang seharusnya. Amal shaleh
di bidang apa ? di segala bidang yang kini dikuasai orang lain.
Ketika
kita tidak bisa memakmurkan bumi sebagaimana yang seharusnya, maka
orang lainlah yang menggarap dengan kehendaknya sendiri. Ketika bumi
tidak ditangan orang yang beriman dan beramal shaleh, maka kemakmuran
yang ada adalah semu dan bahkan keseimbangan alam semesta bisa
terganggu.
Orang
paling kaya di dunia yang diidolakan di muka bumi misalnya, ternyata
menggunakan sebagian kekayaannya justru untuk memandulkan manusia dengan
teknologi ultrasound. Berita resminya bahkan masih bisa Anda baca di
situs majalah terkemuka Time di link ini,
pada kesempatan yang lain orang paling kaya di muka bumi ini juga
dikabarkan membiaya vaksin dan alat kontrasepsi yang targetnya
mengurangi penduduk dunia (depopulation) sampai 10-15%.
Orang
kaya yang lain yang menguasai media paling populer di dunia bahkan
lebih gila lagi dengan konsepnya untuk menurunkan penduduk bumi sebanyak
70%-nya sehingga tinggal 2 milyar saja dari yang ada sekarang 7 milyar
lebih. Ucapan yang kontroversial itu masih bisa kita saksikan
tayangannya di link ini.
Lebih
dari itu segelintir elit manusia di muka bumi ini punya misi besar
untuk menguasai dan mengendalikan bumi dalam segala apek kehidupanya,
untuk kepentingan mereka sendiri. Di antara agenda-agenda mereka
termasuk namun tidak terbatas pada pengendalian jumlah penduduk di muka
bumi secara massif, juga mengendalikan mereka dengan makanan yang sudah
dikutak-katik gen-nya atau disebut GMO (Genetically Modified Organism),
mereka juga menggunakan berbagai vaksin dan penggunaan antibiotic yang
berlebihan untuk tujuan yang sama.
Di
bidang ekonomi mereka bisa mensabotase ekonomi suatu negara dan bahkan
bisa memiskinkan sebagian besar penduduknya. Mereka juga terus
meningkatkan penguasaannya atas dunia dengan perang-perang yang
direncanakannya, dan dengan perang pula mereka menguasai sumber-sumber
kehidupan seperti air dan energi.
Yang
lebih mengerikan lagi adalah apa yang mereka kembangkan untuk
mengendalikan cuaca di bumi. Dengan apa yang disebut geo-engineering
mereka bisa mengkutak-katik cuaca di permukaan bumi – yang ujungnya juga
bisa untuk mengendalikan populasi dunia secara massif.
Bukan
hanya kita yang perlu mewaspadai perilaku merusak oleh sebagian elite
dunia ini, masyarakat merdeka di belahan dunia yang lain juga mulai
mewaspadai hal ini. Di antara mereka ada yang sudah mulai aktif
mendiskusikannya di www.geoengineeringwatch.org.
Cerita-cerita
mengerikan yang dilakukan oleh sebagian elit dunia yang kini sedang
menguasai bidangnya masing-masing ini, sesungguhnya bisa menjadi
pelajaran tersendiri bagi kita – bahwa begitulah misi besar mereka untuk
menguasai dunia dan bagaimana mereka akan mengelolanya.
Maka
ini menjadi peringatan kepada kita semua, bahwa misi besar yang
sesungguhnya bagi alasan diciptakannya manusia di muka bumi adalah untuk
menyembah kepadaNya dengan tanpa mensekutukanNya dan memakmurkan
bumiNya.
“…sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya…" (QS 11 :61)
Bila
kita lalai atau tidak perduli dengan misi ini, yang berjalan di muka
bumi adalah justru misi yang merusak seperti dalam contoh-contoh
tersebut di atas.
Pertanyaannya
adalah lantas apakah orang-orang kecil seperti kita akan bisa melawan
agenda-agenda besar para elit dunia yang memiliki segala kekuatan yang
dibutuhkan ? mereka memiliki dana yang sangat besar untuk mempromosikan
agendanya, bahkan mereka menguasai media, menguasai segala persenjataan
sampain system pemerintahan dunia ?
Mindset-nya
yang harus diubah, kita tidak melawan mereka – tetapi kita menjalankan
misi yang ditugaskanNya kepada kita. Kita ditugaskan olehNya untuk
menyembah kepadaNya dengan tidak mensekutukanNya dan menjadi pemakmur
bumiNya, maka inilah yang kita lakukan.
Bahwa
ada orang lain yang mempunyai agenda sebaliknya, biarlah Dia sendiri
yang akan menyelesaikannya. Bahwa suatu saat yang hak akan dibenturkan
dengan yang batil, biarlah Dia pula yang mengaturnya.
Yang
jelas adalah Dia Yang Maha Tahu dan Dia Yang Maha Adil telah
memberitahu kita bahwa dia tidak akan membebani kita dengan tugas yang
tidak mampu kita emban : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...” (QS 2 : 286)
Artinya
adalah ketika Dia menugasi kita untuk memakmurkan bumi atau bahkan
menjaga keseimbangan di alam semesta, Dia tahu bahwa tugas tersebut akan
mampu kita emban. Kitanya saja bisa jadi karena kurangnya ilmu, iman
dan kemauan – tidak atau belum merasa PD (Percaya Diri) untuk tugas
besar tersebut.
Nah
untuk membangun rasa PD sebagai pemakmur bumi inilah kita perlu
mengasahnya dengan berlatih, mulai dengan langkah-langkah kecil yang
bisa kita lakukan. Hal-hal kecil yang nampak sepele tetapi merupakan
bagian dari misi besar yang menjadi salah satu alasan penciptaan kita di
muka bumi ini.
