Investasi Alternatif : Ternak Sapi Dengan Hitungan Dinar…

Lembu Ageng
Saya tetap konsisten dengan pendapat saya sebelumnya, bahwa investasi terbaik kita adalah dana kita yang kita infaqkan; yang kedua adalah sector riil yang dijalankan dengan baik, yang ketiga adalah investasi di Dinar, sedangkan investasi lainnya akan berada di urutan dibawahnya.


Untuk contoh investasi sector riil, kali ini saya ingin menulis sedikit tentang beternak sapi. Dua alasan mengapa subjek ini saya pilih, pertama karena ada program pemerintah yang mentargetkan Indonesia untuk swasembada daging sapi tahun depan.

Untuk mencapai swasembada daging sapi ini Indonesia akan  butuh lebih dari 14 juta ekor sapi, sedangkan sampai akhir tahun lalu berdasarkan data BPS – sapi kita tidak lebih dari 12 juta saja. Artinya kita masih butuh tambahan lebih dari 2 juta ekor sapi lagi. Karena kenyataan inilah yang membuat sampai sekarang kita masih mengimpor sekitar 28% dari kebutuhan daging sapi nasional kita.

Alasan kedua, karena setidaknya saya sudah mulai mencoba sendiri investasi di sapi ini – jadi sedikit banyak ada yang sudah saya pelajari tentang investasi ini.  Peternakan kecil-kecilan, namun kita cita-citakan insyaAllah menjadi besar ini secara berkelakar kita beri nama peternakan Lembu Ageng –Tapos (nantinya insyallah ada Lembu Ageng – Jonggol dst . tergantung lokasi yang kita pilih). Sapi dalam latar belakang ilustrasi disamping adalah salah satu Lembu Ageng koleksi kami.

Menguntungkan-kah investasi sapi ini ?; begini hitungannya diatas kertas : ( realitanya masih perlu diuji beberapa tahun kedepan ketika bisnis sapi ini menjadi bisnis yang mateng).

Secara konsisten saya gunakan Dinar sebagai tolok ukur; karena kalau ukurannya Rupiah atau uang kertas lainnya – dengan hasil 10 %-pun kita sudah merasa untung padahal hasil ini bisa jadi masih dibawah inflasi.

Dengan kaidah yang pernah saya jelaskan  sebelumnya dalam tulisan Bermuamalah Dengan Timbangan yang Adil, perkiraan saya harga sapi akan stabil pada kisaran angka 0.032 Dinar /kg berat kotor sapi – sebagaimana stabilnya harga kambing standar pada angka 1 Dinar selama lebih dari 1400 tahun !.

Dari ilmu per-sapian yang saya pelajari akhir-akhir ini; pertumbuhan berat badan sapi tergantung dari jenis sapi tetapi berkisar antara 0.35 kg/hari untuk sapi Bali sampai dengan 1.32 kg/hari untuk sapi Charolais.  Untuk gampangnya saya ambil saja angka terendah yaitu 0.35 kg berat kotor sapi/hari.

Artinya investasi sapi kita bisa menghasilkan 0.35 kg x 0.032 Dinar/kg berat kotor atau sama dengan 0.0112 Dinar/hari. Katakanlah separuh dari hasil kotor ini kita pakai untuk menggaji pegawai dan membeli pakan, maka insyaAllah kita dapat memiliki hasil bersih 0.0056 Dinar per hari atau 2.016 Dinar pertahun untuk satu ekor sapi. Kalu investasi bakalan sapi kita yang baik sekitar  6 Dinar/ ekor, maka hasil tersebut setara dengan 33.6 % dalam standar Dinar.

Hasil dalam standar Dinar 33.6% ini dapat kita konversikan ke Rupiah menjadi sekitar 72 % dan dalam Dollar menjadi sekitar 48%. Konversi ini dapat anda baca di tulisan saya tahun lalu tentang Dinar Investment Yield. Menarik bukan ?.

Inin masih hitungan di atas kertas, tetapi kalau kita jalankan dengan baik – insyaallah hasilnya tidak jauh berbeda dari hitungan diatas kertas yang konservatif ini. Inilah yang saya sebut bahwa investasi di sector riil yang berjalan dengan baik, insyallah akan memberikan hasil yang lebih baik dari investasi Dinar.

Untuk membesarkan ternak sapi ini dengan baik, saya masih membutuhkan mitra yang ahli dibidang peternakan atau kedokteran hewan yang berpengalaman dalam mengembangkan bisnis peternakan. Bila diantara pembaca ada yang tertarik dan sesuai dengan kwalifikasi yang saya butuhkan silahkan menghubungi saya langsung.

Siapa tahu sambil berinvestasi, kita bisa membantu program pemerintah untuk mencapai target swasembada daging sapi tahun depan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar