Dinar Islam Bukan Dinar Iraq

Pada awal-awal kami mengenalkan Dinar Islam, tidak sedikit yang bertanya apakah ini Dinar Iraq, apakah ini bukan MLM, apakah ini semacam Pohon Mas, apakah ini sejenis yang dipakai judi dulu itu, dll. Satu per satu Insya Allah akan kami coba terangkan. Untuk kali ini kami ingin mengungkapkan lagi bahwa Dinar Islam bukan Dinar Iraq. Sebenarnya nama mata uang "dinar" juga di pakai di beberapa negara Timur Tengah, di antaranya: Kuwait, Oman, Bahrain, Yordania dan Iraq. Dinar-dinar ini adalah uang kertas biasa (atau uang koin biasa), sedangkan Dinar Islam adalah uang emas 22 karat 4.25 gram. (Dengan pemikiran tertentu ada juga yang mencetak Dinar Islam dengan emas 24 karat.)

Likuiditas Dinar: Di Mana Anda Bisa Menukarkan Dinar Anda?

Dinar adalah emas 22 karat seberat 4,25 gram yang di Indonesia diproduksi langsung oleh Unit Bisnis Logam Mulia--PT. Aneka Tambang, Tbk (BUMN. (Sekarang Gerai Dinar juga bekerja sama dengan Perum Peruri untuk memproduksi dinar guna memenuhi kebutuhan dinar kita yang semakin membesar.) Karena terbuat dari emas, dinar bisa dijual di mana saja, tetapi ada tempat-tempat terbaik untuk menjualnya. Berikut urutannya:

ONH semakin murah dengan dinar

Ongkos Naik Haji di negara kita dalam rupiah terus naik dari tahun ke tahun. Mungkin Anda sudah tahu, dalam satuan Dinar ONH kita justru terus saja turun. Simak data sederhana berikut.

Tips Mengantisipasi Masa Depan Anda

Kita semua tentu mengiginkan masa depan yang lebih baik untuk diri kita dan anak cucu serta saudara-saudara kita. Berikut tip sederhana dari pendiri Gerai Dinar.

Emas dalam Islam

Tidak ada aturan atau hukum lain di mana pun di dunia ini yang mengatur penggunaan emas sedetail syariat Islam. Perintah agar harta selalu berputar (al-Hasyr: 7) adalah kuncinya. Kalau emas ini benar-benar bisa berputar, maka jumlah tidaklah jadi masalah. Sedikit yang berputar akan cukup, sebaliknya sebanyak apa pun yang ditimbun atau diribakan tidak akan pernah cukup. Jadi, untuk cukup kuncinya adalah:
  1. Harta selalu berputar
  2. Tidak menimbun
  3. Tidak riba
  4. Tidak menggunakan emas sebagai tempat makan dan sejenisnya
  5. Laki-laki tidak menggunakan perhiasan emas
 (Muhaimin Iqbal dalam "Dinarnomics")

Belajar Dari Reka-Ulang Keberhasilan Dagang Abdurrahman bin ‘Auf..

Oleh Muhaimin Iqbal   
Dimuat pertama kali: Kamis, 14 April 2011 07:45

Ketika menonton tayangan sepak bola di televisi kita sering disuguhi tayang ulang dalam bentuk slow motion atau gerak lambat yang menunjukkan bagaimana goal-goal indah itu terjadi. Ketika kita menontonnya langsung, kita hanya tahu suatu goal terjadi – tetapi bagaimana prosesnya sering tidak tertangkap karena biasanya berlangsung dengan sangat cepat. Konon para pelatih sepak bola dan para pemainnya juga menggunakan tayangan gerak lambat ini untuk mempelajari setiap keberhasilan dan juga kegagalan. Untuk keberhasilannya agar bisa diulangi, sedangkan untuk kegagalannya agar bisa dihindari.