Untuk exercise
kecil ini akan kita lakukan bersama-sama , sama seperti waktu dua tahun
lalu saya mengajak pembaca situs ini untuk mulai ikut memberi makan
dunia dengan “3 langkah Untuk Memberi Makan Dunia”, maka exercise kecil ini adalah terkait dengan upaya memberi makanan yang murni – azkaa tho’aaman.
Kita
tahu bahwa lauk pauk berprotein tinggi yang paling populer karena
keterjangkauannya di negeri ini adalah tahu dan tempe. Sayangnya bahan
baku utama tahu dan tempe ini masih impor dan kita impor dari
negeri-negeri yang menggunakan teknologi GMO untuk produksi kedelainya. Sedangkan GMO adalah bagian dari agenda besar mereka untuk mengendalikan penduduk dunia seperti penjelasan di atas.
Kita
sudah bisa lihat sekarang bahwa upaya kita untuk mencari makanan yang
lebih murni-pun (QS 18:19) saja sudah berhadapan dengan kepentingan
besar elit dunia untuk menggenggam dunia dalam satu tangan mereka. Jadi
tentu akan ada tantangan besar di lapangan, tetapi ndak masalah –
namanya juga exercise.
Kita
bisa mulai dari diri kita, berapa banyak di antara kita yang ingin anak
dan keluarganya makan makanan yang murni yang bebas GMO dan tentu juga
bebas dari agenda-agenda besar di belakangnya. Nah inilah potensi pasar
kita awalnya.
Sekarang
diantara kita, pasti ada yang tahu dimana daerah-daerah penghasil
kedelai – yang masih alami yang bisa kita runut sampai bibit awalnya –
yang bebas dari rekayasa genetika. Dari mereka inilah kita akan mulai
membeli bahan baku kedelai untuk tahu dan tempe kita.
Tinggal
sekarang siapa yang familiar dengan proses pembuatan tahu dan tempe
ini, mereka yang umumnya sudah biasa membuat tahu dan tempe – tinggal
mengganti bahan bakunya saja dengan kedelai lokal yang masih alami.
Pemasarannya nanti kembali kepada kita-kita yang sudah membutuhkan
makanan yang Non-GMO ini, saya yakin sudah cukup banyak diantara kita
yang merindukannya.
Saya
yakin pasti diantara kita sudah ada yang siap berperan di tugas pertama
(mengidentifikasi sumber bahan baku), tugas kedua (memproduksi tahu dan
tempe) maupun tugas ketiga (memasarkan ke niche market – orang yang sudah sadar dan membutuhkan makanan yang lebih bersih – azkaa tho’aaman – termasuk diantaranya makanan yang Non-GMO ini).
Apa yang ingin kita capai dengan exercise kecil tahu dan tempe Non-GMO ini ? seperti pepatah ‘ sekali merangkuh dayung, dua - tujuh pulau terlewati’, maka insyaAllah kita akan menikmati segudang manfaat antara lain sebagai berikut :
1) Tersedianya makanan populer tahu dan tempe versi Non-GMO untuk kita dan keluarga kita.
2) Akan timbul kebutuhan nyata terhadap produksi kedeleai lokal, meningkatkan daya jual petani.
3) Menurunkan ketergantungan impor kedelai, memperbaiki devisa.
4) Membuka peluang lapangan kerja baru sektor pertanian, produksi pangan dan pemasaran.
5) Memutus
mata rantai kendali makanan global dengan GMO-nya terhadap kwalitas
generasi mendatang beserta scenario penguasaannya oleh mereka.
6) Menjadi langkah awal untuk aktualisasi peran kita sebagai pemakmur bumi.
7) Membangkitkan rasa Percaya Diri, bahwa kita bisa. Peluang-peluang baru insyaallah akan terbuka.
Kita
bisa lihat sekarang bahwa dengan hal kecil, dengan sedikit mendandani
makanan kita – yang oleh Allah kita memang diperintahkan untuk
memperhatikannya (QS 80 :24-32) – kita sudah mulai bisa menselaraskan
hal kecil yang kita lakukan ini dengan misi besar penciptaan manusia di
muka bumi. Negeri inipun akan sangat diuntungkan dengan exercise ini karena akan ada terobosan dalam mengerem laju ketergantungan impor kedelai.
Bila
memang begitu besarnya manfaat proyek tahu-tempe Non-GMO ini, mengapa
selama ini tidak atau belum dilakukan oleh pemerintah atau instansi
terkait ? di situlah sebenarnya letak furqon
atau pembeda itu. Maka petunjuk untuk kita itu selain dilengkapi dengan
penjelasannya, juga dilengkapi dengan pembeda yang hak dari yang batil
(QS 2:185).
Bila
kita anggap tahu dan tempe dengan kedelai impor sama baiknya atau
bahkan lebih baik dari tahu dan tempe kedelai alami lokal, maka kita
selamanya tergantung dengan kedelai impor lengkap dengan segala macam
agenda di belakangnya. Begitu kita tahu pembedanya yang hak dari yang
batil kemudian mengikuti yang hak dan menjauhi yang batil, maka yang hak
pasti akan unggul dan yang batil akan lenyap.
“Dan
katakanlah: "Yang hak telah datang dan yang batil telah lenyap".
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS 17:81)
Lantas bagaimana kalau Anda tertarik untuk bergabung dalam langkah-langkah kecil membangun industri
tahu tempe Non-GMO ini ? cukup kirim email ke kontak dari situs ini dan
memberi tahu kami di bagian mananya Anda tertarik untuk berkontribusi.
InsyaAllah dalam waktu dekat kita akan atur pertemuannya untuk
mematangkan langkah-langkah implementasinya. InsyaAllah kita bisa !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar