Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam persaingan ekonomi dunia yang semakin keras, peningkatan skills secara terus menerus sudah bukan lagi pilihan – sudah menjadi keharusan. Di industri apapun Anda dan pada level apapun, Anda harus senantiasa meningkatkan ketrampilan ini bila tidak ingin tenggelam oleh pesaing Anda yang semakin canggih. Menurut laporan McKinsey beberapa tahun lalu, rata-rata tenaga kerja Indonesia harus mampu meningkatkan produktifitas 60% dan jumlahnya harus meningkat lebih dari 100% - bila ingin mengejar posisi kekuatan ekonomi no 7 terbesar dunia pada tahun 2030. Bisakah kita ?
Saya
melihat ada kemungkinan kita bisa melakukan peningkatan skills yang
significant ini baik dari sisi kwantitas maupun dari sisi kwalitas, bila
ada terobosan baru dalam menggerakkan masyarakat secara massive untuk
mau berjuang meningkatkan ketrampilannya masing-masing.
Pekerjaan
yang sifatnya terstruktur, sistematis dan massive (TSM) semacam ini
sering disalah pahami sebagai pekerjaan yang harus dipikul oleh
institusi besar seperti partai politk atau pemerintah. Padahal di
sekitar kita gerakan TSM ini terjadi sehari-hari tanpa kita sadari.
Dalam
skala global misalnya – ada perubahan besar ketika orang tidak lagi
mencegat taksi di jalan atau antri di antrian taksi. Dengan aplikasi Uber Anda bisa tahu taksi yang available terdekat dengan Anda dan Anda dapat memesannya.
Orang
melakukan booking tiket pesawat sampai hotel tidak lagi perlu agen
perjalanan, cukup dengan smartphone yang ada digenggaman kita dalam 24
jam kita bisa memperoleh tiket kemanapun dan kapan-pun.
Saya
tidak lagi perlu sering-sering ke toko buku, karena saya bisa
memperoleh buku-buku terbaru yang baru terbit dari penerbit ternama
global hanya dalam hitungan 4 sampai 5 hari sejak buku tersebut resmi
diedarkan.
Begitu banyak perubahan dengan skala TSM
di sekitar kita yang diinisiasi oleh individual-individual cerdas dan
kemudian juga diimplementasikan dengan kerja keras. Persamaan dari
segala perubahan besar tersebut adalah adanya kemudahan orang untuk
melakukan atau memperoleh sesuatu.
Bila
kita bisa menyediakan kemudahan ini di bidang apapun, maka akan terjadi
perubahan besar di bidang itu. Prinsip dasar kemudahan inilah yang akan
kita terapkan dalam mendongkrak skills masyarakat kita secara TSM untuk
membangkitkan kekuatan ekonomi kita seperti prediksi McKinsey tersebut
di atas.
Secara
konvensional peningkatan skills umumnya dilakukan di lingkungan kerja,
pelatihan dan sejenisnya. Karena sifatnya yang demikian, maka proses
penambahan skills itu secara umum berjalan lamban. Kalau Anda karyawan
perusahaan minyak yang terancam pemutusan hubungan kerja misalnya, pasti
sekarang Anda bingung karena pada skills yang Anda miliki – seluruh
industrinya mengalami kecenderungan yang sama – mengurangi karyawan atau
tidak berencana menambah karyawan baru.
Alternatifnya
adalah Anda harus mengusai skills baru, yang dengan itu Anda dapat
mengakses berbagai peluang baru di luar bidang yang selama berpuluh
tahun ini Anda tekuni. Masalahnya adalah dari mana Anda akan memulai
karir baru tersebut ?
Pertama
yang Anda bisa lakukan adalah memilih bidang baru yang paling Anda
sukai untuk melakukannya. Ini penting, karena di peluang karir kedua ini
Anda sudah tidak lagi muda – Anda butuh sesuatu yang lebih dari sekedar
kerja.
Kedua adalah Anda pilih role model di bidang yang Anda
minati tersebut, siapa yang Anda anggap sukses di bidang ini dan
bagaimana Anda bisa menirunya atau bahkan mengunggulinya. Lantas
bagaimana Anda bisa menirunya ? paling mudah adalah kalau Anda bisa
belajar langsung dari role model tersebut dan bila sang role model
bersedia menjadi mentor Anda.
Kebanyakan
orang-orang sukses di bidangnya ini tidak mudah untuk bisa menjadi
mentor bagi orang lain, apalagi orang yang baru dikenalnya. Ini bisa
karena yang bersangkutan terlalu sibuk dengan kesukesannya, tidak mau
berbagi karena menganggap ini akan seperti mendididik para calon
pesaing, atau sebagian besarnya karena tidak tahu bagaimana bisa
berbagi.
Maka
disinilah saya melihat peluangnya utuk mendongkrak massiv-nya
pertumbuhan skills baik dari sisi kwantitas dan kwalitas itu bisa
dilakukan. Yaitu bila kita bisa memfasilitasi – bagaimana skills-skills
terbaik yang sudah dimiliki sejumlah besar tokoh di bidangnya
masing-masing itu bisa di-share semudah dan seluas mungkin.
Bagi
para tokoh ini akan kami ‘educate’ cara berbagi kesuksesan mereka.
Bahwa berbagi skills dengan yang lain itu tidak ada kaitannya dengan
sumber pendapatan atau persaingan, bahkan sebaliknya bisa meningkatkan
jaringan sukses berikutnya. Lebih dari itu akan kami sediakan system
dalam SkillsWhiz, yang akan menjadikan berbagi skills itu mudah.
Kehadiran
sejumlah orang sukses di perbagai bidang – yang bersedia menjadi mentor
bagi orang lain yang ingin mengikuti jejaknya inilah yang akan bisa
mengakselerasi pengingkatan skills secara terstruktur, sistematis dan
massive itu.
Perjalanan
termudah adalah berjalan mengikuti di belakang pemandu jalan yang telah
terbukti menempuhnya dengan baik, inilah prinsip dasar yang sederhana
dari proses mentoring itu. Hanya saja untuk proses ini bisa berjalan
mudah dijaman ini, diperlukan terobosan aplikasi teknologi – agar proses
‘mengikuti di belakang’ ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
System yang akan membangun skills dengan cepat dan mudah itulah yang kami wujudkan dalam startup project SkillsWhiz
– yang bahkan Anda dapat terlibat dalam kepemilikannya. Bayangkan bila
negeri dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah ini bila ditopang
oleh skills worker yang melimpah di segala bidang, insyaAllah negeri ini
akan sangat perkasa !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar