Doom and Gloom 2009 : Bagaimana Kita Bisa Selamat… ?

doom
Nampaknya ada perubahan sikap dari petinggi kita akhir-akhir ini tentang bagaimana memandang krisis keuangan yang sedang melanda dan bagaimana mengkomunikasikannya ke rakyat.
Bila sebelumnya terkesan setengah ditutupi seolah badai finansial tidak akan berdampak serius terhadap negeri ini, kemarin saya sempat membaca running text di salah satu televisi nasional dimana presiden kita menyatakan bahwa tsunami krisis finansial tengah melanda Indonesia.

Keterbukaan ini menurut saya lebih baik, agar rakyat siap dan agar seluruh elemen bangsa mengantisipasi dan mempersiapkan diri menghadapi paceklik besar yang bisa saja terjadi di tahun 2009 dan tahun-tahun sesudahnya.

Begitu burukkah tahun depan ?, berikut saya ambilkan prediksi tahun 2009 untuk ekonomi Amerika Serikat – yang selama ini menjadi referensi ekonomi dunia. Prediksi ini ditulis oleh Roger Wiegand yang dipublikasikan di Kitco.Com – referensi utama di pasar emas dunia, jadi penulis maupun situsnya cukup dapat dipercaya.
Inti dari betapa buruknya ekonomi Amerika Serikat tahun depan dan tahun-tahun sesudahnya dapat digambarkan sebagai berikut :

·       Akan terkuaknya kegagalan housing mortgage yang lebih besar dari yang selama ini terungkap.
·       Rentetan gelombang besar kegagalan kredit kendaraan bermotor dan repossession.
·   Sekitar US$ 40 Milyar gagal bayar dari kartu kredit yang akan menenggelamkan bank-bank yang mengeluarkannya.
·       Gelombang kegagalan kredit komersial, tutupnya took-toko, perkantoran dan sektor komersial lainnya.
·       Kegagalan terbesar akan datang dari kegagalan Credit Swap Default (CDS) yang skalanya bisa mencapai US$ 500 trilyun.

Lima hal besar tersebut diatas akan menimbulkan serangkaian kesengsaraan baru yang belum pernah di alami sebelumnya oleh bangsa Amerika yang antara lain akan berupa :

·       Dow Jones Index yang saat ini masih berada pada kisaran 10,000 –an akan bisa turun serendah-rendahnya sampai tinggal 1,500-an.
·       Tingkat pengangguran yang pernyataan resmi pemerintahnya masih single digit, kondisi sebenarnya sudah mencapai 16 %-an, akan terus meningkat hingga mencapai 30% - 40 %.
·       Jumlah penduduk yang menerima santunan sosial saat ini 11 juta dan sekitar 700,000 anak setiap hari kelaparan; akan meningkat menjadi 35 juta-an dan tentu akan lebih banyak lagi anak-anak yang memerlukan pertolongan.

Nah kalau Amerika saja yang selama ini menjadi guru dan rujukan ekonomi kita – karena mayoritas ekonom kita belajar di sana atau setidaknya belajar dari buku-buku tulisan pemikir mereka – sesuram ini masa depannya, apa jadinya ekonomi Indonesia kedepan ?.

Ibarat belajar silat, kita tahu suhu kita sudah kalah dengan musuh-musuh alami yang dihadapinya – masihkah kita tetap berguru sama dia ?. Kalau kita ingin selamat tentu kita tidak lagi mengandalkan suhu tersebut, saatnya mencari suhu yang paripurna ilmu-ilmu dan jurus-jurusnya.

Dimana kita bisa memperoleh suhu yang paripurna ini ? Dimana lagi kalau tidak dari uswatun hasanah kita Rasulullah SAW dengan kitab yang dibawanya Al-Quran dan Sunnah beliau. Bahkan dijanjikan oleh beliau selama kita berpegang pada dua hal tersebut, kita tidak akan pernah tersesat selamanya.

Untuk menghindari krisis ini misalnya, kita bisa selamat kalau bisa memisahkan (decoupling) system ekonomi kita dari system ekonomi kapitalis.  Jangan terlalu terpusat pada effort menyelamatkan nilai uang Rupiah kita sampai menghamburkan begitu banyak cadangan devisa kita.

Fokus hendaknya pada sector riil, yang kunci mengantisipasi dan menghadapi pacekliknya sudah ada Al-Quran yang agung :

“…..Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) secara sungguh-sungguh....” (QS 12:47).

Negeri kita subur, semua yang kita butuhkan ada di sini. Dari bahan pangan, pakaian sampai kebutuhan energy semua ada secara melimpah – hanya kesalahan manajemen (karena salah berguru !) yang memungkinkan kita menderita krisis dan kemiskinan.

Kalau semua kita mau mengikuti petunjukNya dengan mencontoh apa yang dilakukan Yusuf A.S. misalnya; bukan mustahil Indonesia akan seperti Mesir dalam pemerintahan Yusuf A.S. 

Ketika semua negeri-negeri mengalami paceklik yang sangat dasyat – negeri Yusuf justru dalam kondisi makmur.  Bukan hanya kemakmurannya cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduknya – bahkan cukup untuk membantu penduduk-penduduk negeri lain yang datang meminta pertolongan.

Ya Allah maha benar firmanMu; maka mudahkanlah kami dalam mengikuti petunjukMu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar