Dinar dan Ozone…

Ozone
Salah satu kurnia Allah Ta’ala bagi kita yang hidup dibumi adalah dilapisinya bumi dengan Ozone di lapisan stratosphere-nya. Ozone atau O3 adalah sebuah molekul yang terdiri dari tiga atom Oxygen.


Ketika sang matahari memancarkan sinarnya  kebumi; mayoritas dari sinar matahari tersebut sangat bermanfaat bagi kita yang hidup di bumi ini – namun ada salah satu sinarnya yang tidak nampak oleh mata telanjang yang disebut  sinar ultra violet yang dapat membahayakan kehidupan.

Ketika sinar ultra violet ini mengenai Ozone, maka energynya (daya rusaknya) terserap oleh Ozone ini dan memisahkan salah satu atom Oxzygen dari molekulnya. Sinar lain yang nampak oleh mata tidak bisa merusak Ozone sehingga ‘diteruskan’ ke permukaan bumi.

Dengan kurnia Ozone ini kita bisa hidup nyaman dimuka bumi sampai hari ini, pada waktunya nanti akan tiba ketika Ozone tidak cukup lagi untuk menahan sinar ultraviolet dari matahari – maka barangkali saat itulah kiamat terjadi.

Namun setiap kita bisa berperan untuk  mencegah atau setidaknya menunda hilangnya lapisan Ozone ini, antara lain dengan menggunakan energy secukupnya baik itu untuk lampu, kendaraan, komputer (matikan komputer saat tidak digunakan) dlsb.
Sama dengan Ozone, emas diciptakan oleh Allah untuk melindungi manusia dari mumalah yang tidak adil. Menurut Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, emas dan perak diciptakan oleh Allah untuk menjadi hakim yang adil dalam bermuamalah. Oleh karenanyalah penggunaan emas untuk keperluan—keperluan tertentu seperti tempat makan minum, perhiasan laki-laki, ditimbun dlsb. adalah terlarang karena ini akan menghilangkan emas dari fungsi yang sesungguhnya.

Fungsi sebagai hakim yang adil ini tidak tergantikan oleh uang kertas, sebagaiamana fungsi Ozone di bumi kita yang tidak tergantikan oleh benda langit lainnya.

curr
Mau tahu buktinya bahwa uang kertas tidak bisa adil ?, perhatikan grafik disamping yang saya buat hanya dibagian ekor (1 tahun terakhir) dari grafik saya sebelumnya (tulisan tanggal 24 januari 2009).

Sebagian besar kita sudah bekerja sama kerasnya dengan orang-orang Jepang, Eropa dan Amerika, tetapi mengapa yang kita hasilkan (Rupiah) nilainya berkurang tinggal 19% dalam 10 tahun terakhir; sedangkan mereka yang di Jepang masih 33%, di Eropa masih 38 % dan di Amerika masih 31% ? .

Dengan trend semacam ini orang-orang yang hidup di negeri yang uangnya relatif lebih lemah dibandingkan uang negeri lain, maka makin lama makin miskin dan makin tidak bersaing. Hasil kerja keras mereka – tidak mendapatkan penghargaan yang semestinya bila dilihat dari kacamata global.

Setiap saat uang kertas kita terdepresiasi relatif terhadap mata uang lain seperti 6 bulan terakhir – maka secara otomatis kita bertambah miskin pula secara global. Kita seperti hidup di bumi yang tidak ber-Ozone.

Tetapi ini insyaallah belum kiamat, artinya masih berpeluang akan adanya ‘Ozone’ yang sesungguhnya dalam system keuangan kita – maka setiap  kitapun bisa mulai menyiapkannya agar kelak anak cucu kita bisa hidup di lingkungan system financial yang adil. Menyiapkan system keuangan berbasis Dinar adalah salah satunya yang bisa kita lakukan. Wallhu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar