Oleh: Muhaimin Iqbal
Sewaktu saya kecil sampai remaja, ketika bepergian naik bus sepanjang terminal bisa mencium bau harumnya jeruk keprok. Dalam jarak beberapa meter harum segarnya tomat juga tercium, bahkan krai – sejenis mentimun-pun aromanya bisa sangat menggoda. Dimana sekarang aroma buah-buahan dan sayur ini ? kapan terakhir kali Anda mencium aroma jeruk, tomat dan mentimun ? kemana hilangnya aroma ini ? siapa yang menghilangkannya ? Bisakah kita mengembalikan aroma buah dan sayur ini untuk anak cucu kita ?
Sebagaimana
aroma buah dan sayur ‘dihilangkan’ oleh orang-orang yang tidak memahami
atau memahami tetapi mengabaikan petunjukNya, maka aroma buah dan
sayur-pun insyaAllah bisa dikembalikan dengan petunjukNya.
Salah
satu petunjukNya yang amat jelas itu ada di rangkaian ayat-ayat yang
indah, yang menjelaskan urut-urutan proses penciptaan alam semesta
sampai diciptakannya manusia di surat Ar-Rahman berikut :
“Dan langit telah ditinggikanNya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar
kamu jangan merusak kesimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu
dengan adil dan janganlah kamu mengurangi kesimbangan itu. Dan bumi
telah dibentangkan-Nya untuk seluruh makhluk yang bernyawa. Di bumi itu
ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan
biji-bijian yang berkulit dan tanaman-tanaman yang beraroma. Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Dia menciptakan manusia
dari tanah kering seperti tembikar” (QS 55 : 7-14).
Setelah menciptakan alam semesta – yang menurut para ilmuwan disebut ledakan besar atau big bang
sekitar 13.8 milyar tahun lalu kemudian menciptakan keseimbangannya,
Allah Yang Maha Tahu berpesan agar tidak ada yang merusak keseimbangan
itu.
Allah
Yang Maha Tahu telah mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan ada makhluk
kecil yang usianya sangat pendek (dibanding alam semesta cipta-Nya)
yaitu manusia yang bisa merusak keseimbangan itu, tetapi Dia Yang Maha
Tahu – juga tahu bahwa manusia pula yang bisa diberi amanah untuk
menegakkan dan menjaga keseimbangan itu.
Setelah
penciptaan alam semesta, Allah membentangkan bumi dan mengisinya.
Diantara yang diisikan tersebut adalah buah-buahan, dan ada buah yang
secara khusus disebutNya – yang menunjukan keistimewaan buah ini – yaitu
kurma. Kemudian Allah juga mengisi bumi dengan biji-bijian dan
tanaman-tanaman yang beraroma.
Raihan
adalah seluruh buah-buahan yang memiliki rasa manis dan berbau harum,
kombinasi antara rasa dan bau inilah yang disebut aroma. Anda tidak bisa
mengatakan jeruk itu baunya manis – karena manis bukan bau tetapi rasa.
Tetapi rasa dan bau memang saling mempengaruhi, itulah sebabnya di
toko-toko roti disebarkan bau dari parfum untuk memberi kesan rotinya
enak dan menggoda. Anda juga kurang bisa merasakan enaknya makanan
ketika hidung Anda tersumbat.
Kombinasi
rasa dan bau yang disebut aroma tersebutlah yang kini menghilang dari
buah-buah dan sayur kita. Jeruk impor yang kuning besar – dicium-pun
tidak memberikan bau apa-apa, dan ketika kita makan juga terasa hambar.
Setelah
bumi diisi dengan segala macam buah-buahan, biji-bijian dan aneka ragam
tanaman yang bearoma, Allah baru kemudian menciptakan manusia. Mengapa
urutannya demikian ?, karena manusia akan membutuhkan buah-buahan,
biji-bijian dan tanaman-tanaman yang beraroma tersebut untuk
kehidupannya kelak – maka kebutuhan manusia (dan juga makhluk bernyawa
lainnya) inilah yang disediakan dahulu olehNya dalam keseimbangan alam
yang terjaga.
