Undangan Workshop : Green Deen, Green Lifestyle

Rabu, 2 Juli 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Gaya hidup hijau kini melanda di hampir semua aspek kehidupan seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kerusakan lingkungan yang meluas di tingkat global. Mulai dari green car, green energy, green building, green industry bahkan sampai ke dunia investasi dikenal adanya green investment dalam bentuk green bond dlsb. Orang bersedia membayar lebih untuk sesuatu yang diberi label atau disertifikasi ‘green’. Padahal untuk menjadikan sesuatu itu ‘green’ sebenarnya tidak sulit-sulit amat, tinggal mengamalkan syariat yang ada di ‘green deen’ ini – yaitu satu-satunya agama yang dengan sangat detilnya memberi petunjuk  untuk bagaimana melestarikan kehidupan.


Secara eksplisit umat Islam ini diperintahkan untuk menjaga keseimbangan di alam dan sangat dilarang untuk merusak keseimbangan itu ;

“…Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, dan tetumbuhan dan pepohonan keduanya tunduk kepadaNya, dan langit telah ditinggikanNya dan Dia ciptakan kesimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan/timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan/timbangan itu…” (QS 55 :5-9)

Bila sampai kita lalai dengan merusaknya, maka kita-pun akan diingatkan olehNya untuk segera kembali ke jalanNya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS 30:41)

Kita diberi tahu caranya, bagaimana Dia menghidupkan bumi yang mati sekalipun (QS 36:33) – agar kita bisa menjalankan tugas dariNya pula untuk memakmurkan bumi ini (QS 11:61). Kita diberi contoh-contoh KPIs (Key Performace Indicators)-nya bila kita berhasil memakmurkan bumi ini, yaitu negeri ini akan dipenuhi dengan kebun di kanan kiri kita (sejauh mata memandang), penduduknya makan dengan cukup dari hasil kebun ini, penduduknya pandai bersyukur dan  hingga Allah-pun akan memberi penilaian negeri kita sebagai negeri yang baik dan Dia Maha Pengampun – Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafuur (QS 32:15).

Untuk bumi yang sudah hidup – sudah hijau royo-royo, tetapi kemakmuran belum datang juga – dalam bentuk berbagai mankanan dari jenis daging, susu dan buah-buahan yang masih terus kita datangkan dari negeri lain, maka petunjuk detilnya untuk mengkoreksi produktifitas lahan ini juga sudah diberikanNya – yaitu dalam bentuk penggembalaan ternak ditempat-tempat turunnya hujan dan ditempat tumbuhnya pepohonan (QS 16:10). Dari penggembalaan inilah kemudian kita akan bisa memiliki kebun dari segala macam buah-buahan (QS 16:11).

Untuk mengatasi krisis air bersih dunia, petunjukNya juga sudah sangat jelas. Yaitu dengan membangun kebun-kebun kurma dan anggur yang berdaya guna ganda,  dia menghasilkan buah-buahan sebagai sumber makanan kita sekaligus memancarkan mata air (QS 36:34). Bahkan ketika pohon-pohon kurma tersebut semakin banyak, anak-anak sungai-pun akan mengalir dibawahnya (QS 19:24)

Ketika dunia panik dengan menurunnya cadangan non-renewable energy – sementara renewable energy yang bisa dijagokan belum jelas bentuknya, bagi orang beriman arah pengembangan renewable energy itu sudah sangat jelas – yaitu dari pepohonan yang hijau (QS 36:80 dan QS 56:71-72).

Walhasil seluruh aspek yang membentuk gaya hidup hijau dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pangan, energy, air dan udara bersih itu telah secara lengkap petunjuknya diturunkan olehNya lebih dari 14 abad sebelum manusia modern di dunia memikirkannya.

Teorikah ini semua ? insyaAllah bukan sebatas teori. Langkah-langkah awal menuju kesana telah kita mulai dengan konsep Kebun Al-Qur’an, WATANA (Wana ,Tani dan Ternak), iGrow dlsb. Buku-buku teknis implementasi  telah ditulis, bibit-bibit tanaman Al-Qur’an telah mulai berhasil dikembang biakkan dan mulai ditanam dan bahkan penggembalaan ternak-pun telah dimulai.

Maka pada bulan Ramadhan ini, insyaAllah kami akan adakan workshop khusus untuk sharing pengalaman bagaimana menggunakan petunjukNya tersebut untuk menjawab masalah-masalah kontemporer – dengan Kebun Al-Qur’an sebagai contoh atau model. Dari contoh pengamalan ayat-ayat tentang berkebun – untuk mengatasi kebutuhan dasar manusia Food, Energy, Water (FEW) plus clean air  ini – insyaallah akan bisa menginspirasi peserta workshop untuk mulai benar-benar mengamalkan Al-Qur’an dalam menjawab semua problem kehidupannya (QS 16:89)  secara adil dan seimbang.

Selain pembicara dari kami (GeraiDinar & Sahabat Al-Aqsha), dalam workshop ini insyaAllah juga akan hadir pembicara pakar tafsir Al-Qur’an Dr. Mustafa Umar, Lc. MA. Workshop tidak dipungut biaya, dan silahkan dicatat tempat dan waktunya sebagai berikut:

Masjid Baitul Ihsan – BI
Kompleks bank Indonesia, Jl. Budi kemuliaan 23 Jakarta Pusat.
Hari Ahad, 6 Juli 2014  mulai pukul 09:00 s/d 15:00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar