Oleh: Muhaimin Iqbal
Mengimpor bahan makanan dari tempat yang sangat jauh seperti perjalanan gandum dan kedelai yang kita makan adalah buruk bagi ekonomi karena menguras devisa dan menurunkan GDP. Buruk bagi lingkungan karena semakin jauh makanan perlu diangkut dari tempat produksi sampai tempat konsumsi - semakin banyak pula dihabiskan bahan bakar yang merusak lingkungan, jejak perjalanan bahan makanan inilah yang disebut food miles. Yang belum banyak kita ketahui adalah sangat bisa jadi makanan yang didatangkan dari tempat yang jauh itu juga buruk bagi kesehatan.
Bahwa
impor bahan makanan yang begitu besar seperti pada gandum dan kedelai
adalah buruk bagi GDP kita, ini bisa kita lihat dari formula GDP = C+I+G + (X-M) dimana C adalah konsumsi, I adalah investasi, G adalah belanja pemerintah, X adalah ekspor dan M adalah Impor.
Lihat
impor adalah pengurang GDP, maka semakin banyak impor akan semakin
turun GDP kita. Tahun lalu untuk gandum, Indonesia mengimpor sekitar 7.7
juta ton atau pengimpor gandum nomor 2 terbesar di
dunia setelah Mesir. Untuk kedelai dengan impor sekitar 2.35 juta ton,
Indonesia merupakan pengimpor kedelai nomor 5 terbesar di dunia setelah
China, Uni eropa, Meksiko dan Jepang. Dari dua komoditi ini saja, faktor
pengurang GDP kita itu estimasi saya tidak kurang dari Rp 77 trilyun
nilainya.
Dari sisi food miles,
bisa dibayangkan dampak kerusakan lingkungan dari 10.5 juta ton
komoditi (gandum dan kedelai saja) yang diangkut menempuh perjalanan
separuh bumi (utamanya dari Amerika utara sampai Indonesia) yang memakan
waktu masing-masing perjalanannya lebih dari 1 bulan perjalanan laut.
Bila
dampak dari impor bahan makanan ini terhadap ekonomi dan lingkungan
begitu jelas dan bahkan bisa dikwantifisir dengan hitungan matematika
yang relatif akurat, dampak terhadap kesehatan belum banyak diketahui karena memang belum banyak dikaji.
Dampak
kesehatan oleh sebab spesifik seperti faktor GMO (Genetically Modified
Organism) sudah banyak saya tulis di situs ini dan bahkan kita sudah
mulai merintis solusinya dengan menanam kedelai sendiri sampai
menyiapkan produk-produk turunannya. Yang masih perlu dikaji lagi dari
perbagai disiplin ilmu adalah kesesuaian bahan makanan impor tersebut
dengan kebutuhan spesifik tubuh rata-rata orang di negeri ini.
Sangat
bisa jadi makanan (dan juga obat) terbaik kita adalah dari
tanaman-tanaman yang tumbuh di sekitar kita. Mengapa demikian ?
Manusia
diciptakan dari tanah, dan setiap hari milyaran sel tubuhnya adalah
baru untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau untuk pertumbuhan. Dari
mana ‘sparepart’ baru tersebut berasal ? ya sama dengan asal tubuh asli
kita yaitu dari tanah.
Ibarat
sebuah mobil, Mercedes dan BMW adalah dua mobil Jerman – ketika ada
sparepart yang rusak, penggantinya yang terbaik adalah sparepart dari
dua pabrikan tersebut karena material yang dipakai kwalitasnya sama
persis dengan aslinya. Bisa diganti dengan sparepart KW1 atau bahkan KW2
dari negara lain, tetapi tentu tidak sebaik aslinya.
Jadi
pengganti ‘sparepart’ tubuh kita yang terbaik tentu dari tanah dimana
tubuh kita berasal – bukan pengganti yang KW-KW-an. Dalam bentuk apa
‘sparepart’ tubuh kita tersebut masuk kedalam tubuh ? ya tentu tidak
berupa tanah yang kita langsung makan.
Dari
bumi yang dibentangkan Allah, ditumbuhkan aneka buah-buahan, kurma,
biji-bijian dan aneka tanaman yang berbuah manis dan harum baunya (QS
55:10-12). Bahkan pabrik ‘sparepart’ berupa aneka makanan ini disediakan
dahulu oleh Allah sebelum penciptaan manusia itu sendiri (QS 55:14).
Berbagai
bahan makanan seperti gandum, kedelai, buah-buahan dlsb. yang kita
impor adalah dari tanah juga, bukankah ini berarti juga seperti
‘sparepart’ asli bagi kita juga ? belum tentu demikian.
Bahkan
sangat bisa jadi bahan pangan yang kita impor tersebut lebih mendekati
‘sparepart’ KW-KW-an ketimbang ‘sparepart’ yang asli, cocok bagi orang
lain yang tumbuh dan berkembang di daerah asal makanan itu - tetapi
belum tentu cocok untuk kita. Kok bisa ? karena tanah-tanah itu berbeda
jenisnya. Maka ketika Allah menciptakan manusia dari tanah, Allah
menciptakannya dari perbagai jenis tanah yang berbeda-beda pula.
Setidaknya ada 7 jenis tanah yang digunakan oleh Allah untuk penciptaan manusia itu. Berikut adalah 7 jenis tanah tersebut berdasarkan penyebutannya di Al-Qur'an.
1. Turab – yang berarti bumi atau debu seperti yang disebut di Ali Imron ayat 59.
2. Tiin – yang berarti tanah liat, campuran tanah dengan air seperti disebut di surat As Sajdah ayat 7.
3. Tiin-il-laazib – yaitu tanah liat yang lengket, seperti disebut di surat As-Shaffat ayat 11.
4. Hamaa im-masnuun – yaitu tanah lumpur yang dibentuk, disebut di surat al-Hijr ayat 26 dan 28.
5. Shalshaalin kal-fakhkhaar – yaitu tanah liat yang kering seperti tembikar, disebut di surat Ar-Rahman ayat 14.
6. Sulaalatim min-tiin – yaitu saripati tanah, disebut di surat Al- Mu’minun ayat 12.
7. Ardi – yang berarti bumi atau tanah secara umum, disebut di surat Hud ayat 61.
Perbedaan
penyebutan ini memerlukan kajian tersendiri dari berbagai bidang
seperti tafseer, bahasa, ilmu tanah, ilmu social dlsb. tetapi yang jelas
meskipun sama-sama dari tanah, karena karakter tanah yang berbeda-beda
membuat manusia yang ada di muka bumi juga berbeda-beda. Karena
komposisi tanah yang membentuk tubuh kita berbeda-beda, maka berbedalah
warna kulit kita, rambut kita dlsb.
Dengan
karakter yang berbeda ini pula, maka ‘sparepart’ berupa makanan kita
yang terbaik adalah yang dihasilkan di tanah dimana kita tumbuh dan
berkembang. Itulah sebabnya mengapa kita yang hidup di negeri ini lebih
cocok dengan makan nasi – yang kita tanam, ketimbang makan roti yang
bahannya dari belahan bumi yang lain.
Konsumsi
obat-obatan-pun demikian, akan sangat banyak tanaman-tanaman herbal
yang sesuai untuk kita yang berasal dari sekitar lingkungan kita –
insyaAllah inipun akan lebih cocok ketimbang herbal yang kita impor dari
negeri yang jauh - karena komposisi ‘tanah’ yang terbawa berupa mineral
dlsb. yang lebih mirip dengan tanah yang membentuk tubuh asli kita.
Ilmu
tentang pengobatan yang mengkaitkan dengan asal kita ini bahkan sudah
juga dipakai oleh teman-teman yang bergerak di dunia herbal. Meskipun
sangat mahal dan konon kerkwalitas sangat tinggi (dan juga mahal !),
madu Arab belum tentu lebih baik untuk kita dibandingkan dengan madu
lokal asal bener-bener terjaga keasliannya.
Lantas
bagaimana dengan tanaman-tanaman seperti kurma, zaitun dlsb. yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an tetapi selama ini lebih banyak tumbuh di
negeri-negeri Arab dan Mediterania ? Itulah indahnya petunjuk Al-Qur’an,
karakternya yang benar secara universal – tidak terbatas waktu dan
ruang – maka apa-apa yang disebutkan didalamnya juga berlaku universal.
Manfaat
dan keberkahan kurma, zaitun dlsb. tidak terbatas untuk masyarakat Arab
dan Mediterania, ilmu pengetahuan di bidang ini telah membuktikannya
bahwa kurma bisa hidup dan tumbuh di rentang suhu 4 sampai 40 derajat
Celcius, sedangkan zaitun bisa tumbuh dan hidup di rentang 7 sampai 35
derajat Celcius - maka hampir di seluruh wilayah dunia kurma dan zaitun
bisa tumbuh dan hidup. Apa yang sudah kita coba selama ini menguatkan
teori tersebut karena kurma dan zaitun memang bisa tumbuh dengan sangat
baik di negeri kita juga.
Nantinya
insyaAllah akan ada kurma dan zaitun Indonesia, yang tumbuh di tanah
Indonesia dan menyerap mineral dan hara tanah lainnya yang ada di bumi
Indonesia. Kurma dan zaitun yang tumbuh di tanah sekitar kita inilah
yang insyaAllah akan bisa memberi manfaat secara maksimal bagi
kita-kita yang tumbuh dan berkembang di tanah negeri ini.
Jadi
konsepnya adalah ketika kita membutuhkan bahan makanan yang kita
perlukan, tetapi keberadaannya selama ini bukan di negeri ini – maka
solusinya bukan mengimpor makanan tersebut secara terus menerus. Cukup
mengimpor bibitnya, kemudian mengembangkannya di tanah negeri ini.
Bila
ini bisa kita lakukan, maka ini akan menjadi solusi untuk tiga
persoalan sekaligus. Solusi ekonomi berupa peningkatan GDP – yang
berarti juga peningkatan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat
secara umum, solusi lingkungan karena meminimize dampak lingkungan
dengan meminimkan food miles-nya, dan yang sangat penting
adalah solusi kesehatan - memberi kita bahan makanan yang paling sesuai
dengan kebutuhan tubuh kita. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar