Bagaimana Spekulan Menghancurkan (Ekonomi) Dunia...

Meskipun dengan pengalaman 21 tahun di pasar pengelolaan risiko dan investasi, saya tetap tidak mudah untuk dapat memahami bagaimana spekulan menghancurkan ekonomi Indonesia (1997/1998) , Amerika (2008) dan Eropa (2010). Sampai baru-baru ini membaca tulisan sederhana dari Dr. Jeffrey Lewis dari Silver Coin Investor , yang setelah saya corat-coret dalam gambar di bawah – saya ketemu gambarannya yang sederhana tentang masalah ini.

Pasar 30, 60 dan 160 Juta Orang, Siapa Yang Punya...?

Berdasarkan data dari Internet World Stats yang untuk Indonesia nampaknya menggunakan data APJII, penetrasi pengguna Internet di Indonesia masih menempati ranking paling rendah dibandingkan negara-negara ASEAN. Penetrasi kita baru mencapai 12.5%, dibandingkan Singapore yang mencapai 72.4% - bahkan pendatang baru Vietnam sudah mencapai 25.7%.

Bila Dana Umat Bisa Digerakkan Secara Efektif...

Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda menjadi wilayah Indonesia, termasuk bagian barat dari Pulau Papua. Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda. Mengapa Belanda ngotot dengan wilayah ini ?, ternyata tidak masuk dalam buku-buku sejarah, bahwa sejak tahun 1936 sebenarnya Belanda sudah tahu bahwa di wilayah tersebut terdapat salah satu cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia.

Gaza dan Palestina Tidak Butuh Kita, Kitalah Yang Butuh Mereka...

Tulisan berikut adalah up date terakhir yang saya peroleh dari Kafilah Freedom Flotilla menuju Gaza yang dikirim oleh seorang Ibu Rumah Tangga yang juga wartawan - yang saat ini berada di salah satu kapal-kapal tersebut bersama suaminya. Di tengah ancaman serangan Israel yang berseliweran setiap saat , sisi-sisi kemanusiaan wajar menggoda para penumpang kapal-kapal tersebut.  Namun saya kagumi  cara Bu Santi dan Suaminya Pak Dzikrullah menjaga keikhlasan niat di jalan Allah ini, saya share di sini bukan karena mereka ingin kisahnya disebar luaskan - tetapi kitalah yang perlu belajar dari keihkhlasan keluarga ini.

Kinerja Emas/Dinar Dalam Dasawarsa Terakhir...


Bagi kita yang tumbuh di zaman ini, kalau mendengar istilah investasi – maka yang terbayang adalah saham, reksadana, deposito, asuransi, sukuk dlsb. Orang tua kita dahulu kebanyakan tidak mengenal istilah investasi, tetapi mereka mengenal tabungan. Tabungan yang mereka kenal juga agak berbeda dengan kita sekarang. Mereka lebih familiar dengan sawah, ternak, kebun dan yang juga secara luas dikenal adalah emas.

Survival Strategy : Beyond Currency…

Beyond Currency
Yang paling sering disalah pahami orang tentang gerakan saya menyebar luaskan Dinar – adalah seolah saya menafikan keberadaan uang kertas. Padahal tulisan saya yang paling popular di web ini dengan judul “Mengelola Uang Berdasarkan Fungsinya…” yang telah dibaca lengkap (bukan hanya penggalannya) oleh lebih dari 10,000 orang, justru mengakui fungsi uang kertas sebagai alat tukar ini.

Enam Alasan Mengapa Kita Justru Butuh Emas/Dinar Di Era Ekonomi Global…


Dalam beberapa pekan terakhir ini kita bener-bener merasakan betapa terintegrasinya ekonomi dunia sekarang. Bahkan krisis di Negara yang sangat jauh baik dari sisi geografis maupun dari sisi hubungan ekonomi-pun, dampaknya dapat kita rasakan sampai negeri ini.  Rupiah bisa lunglai, saham-saham di Indonesia Stock Exchange ikut anjlog – padahal pusat epicentrum gempa financial dunia-nya ada nun jauh di Yunani sana.