Sampai
beberapa puluh tahun lalu, kita masih bisa merasakan kehadiran
buah-buahan dan tanaman yang beraroma tersebut – sebelum kemudian
sedikit-demi sedikit menghilang karena keseimbangan alam telah
dirusak/diganggu oleh manusia. Kini aroma buah-buahan dan sayuran itu
telah nyaris hilang, tetapi tidak hanya aromanya saja yang hilang.
Aroma
mewakili sesuatu yang bisa dirasakan dan dicium oleh manusia,
sebenarnya ini adalah petunjuk untuk hal lain yang tidak kalah
pentingnya tetapi tidak bisa secara langsung dirasakan dan dicium oleh
panca indera kita. Bersama hilangnya aroma , sesungguhnya ikut pula
hilang sejumlah unsur dalam makanan kita.
Sebuah
riset di Amerika Utara menunjukkan bahwa rata-rata bumi pertanian
mereka kehilangan 85 % mineral dalam satu abad terakhir. Dampaknya buah
dan sayur yang kita impor dari mereka, sesungguhnya hanya mengandung 15 %
mineral dari buah dan sayur yang sama satu abad silam.
Kerusakan
yang kurang lebih sama terjadi di bumi kita, tanah-tanah pertanian
telah rusak oleh pupuk-pupuk kimia, insektisida dan pestisida. Semua
bahan kimia ini secara bersama-sama mengganggu keseimbangan kehidupan di
bumi dengan amat dahsyat.
Di
dalam tanah cacing-cacing berkurang drastis populasinya dan bahkan
habis di bebarapa daerah yang dibanjiri bahan kimia, padahal bersamaan
dengan berkurang atau menghilangnya cacing ini – berkurang atau hilang 9
jenis mineral yang dibutuhkan tubuh manusia. Sembilan mineral tersebut
adalah Ca, Fe, Mg, K, Na, Zn, Cu, Mn dan Se.
Apa
pentingnya mineral ini bagi tubuh kita ? mineral adalah untuk membangun
jaringan tubuh dan mengendalikan fungsi-fungsinya. Ketiadaan atau
kekurangan mineral membuat zat-zat lain seperti vitamin menjadi tidak
berfungsi. Itulah sebabnya beraneka ragam penyakit bermunculan dalam
beberapa dasawarsa terakhir.
Ada
korelasi yang nyata antara hilangnya aroma buah dan sayur dengan
kemunculan berbagai macam penyakit abad ini. Bahkan untuk hilang atau
berkurangnya mineral, para ilmuwan sudah memetakan dampaknya pada
kesehatan tubuh manusia sebagaimana ilustrasi dibawah.
Dari
ilustrasi tersebut bisa dibayangkan penurunan kwalitas kehidupan
manusia ini bila kerusakan alam ini terus berlanjut. Diamnya kita adalah
bentuk pembiaran atau persetujuan kita terhadap trend perusakan yang ada, maka kita harus mulai berbuat semampu yang kita bisa.
Maka
dari rangkaian sebab akibat tersebut di atas, kita menjadi paham
sekarang mengapa selain ditugaskan untuk beribadah kepadaNya dengan
tidak mensekutukanNya, kita diingatkan oleh Allah bahwa kita
diciptakan-Nya dari tanah dan diberi tugas untuk memakmurkan-Nya (QS
11:61)
Semua
yang kita butuhkan untuk hidup ini berasal dari tanah, ketika tanah
kita terganggu – terganggu pula kehidupan kita. Lantas tugas siapa
menjaga keseimbangan di tanah yang berarti juga keseimbangan kehidupan
ini ? Itulah tugas kita semua – yang merasa ditugasi langsung oleh Allah
melalui rangkaian ayat –ayat tersebut di atas “…jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil…” .
Allah
Yang Maha Tahu tidak akan membebani kita dengan tugas yang kita tidak
mampu untuk melakukannya, jadi insyaAllah kita mampu menegakkan dan
menjaga keseimbangan di alam ini. Allah Yang Maha Tahu pasti juga
mengetahui bahwa kita adalah makhluk yang sangat lemah, bodoh dan tidak
berdaya – maka Dia pasti beri kita kekuatan, ilmu dan sarana untuk bisa
mengemban tugas berat tersebut – bila kita menyanggupinya. InsyaAllah
kita bisa !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar