Oleh: Muhaimin Iqbal
Citronella bukan nama gadis, tetapi dia merepresentasikan segala sesuatu yang indah dipandang mata dan harum ketika dicium – yang dalam bahasa arab disebut thiib. Di dunia ada dua jenis citronella yaitu type Ceylon dan type Java, dan type Java inilah yang paling cantik diantara keduanya. Dia mengandung Geraniol dan Citronellal yang lebih banyak, sehingga dia lebih harum. Artinya Jawa dan Indonesia pada umumnya, seharusnya merajai basic industry berbasis citronella ini, mengapa belum ?
Meskipun
di dunia citronella sangat dikenal dan dibutuhkan di perbagai industri
seperti toiletries (sabun dan sejenisnya), parfum, cosmetics, pertanian,
dan bahkan juga industri makanan dan minuman – keberadaan tanamannya
sering kita abaikan di sekitar kita. Bentuknya seperti rumput karena dia
memang bangsa re-rumputan.
Tanamannya
biasa disebut sereh wangi (bukan sereh yang biasa dipakai masak), dan
nama latinnya yang banyak tumbuh di kita adalah Cymbopogon nardus. L.
karena dia bangsa rumput-rumputan, dia mudah sekali hidup dimana saja –
dimana rumput tumbuh, dia juga tumbuh.
Karena
kemudahan tumbuhnya di tanah-tanah kita, dan habitat terbaik dari
citronella terbaik memang juga di negeri ini – maka sungguh ironi besar
bila industri ini jutru belum berkembang secara optimal di negeri ini.
Permasalahan klasik seperti akses lahan, pasar, modal, pengetahuan dan belum
terbentuknya kelengkapan industri dlsb. dlsb. membuat si cantik ini
justru belum banyak dilirik di negeri sendiri. Selusinan pemain
citronella oil di dunia, tidak satupun yang berasal dari Indonesia.
Secara
ekonomi menanam citronella juga menjadi alternative yang sangat menarik
terutama untuk lahan-lahan yang selama ini idle, jangan lahan sawah
atau tegalan yang untuk produksi pangan – karena kalau orang tahu nilai
ekonomi citronella nanti tidak mau lagi menanam tanaman pangan. Mengapa
demikian ?
Menanam
padi, di tanah terbaik – otomatis juga tanah termahal – panen 3 kali
setahun @ 5 ton dengan harga gabah Rp 4,000-pun, hanya men-generate
income kotor Rp 20 juta per hektar per panen atau Rp 60 juta per hektar
per tahun. Sedangkan citronella di tanah tegalan yang keringpun –
otomatis harga tanah lebih murah, bisa menghasilkan turnover rata-rata
tiga kali dari turnover padi tersebut.
Bagaimana
dengan pasarnya ? sampai saat ini kami masih terus menggalakkan
penanaman citronlella ini karena demand yang datang masih lebih besar
dari yang bisa kami supply. Hanya saja potensi market ke-depan jauh
lebih besar dari market yang ada saat ini, dan pasar ke depan inilah
yang justru bisa kita create sendiri.
Bila
selama ini semua yang kita butuhkan dari bangun tidur sampai tidur
kembali, dari sabun, sampo, pencuci piring, pembersih ruangan, obat
nyamuk dlsb. dlsb. adalah hasil produksi industri – why not sekarang
kita produksi sendiri.
Membuat
sabun, sampo , cairan pembersih dlsb. sungguh keahlian yang sangat
mudah dipelajari. Sekitar 500-an orang akan belajar membuat home made
soap ini secara gratis 25 dan 26 November ini di Indonesia Startup
Center. Pelatihan sejenis insyaallah akan kita berikan di kota-kota lain
setelah ini.
Semua
pelatihan ini gratis karena didanai oleh Yayasan Dana Wakaf Indonesia
dalam project-nya yang disebut Essential Institute – menghadirkan ketrampilan dasar bagi masyarakat untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Bayangkan
sekarang bila mulai dengan satu saja jenis tanaman yang memang habitat
terbaiknya di negeri ini, memanfaatkan lahan-lahan yang selama ini tidak
produktif untuk menjadi sumber kemandirian dan kemakmuran baru –maka
kita akan menyadari betapa besar potensi kemakmuran negeri ini yang
selama ini kita abaikan.
InsyaAllah
seluruh skills yang dibutuhkan untuk mengolah citronella ini dari
pembibitannya sampai ke produk akhir di tingkat prosumers (produsen dan
consumers) – telah tersusun rapi di jajaran startup-startup baik yang
bergerak di komersial maupun social di bawah Indonesia Startup Center.
Bahkan
kalau Anda tertarik untuk terlibat dalam project ini dari hulu sampai
hilir, insyaAllah kami sudah bisa menyediakan lahannya, bibitnya, team
penanamnya – sampai melatihkannya menjadi product akhir.
Masyarakat yang tertarik bisa menghubungi kami di :
ceo@iou.id .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar