Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam sejumlah ayat ketika Allah bercerita tentang berbagai kebaikan, Allah menggunakan model atau di Al-Qur’an disebut sebagai perumpamaan-perumpamaan. Yang mungkin luput dari perhatian kita selama ini adalah perumpamaan-perumpamaan yang digunakan Allah tersebut, apa yang banyak dipakai ? Yang sangat banyak dipakai ternyata adalah berbagai jenis tanaman. Pasti ada hikmah yang besar di belakang perumpamaan-perumpamaan ini bila kita bisa mengambil pelajarannya.
Ketika
Allah bercerita tentang hasil atau balasan bagi orang yang berinfaq di
jalan Allah, diumpamakanNya seperti satu butir biji yang tumbuh menjadi
tujuh bulir dan masing-masing bulir memberikan hasil seratus biji (QS
2:261). Ayat ini minimal memberi dua pelajaran sekaligus, pertama adalah
tentang infaq di jalan Allah dan yang kedua tentang standar hasil
pertanian ideal.
Masih di surat yang sama Allah bercerita tentang orang-orang
yang beramal hanya karena mencari ridlaNya dan untuk keteguhan jiwanya,
diumpamakanNya sebagai kebun yang berada di dataran tinggi. Bila hujan
lebat turun maka hasilnya dua kali lipat, bila hanya ada hujan
gerimis-pun sudah memadai (QS 2:265). Minimal dua pelajaran pula bisa
kita petik yaitu tentang amal yang ikhlas dan petunjuk tentang dimana
tempat bertani yang baik.
Surga
yang dijanjikan oleh Allah bagi orang yang bertakwa-pun diumpamakannya
sebagai taman yang didalamnya mengalir sungai, buah-buahannya tidak
berhenti berbuah demikian pula naungannya (QS 13:35). Apa pelajarannya ?
selain mendorong orang untuk bertakwa, juga mengisyaratkan adanya
buah-buahan ideal yang tidak berhenti berbuah. Diantaranya pohon pisang
yang disebutkan di Al-Quran ada di surga ( QS 56:29), juga diberikan
olehNya ke kita selagi kita di dunia – dan betul pohon pisang ini adalah
pohon yang tidak berhenti berbuah - potensi besar sekali yang masih belum menjadi perhatian kita.
Yang sangat menarik juga ketika Allah menjelaskan tentang kalimatan thayyibah – kalimat yang baik – yang oleh Ibnu Katsir dijelaskan ini adalah kalimat sahadat. Ternyata kalimatan thoyyibah
ini juga diumpamakanNya sebagai pohon yang akarnya kuat, cabangnya
menggapai langit dan buahnya terus memberikan buahnya setiap waktu (QS
14:24-25).
Perumpamaan kalaimatan thoyyibah
tersebut memberi banyak sekali pelajaran, selain dari kalimatnya
sendiri yang menjadi pintu masuk keislaman kita, pelajaran pertanian
tentang pohon-pohon yang baik, juga menjadi pelajaran karakter tentang
berbagai hal kebaikan lainnya. InsyaAllah pada wakunya akan saya tulis
detil misalnya tentang bagaimana merancang produk berdasarkan karakter dari kalimatan thayyibah tersebut.
Yang
juga sangat menarik berikutnya adalah ketika Allah menggambarkan
cahayaNya sendiri, cahaya di atas cahaya. Apa yang digunakanNya sebagai
perumpamaan ? lagi-lagi terkait dengan tanaman. Yaitu seperti pelita
yang dinyalakan dari minyak yang dihasilkan oleh pohon yang diberkahi
yaitu zaitun (Qs 24:35).
Selain
disebutkan secara eksplisit bahwa zaitun ini adalah pohon yang
diberkahi, cahaya dari api yang dihasilkannya sampai digunakan sebagai
perumpamaan bagi cahaya Allah – yaitu cahaya di atas cahaya. Pasti
tersimpan sesuatu yang sangat besar dari pohon yang diberkahi ini, pohon
penghasil energi bagi manusia (untuk dimakan) – juga energi dalam arti
api untuk penerangan maupun energi lainnya. Tidakkah kita tertarik untuk
mulai menekuni pohon yang satu ini dan men-zaitun-kan negeri ini
rame-rame agar keberkahan menebar ke seantero negeri ?
Kemudian
ketika Allah menggambarkan umat terbaik (QS 3:110) yaitu umat Muhammad,
lagi-lagi Allah menggunakan perumpamaannya seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas tersebut menjadi batang yang kuat
dan terus membesar – tanaman yang menyenangkan bagi penanamnya (QS
48:29).
Perumpamaan
ini selain memberikan semacam standar kwalitas umat yang seharusnya,
juga menyimpan pelajaran tentang bercocok tanam yang baik tahap demi
tahap. Mulai dari pemilihan biji yang baik, perkembangan tunas dan
pembesaran batang – sampai kepada keindahan hasilnya.
Bahkan
ketika Allah hendak menjelaskan tentang proses menghidupkan yang mati –
agar kita meng-imani adanya kehidupan berikutnya setelah kehidupan yang
ini - bersamaan dengan pelajaran keimanan ini - Allah juga selipkan
pelajaran pertanian yang sangat komplit dari mulai bumi yang mati, jenis-jenis tanaman yang seharusnya ditanam sampai pada urut-urutan penanaman.
Rangkaian
ayat-ayat yang senada dengan surat Yaasiin 33-35 yang sudah banyak saya
bahas sebelumnya, ada di rangkain ayat-ayat dari Surat Qaaf ayat 9-11
berikut :
“Dan
Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,
dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang
bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami
hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah
terjadinya kebangkitan.”
Perhatikan
konsistensi ayat-ayat di surat Qaaf tersebut dengan yang ada di surat
Yaasiin. Jenis tanaman yang digunakan untuk menghidupkan bumi yang mati,
sampai urut-urtannya sama – yaitu dari biji-bijian kemudian kurma.
Bila
saja para petani dan para pengambil keputusan di bidang pertanian
negeri ini belajar dari ayat-ayat tersebut kemudian juga mengamalkannya,
maka insyaAllah negeri ini tidak akan kekurangan pangan, tidak akan
kehilangan kesuburan, kesejukan dan keindahannya.
Pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana kita bisa serius mentadaburi ayat-ayat
tersebut untuk meningkatkan keimanan kita tetapi pada saat yang
bersamaan juga mengamalkannya untuk tugas manusia memakmurkan bumi ?
tidak ada jalan lain kecuali kita harus mau ber-exercise, bukan hanya
dalam meningkatkan pemahaman semata, tetapi juga ketrampilan dalam
mengamalkannya.
Untuk
yang terakhir inilah Madrasah Al-Filaha hadir, agar kita bisa terus
meningkatkan keimanan kita sambil berbuat konkrit memakmurkan bumiNya.
InsyaAllah kelas perdana (angkatan ke II setelah Agroforestry
Apprenticeship Program) akan dimulai hari Sabtu 08 Agustus 2015 di
lokasi Madrasah yang juga sekaligus tempat praktek Jonggol Farm –
Jonggol – Bogor.
Bagi
yang sudah terdaftar sebagai peserta untuk program tiga bulan ini,
hari-hari ini Anda akan terima email dari team kami untuk briefing
detilnya. Bila belum silahkan menghubungi kami.
Untuk
masyarakat luas yang sekedar ingin tahu apa yang kami pelajari di
Madrasah Al-Filaha ini , silahkan bila Anda ingin bergabung pada acara
pembukaannya pada tanggal tersebut di atas jam 09:00.
Sebagaimana
tanaman-tanamannya yang dijadikan model atau perumpamaan untuk berbagai
kebaikan, belajar untuk menanam dengan mengikuti petunjuk-petunjukNya
ini mudah-mudahan juga menjadi awal dari sejumlah kebaikan kita bersama.
InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar